Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ad.adryAvatar border
TS
ad.adry
Hari Lamaran yang ditunggu-tunggu, akhirnya tiba juga.
Sebelum membaca ceritaku yang ini, FYI nih..!!, ceritaku ini bersambung2 gan, jadi harap dibaca dari awal ya gan, terimakasih.

Berikut index cerita nya:
1. Dari 8 tahun yang lalu, hingga saat ini, ku rangkum semua cerita hidupku disini !

Habis membaca cerita yang di atas, barulah berlanjut kesini gan...!!

Lanjutannya.....

Tidak sampai seminggu setelah abg nya menjumpai ku, aku ditelpon lagi sama mama nya, inti dari pembicaraan, mama nya meminta aku agar segera menikahi anak nya, karna mama nya tidak percaya kepadaku, mama nya selalu berpikiran aku sudah meniduri anaknya. Jadi karna memang sudah tujuan kami untuk menikah, aku langsung menjawab, kami akan menikah jika tabungan kami sudah cukup, dan aku menargetkan 6 bulan lagi, tabungan itu akan cukup.
Si calon mertua justru menanyakan target tabungan ku itu berapa, aku sebut seadanya, yaitu 50jt dan memang segitu target kami untuk menikah.

Si mertua malah memberatkan semua ke aku, aku dimintai untuk menyiapkan uang hantaran, dan semua biaya pesta dirumahnya aku yang menanggung dengan uang tabungan itu, yang mana itu pasti tidak akan cukup, jadi aku ceritakan semua itu dengan si istri, Si istri langsung menelpon ke mama nya, dan marah2 ke mamanya, yang aku ingat si istri bilang begini "Yang akan menikah itu dek, yang menanggung beban hidup itu dek, mama kenapa ikut campur dengan semuanya, mama kira dengan kata2 mama tu dapat meringankan beban kami disini, gk loh, dek mau menikah dengan bg AD, karna dek tau dengan dia, karna dek kenal dengan dia, yang akan menjalani kehidupan dengan dia itu dek ma, bukan mama, jadi mama gk berhak melarang atau memberatkan bg AD soal pernikahan ini, kalau mama bilang mama capek membesarkan dek, itu mama juga salah besar, karna dek dari kecil selalu terlantar ma, dek selalu mama titip dengan sodara2, karna itu dek merasa gk punya mama, dulu dek hidup sendiri, sekarang dek hidup bersamadengan bg AD, jadi mama jgn memberatkan hidup bg AD, karna itu juga akan memberatkan hidup dek". Dan akhirnya mama nya mematikan telpon tanpa salam.

Pada malam itu, dia menangis tak berhenti karna mengingat perkataan mamanya, dan dia pulak yang berinisiatif untuk nginap di hotel saja, karna dia gk mau org di kosan tau, kalau dia menangis.
Aku antar dia ke hotel, dan aku tinggalkan dia disana, aku langsung kembali ke kosanku. Tidak lama setelah aku sampai ke kosan, dia menelpon ku untuk kembali ke hotel, karna dia bilang dia pengen makan.
Ya sudah, aku jemput dia kehotel, aku tunggu dia di lobby, lama juga aku menunggu di lobby, dan aku berpikir mungkin dia lagi makeup untuk menutupi bekas mata yang sudah menangis lama itu.

Akhirnya dia turun juga, dan kami langsung pergi mencari makan, sepulang makan aku antar kembali ke hotel, sampai di lobby hotel, dia memegang erat tanganku, menahanku agar tidak langsung pergi, dia memintaku untuk menemaninya dulu, nanti pulang kalo dia merasa sudah tenang.
Ok aku temani dia dikamar, sampai akhirnya kami cium2an seperti biasa.
karna semakin tidak terkendali, aku langsung minta maaf, dan aku langsung keluar dari kamarnya, aku tidak mau itu terjadi.

Sesampainya di kos, dia menelpon aku, dia minta maaf ke aku, dan aku bilang ke dia, justru aku yang minta maaf, lalu dia berkata, semestinya abg gk perlu malu lagi, kan kita juga akan segera menikah katanya, aku pengen kita tidur berdua, gk mau pisah2 lagi katanya, dan aku menjawab, ya memang kita akan segera menikah, tapi lebih baik kita tahan dulu, karna dengan begini saja orang tua mu sudah menuduh aku yang bukan2, lalu dia menjawab, ya mau gimana lagi, mama tu aja yang gk suka sama abg, terus dia berpikiran yang bukan2 tentang abg, tapi dek minta maaf ya bg, karna mama sudah perlakukan abg begitu, ya gpp lah dek, suatu saat dia akan mengenali abg, dan dia akan memuji abg sebagai menantunya nanti, hiburku kepadanya.

Sebulan kemudian, aku dan si istri pulang ke kota "D" dimana orang tua nya tinggal, dalam rangka menyelenggarakan acara lamaran dan pertungan kami, aku sudah berkoordinasi dengan keluarga ku, agar kita langsung berjumpa di kota "D" saja, agar aku tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk kesana kemari.
Sesampai di kota "D", karna kami sampai di kota itu sudah terlalu malam, aku langsung menginap di hotel, dan si istri langsung pulang kerumah orang tuanya.

Keesokan hari nya, orang tuaku sudah sampai di depan hotel tempatku menginap, dan mereka langsung bersiap2 untuk menghadiri acara lamaran ku ke rumah si istri.
Oh ya, FYI, untuk acara lamaran ini, semua persiapan di rumah si istri, itu menggunakan uang tabungan kami, orang tuanya tidak sedikitpun mau membantu, termasuk kakak dan abg nya, jadi 3 hari sebelum hari H ini, aku sudah mengirimkan uang kepada mama nya, memang seluruh uang nya di peruntukkan untuk acara ini, tapi menurutku acara lamaran ini terlalu lebay, dan ekspektasiku acara lamaran begini tidak perlu sampai mengundang orang ramai, mengundang keluarga, sepupu dan family dekat saja sudah cukup, ini tidak, semua tetangga disekitar di undang, udah hampir seperti acara pernikahan sesungguhnya.

Aku sempat menyampaikan keluh kesah ku ini kepada si istri, dan si istri juga sepemikiran dengan ku, tapi ya sudahlah, sudah terjadi, dan tidak mungkin juga semua tamu di usir kan? gila aja, hahahaha.

Dalam acara lamaran ini, keluargaku dan keluarga si istri sampai berdebat hebat, ya semua itu bermula dari mamanya juga, masih juga mama nya tidak mengingin kan anak nya untuk menikah dengan mulus, padahal kemaren mama nya ingin segera menikahkan kami, karna dia takut malu nanti sama tetangga, kalo anak nya hamil diluar nikah.
Hingga akhirnya si istri angkat bicara, terulang lagi kata2 yang sebelumnya pernah diucapkan nya di telpon pada waktu itu ke mamanya, sampai semua terdiam, aku ikutan berdiri, dan langsung menghampiri si istri, aku berusaha menenangkan nya.
Aku bilang kedia, aku tidak ingin punya istri yang selalu melawan keorang tuanya, jika memang mama tidak bisa menerima aku, tidak apa, lebih baik kita sudahi semuanya, aku tidak mau membuat keluarga ku malu disini.

Lalu aku mengajak semua keluargaku keluar dari rumah itu, belum sempat semua keluar dari rumah, si calon abg ipar menghampiriku, dan meminta aku untuk tenang, memohon maaf dan aku disuruhnya agar menunggu sebentar di teras rumah bersama keluarga ku.

Tidak lama, mungkin sekitar 15 menit, aku di panggil oleh abg nya, di suruh untuk masuk lagi bersama keluarga. Pada saat itu aku lihat kondisinya si istri sudah berhenti menangis, si mama, sudah tidak berbicara lagi, dengan air mata berkaca kaca juga. Jadi abg nya yang melanjutkan pembicaraan dengan keluargaku, karna kejadian itu, keluargaku juga tidak dengan senang hati melepasku untuk menikahi si istri, tetapi aku berusaha membujuk dan memberi pengertian, begitu juga dengan si calon abg ipar, dia pun ikut membantuku memberi pengertian kepada keluargaku, dan akhirnya abg nya dengan keluargaku saat itu langsung menetapkan waktu dan tempat pernikahan kami.

Selesai dari acara lamaran itu, semua keluargaku langsung kembali ke kota mereka masing2, orang tuaku juga langsung pulang ke kampung halaman ku, aku di tinggal sendiri di hotel dimana aku menginap di kota "D" itu, karna tiketku untuk kembali kekota "B" di hari esoknya.

BERSAMBUNG.... Kesini

Semoga agan-agan tidak bosan membaca thread ku ini, eh ini termasuk kategori curhatan ku juga loh, aku akan minta pendapat pada saat akhir cerita ku nanti.
Jadi saya harap agan agan membaca thread saya dari awal sampai akhir nanti.
Diubah oleh ad.adry 17-01-2024 10:45
sormin180Avatar border
bigjerroAvatar border
bigjerro dan sormin180 memberi reputasi
2
252
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan