Hello reader, salam kenal, cukup kenali aku sebagai AD saja ya, agar lebih nyaman bagiku untuk bercerita disini, dan dan kemungkinan nanti akan ada aib ku sendiri juga akan tercurahkan disini.

Perkenalkan, aku AD, aku lelaki tambun, memiliki badan yang sangat sehat (kalau di kelas balita, hahaha), aku berumur 30 tahun saat ini.
Aku anak pertama dari 4 bersaudara, dan sudah memiliki anak satu.

Bang istrinya kok gk disebut? nah ini yang menjadi problema hidupku selama ini, aku akan ceritakan kisahku disini, semoga semua yang membaca dapat hikmah dari cerita ku, dan syukur2 dapat memberikan masukan untukku.

Lets start my story:
Aku menikah pada tahun 2018 lalu, dan anak pertamaku lahir pada tahun 2020.
Cukup terlambat aku mendapatkan anak, bukan karna aku dan si istri menunda, tapi memang rejeki dari Allah yang agak terlambat.

Pernikahan dengan sang istri memang tidak semulus dan semudah pernikahan orang lain, karna pada awalnya keluarga pihak istriku tidak menyetujui kami untuk menikah, karena keluarganya memang tidak mengenali ku dengan baik.

Jadi aku menikahi istriku atas perasaan kami yang sama sama suka, dan kami percaya dengan kata "toh yang menikah aku, yang akan menjalani aku, untuk apa peduli sama mereka yang tidak menyetujui kami bersama, dari pada kami berujung dengan perzinaan, lebih baik kami menikah, halal di hadapan Allah SWT".
Berhubung aku anak pertama, yang selalu mandiri tentang keuangan, aku tidak mau merepotkan keluarga ku. Jadi kami berusaha menabung berdua, kami sama sama bekerja di kota "B".

Oh ya, istriku ini anak bungsu, tetapi dia tipe org yang mandiri dari kecil, jadi dia tidak pernah dipermasalahkan mau merantau kemanapun sama orang tuanya, btw, si istri dia sudah tidak memiliki bapak, alias sudah almarhum.

Sudah 4 bulan bekerja di kota "B", akhirnya ketahuan sama ortunya, kalo si istri bekerja di kota "B" yang notabene, ortunya tau kalau aku tinggal dan bekerja dikota yang sama. Sampai aku di telpon2 keluarganya, aku di maki2 dan aku dituduh sudah membawa anak nya lari ke kota tersebut. Sampai aku juga dituduh sudah menghamili si istri.

Disini saya bercerita jujur ya, pada saat itu, kami sudah berpacaran kurang lebih 2 tahun. Dan kami memang tidak pernah melakukan hal hal di luar batas berpacaran.
Kami berpacaran hanya sebatas cium2an saja, walaupun banyak kemungkinan yang dapat aku ambil untuk melakukan itu bersamanya, kami tinggal di kos kosan yang berbeda, berjarak 500 meter dari kos ku ke kosannya.

Hingga pada akhirnya Mama nya menelpon ke handphone ku pada saat kami sedang berdua di teras kosan ku, mamanya menyebutkan akan mengirim abg dari istriku ini untuk menemui ku di kota "B". Aku menyanggupinya, aku bilang aku tidak akan lari, karna aku bukan tipe pria pengecut, si istri yang takut dengan abg nya yg akan datang, aku mah biasa aja, toh aku gk pernah melakukan kesalahan terhadap adik perempuannya.

Singkat cerita, sampai dihari dimana calon abg iparku tiba, aku menawarkan, akan menjemputnya ke bandara, tapi dia tolak, dengan alasan dia bisa datang sendiri, karna dia memiliki teman di kota "B" ini. Ya sudah, aku memberikan alamat kosanku, dan alamat kosan si istri.

Berjumpa lah aku dengan calon abg iparku ini di kosanku. Si istri masih bekerja, dia kerja sering lembur, dan dia juga kerja selalu ganti shift tiap minggu nya, maklum kerja di pabrik, pasti kerja nya shift shift-an, sedangkan aku, aku bekerja sebagai staff di pabrik lain, jadi aku bekerja lebih santai dari pada si istri.

Pada awal ngobrol, memang calon abg iparku ini sangat tegas, maklum menjiwai sebagai calon abg ipar, jadi aku di introgasi sama dia, dia tanya2 tentang hubungan kami, sudah sampai dimana hubungan kami, kami sudah ngapain aja, pokok nya aku ditanyai sampai ke hal hal yang tabu oleh abg nya ini.
Dan aku pun menjawab dengan jujur dan sampai menyebut sumpah-sumpah kepada abg nya, bahkan aku menawarkan agar cek visum saja kondisi tubuh adik mu, jika memang dia sudah tidak perawan, aku terima segala tuduhan keluargamu kepadaku, walaupun aku juga sedikit ragu untuk menyebutkan itu, karna yang aku takutkan, aku gk tahu adik nya sudah berhubungan dengan siapa sebelum berhubungan dengan ku, bisa aja si istri sudah pernah dengan mantannya kan.

Gak lama stelah berdebat hebat dengan calon abg ipar, akhirnya adiknya pulang juga dari bekerja, karna kosan nya melewati kosan ku, jadi aku selalu dapat melihat dia pulang di antar bus karyawan hingga depan simpang masuk ke perumahan itu.

Aku sampaikan ke abg nya, bg itu dia sudah pulang, kalau abg masih belum percaya samaku, mungkin abg bisa lebih mempercayai adik abg sendiri. Dipanggilah dia saat tepat melewati depan kos ku.
Terus abg iparku ini, mengambil tasnya, dan pergi bersama adik nya ke kosan putri itu, aku di tinggal sendiri.

Aku tidak tau apa yang terjadi di kosan putri itu, apa aja yang mereka bicarakan, hingga hari sudah larut malam, mungkin sekitar jam 9 malam, si istri menelponku, meminta tolong untuk mengantar abg nya ke hotel yang dekat dari kosan.
Aku sanggupi dan aku datang ke kosan si istri untuk menjemput si calon abg ipar, dan sebelum aku antar ke hotel aku juga menawarkan untuk menginap di kosanku saja, karna kosanku aku menggunakan kasur Quen, jadi bisa lah tidur berdua samaku aja, dari pada nginap dihotel, bisa lebih hemat biaya. Tetapi si abg dia gk mau merepotkan katanya, ya udah akhirnya tetap menginap di hotel.

Ke esokan harinya si abg langsung balik, karna dia juga punya pekerjaan di kota asalnya, dan tidak lupa berpesan kepadaku, agar menjaga adiknya.

BERSAMBUNG..... Kesini

Adakah yang relate cerita hidupnya dengan cerita hidup ku di atas?