Konglomerat RI, Prajogo Pangestu, kini menjadi orang terkaya di Indonesia. Ia menggantikan posisi sejumlah pengusaha lain seperti Hartono Bersaudara dan Low Tuck Kwong, karena jumlah hartanya meningkat signifikan sejak akhir 2023. Capain itu juga membuatnya dirinya saat ini menjadi orang terkaya nomor 24 di dunia dan nomor empat di Asia.

Dilansir dari Forbes The Real-Time Billionaire List, Jumat (5/1/2024) pukul 11.40 WIB, estimasi total kekayaan Prajogo Pangestu diperkirakan US$ 54,9 miliar atau Rp 855 triliun (kurs Rp 15.521). Kekayaan tersebut berasal dari bisnisnya yang bergerak di sektor petrokimia dan energi. Prajogo sukses menggeser posisi sejumlah konglomerat yang sebelumnya menduduki kursi orang terkaya di Indonesia.

Di posisi orang nomor dua terkaya di Indonesia, menurut Forbes, adalah Low Tuck Kwong. Ia mempunyai total kekayaan US$ 28,2 miliar atau Rp 437 triliun karena bisnis batu baranya, yakni Bayan Resources. Pria yang dijuluki 'Raja Batubara' ini adalah orang terkaya ke-57 di dunia.


Sementara itu, posisi orang terkaya ketiga dan keempat di Indonesia diduduki oleh Hartono bersaudara yakni R Budi Hartono dan Michael Hartono. Budi Hartono memiliki total kekayaan US$ 26,2 miliar atau Rp 406 triliun, adapun Michael Hartono memiliki kekayaan US$ 25,1 miliar atau Rp 389 triliun. Kekayaan keduanya berasal dari bisnis perbankan dan tembakau yakni BCA dan Djarum Group.


Berdasarkan catatan detikcom, kenaikan jumlah kekayaan Prajogo yang kini mencapai Rp 855 triliun tergolong cepat. Sebab, pada pertengahan Desember 2023, kekayaannya berada di angka US$ US$ 37,7 miliar atau sekitar Rp 585 triliun. Artinya kurang dari sebulan, harta Prajogo Pangestu meroket sekitar Rp 270 triliun.

Hal ini tidak terlepas dari pengaruh dua emiten miliknya yang belum lama ini melantai di bursa saham Indonesia, keduanya adalah saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Nilai saham kedua emiten itu mengalami kenaikan pesat tak lama setelah melantai di bursa. Bahkan saking melonjaknya nilai saham kedua perusahaan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) empat melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham dua emiten milik Prajogo Pangestu. BEI menilai kedua emiten mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Saham BREN tercatat melonjak sebesar 435% sejak pertama kali mencatatkan diri di BEI pada 9 Oktober 2023. Dari harga perdana Rp 975 per lembar saham, saham BREN kini sudah di level Rp 5.225 per lembar saham .Sementara CUAN, melonjak 145% dalam rentan waktu satu bulan. Pada 10 Oktober lalu, CUAN diperdagangkan di level 2.850, namun nilainya kini sudah di level Rp 7.000 per lembar saham. Jika ditarik dalam periode 3 bulan saat harga CUAN masih Rp 1.815, emiten ini menguat sebesar 285,67%.


Setelah harga kedua saham itu meroket, Prajogo pun diketahui terus melebarkan sayap di dunia usaha khususnya sektor energi bersih. Emiten Barito Renewables Energy miliknya, melalui anak usaha Barito Wind Energy dan ACEN HK (anak usaha dari ACEN Renewables International) diketahui baru saja menyelesaikan proses transaksi akuisisi aset-aset late-stage development pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi dan Lombok pada 3 Januari 2024 kemarin.

Dengan penyelesaian transaksi ini, Barito Renewables memperluas portofolio energi baru terbarukan di luar aset panas bumi. Kemitraan Barito Renewables bersama ACEN HK ini juga memperkuat posisi kedua perusahaan untuk menggarap potensi pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia. Ketiga aset milik Prajogo Pangestu ini memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 320 MW.
(rrd/rir)


[url]https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7125741/harta-tembus-rp-855-triliun-prajogo-pangestu-jadi-orang-terkaya-di-ri [/url]


terkaya gan