- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rakyat Papua Diminta untuk Tidak Menjual Hak kesulungan pada Pemilu 2024


TS
Novena.Lizi
Rakyat Papua Diminta untuk Tidak Menjual Hak kesulungan pada Pemilu 2024
Rakyat Papua Diminta untuk Tidak Menjual Hak kesulungan pada Pemilu 2024
Jumat, 5 Januari 2024 09:53 WIB

Ketua umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perkumpulan Penyandan Disabilitas Indonesia (PPDI) Papua Pegunungan, Sepi Wanimbo.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Orang Asli Papua (OAP) diminta untuk tidak menjual hak suara dengan murah pada Pemilu 2024.
Hal ini dikatakan Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Peyandang Disabilitas Indonesia Provinsi Papua Pegunungan, Sepi Wanimbo.
"Liat dari pengalaman 2018/2019 Pilkada, DPRD daerah, provinsi dan pusat ini keterwakilan orang asli Papua hampir sebagian dikuasai oleh teman-teman non Papua," katanya di Waena, Kota Jayapura, Kamis (4/1/2024).
Ia mencontohkan, jual beli suara pernah terjadi pada Pileg DPRD Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke, Wamena, Kota Jayapura, Nabire dan beberapa daerah lainnya.
Akibatnya, kursi parlemen diduduki oleh mereka yang bukan orang asli Papua.
"Setelah mendapat dukungan suara, masyarakat diabaikan dan setelah masanya sudah mulai habis lalu meminta dukungan suara ke setiap wilayah dan daerah," ujarnya.
Karenanya, Sepi mengimbau seluruh rakyat Papua berhenti menjual suara dengan nilai uang kecil.
Sebab, masa depan anak cucu lebih berharga untuk membangun Papua ke depan.
Ia mencontohkan di luar Papua seperti Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya, orang asli Papua tidak bisa mendapat kesempatan kerja sekecil apapun .
Sebab, peraturan daerah diatur secara ketat sehingga orang asli Papua sulit mendapatkan kesempatan kerja.
"Harusnya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap daerah itu sama porsinya karena itu bersainglah daerah masing-masing," ujarnya.
"Sekali lagi, sangat berharap hasabat sahabat non Papua silakan memberikan waktu kepada anak daerah, jangan mengambil alih jabatan karena sumber daya manusia Papua ini sudah sangat siap," tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat Papua untuk memberikan dukungan kepada anak asli daerah, namun selektif melihat sepak terjang dan integritas sosok yang akan didukung.
Terlebih, sosok caleg yang akan dipilih siap memperjuangkan hak rakayt kecil dan kaum tertindas.
"Sering terjadi setelah berangkat dari rakyat kecil artinya dipilih dari rakyat tetapi tidak pernah perjuangan hak rakyat, tetapi yang ada hanya memilih diam sampai masa waktu kerjanya abis begitu saja," ujarnya.
Ia mengatakan di Papua ini Injil terlebih dahulu masuk, lalu menyusul pemerintah daerah.
Untuk itu, siapapun wakil rakyat nantinya harus memperjuangkan keadilan, kejujuran, kebenaran sesuai ajaran Injil.
"Menjaga suara, menjaga harga diri, menjaga masa depan, menjaga dan menentukan hak hidup bagi orang asli Papua dalam pesta demokrasi 2024," ujarnya. (*)
https://papua.tribunnews.com/2024/01...da-pemilu-2024
Jumat, 5 Januari 2024 09:53 WIB

Ketua umum Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perkumpulan Penyandan Disabilitas Indonesia (PPDI) Papua Pegunungan, Sepi Wanimbo.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Orang Asli Papua (OAP) diminta untuk tidak menjual hak suara dengan murah pada Pemilu 2024.
Hal ini dikatakan Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Peyandang Disabilitas Indonesia Provinsi Papua Pegunungan, Sepi Wanimbo.
"Liat dari pengalaman 2018/2019 Pilkada, DPRD daerah, provinsi dan pusat ini keterwakilan orang asli Papua hampir sebagian dikuasai oleh teman-teman non Papua," katanya di Waena, Kota Jayapura, Kamis (4/1/2024).
Ia mencontohkan, jual beli suara pernah terjadi pada Pileg DPRD Kabupaten Jayapura, Keerom, Merauke, Wamena, Kota Jayapura, Nabire dan beberapa daerah lainnya.
Akibatnya, kursi parlemen diduduki oleh mereka yang bukan orang asli Papua.
"Setelah mendapat dukungan suara, masyarakat diabaikan dan setelah masanya sudah mulai habis lalu meminta dukungan suara ke setiap wilayah dan daerah," ujarnya.
Karenanya, Sepi mengimbau seluruh rakyat Papua berhenti menjual suara dengan nilai uang kecil.
Sebab, masa depan anak cucu lebih berharga untuk membangun Papua ke depan.
Ia mencontohkan di luar Papua seperti Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya, orang asli Papua tidak bisa mendapat kesempatan kerja sekecil apapun .
Sebab, peraturan daerah diatur secara ketat sehingga orang asli Papua sulit mendapatkan kesempatan kerja.
"Harusnya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah kepada setiap daerah itu sama porsinya karena itu bersainglah daerah masing-masing," ujarnya.
"Sekali lagi, sangat berharap hasabat sahabat non Papua silakan memberikan waktu kepada anak daerah, jangan mengambil alih jabatan karena sumber daya manusia Papua ini sudah sangat siap," tegasnya.
Ia mengimbau masyarakat Papua untuk memberikan dukungan kepada anak asli daerah, namun selektif melihat sepak terjang dan integritas sosok yang akan didukung.
Terlebih, sosok caleg yang akan dipilih siap memperjuangkan hak rakayt kecil dan kaum tertindas.
"Sering terjadi setelah berangkat dari rakyat kecil artinya dipilih dari rakyat tetapi tidak pernah perjuangan hak rakyat, tetapi yang ada hanya memilih diam sampai masa waktu kerjanya abis begitu saja," ujarnya.
Ia mengatakan di Papua ini Injil terlebih dahulu masuk, lalu menyusul pemerintah daerah.
Untuk itu, siapapun wakil rakyat nantinya harus memperjuangkan keadilan, kejujuran, kebenaran sesuai ajaran Injil.
"Menjaga suara, menjaga harga diri, menjaga masa depan, menjaga dan menentukan hak hidup bagi orang asli Papua dalam pesta demokrasi 2024," ujarnya. (*)
https://papua.tribunnews.com/2024/01...da-pemilu-2024
0
292
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan