Dapil Jateng I

Kesaktian Banteng Diuji Manuver Gibran
Reporter : KHOIRUL UMAM
Editor : SISWANTO
Pemilu
Minggu, 19 November 2023 08:00 WIB

RM.id  Rakyat Merdeka - Daerah Pemilihan Jawa Tengah I dinilai tak akan lagi merah merona seperti Pemilu-Pemilu sebelumnya. PDIP harus kerja keras agar tanduknya tetap tajam. Sebab, simbol Jateng sebagai kandang Banteng mulai pudar, usai putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Rakajadi Cawapres Prabowo Subianto.

Pada Pilpres 2019 lalu, dari dapil yang meliputi Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kota Salatiga dan Kota Semarang ini, mengantarkan 8 orang ke Senayan. Dua di antaranya perwakilan PDIP, yakni Tuti Nusandari Roosdiono dan Mochamad Herviano.

Sedangkan masing-masing partai, kebagian satu. Misalnya PKB ada Alamuddin Dimyati Rois, Gerindra Sugiono, Golkar Mujib Rohmat, NasDem Fadholi, PKS Wisnu Wijaya Adi, dan Demokrat Sukawijaya alis Yoyok Sukawi.
Sementara dari kubu penantang atau pendatang baru, terdapat local pride alias sosok yang dibanggakan masyarakat lokal seperti mantan Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti. Selain itu, juga ada nama yang tak kalah beken dengan Widya, yaitu anak mendiang Menpan RB, Tjahjo Kumolo, Rahajeng Widyaswari. Keduanya dipastikan maju lewat PDIP.

Belum lagi ada nama Jamal Mirdad yang notabene lebih dulu tersohor dibanding keduanya. Jamal datang sebagai penantang dari Partai Gerindra, pengusung utama Capres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Untuk itu, Jamal dinilai akan mendapat dua keuntungan. Pertama, Jamal berangkat dari partai politik pengusung utama Prabowo-Gibran. Kedua, Jamal bisa menarik suara pemilih Jokowi yang juga dikenal melimpah di Jateng.

Sementara dari Golkar ada Jacobus Dwihartanto yang merupakan pengusaha dan pengurus Palang Merah Indonesia. Kemudian Samuel JD Wattimena seorang perancang busana yang nyaleg lewat PDIP.

Caleg Petahana dari PKS, Wisnu Wijaya Adi, tak gentar meskipun harus kembali bertarung di kandang Banteng. Berbekal kepercayaan masyarakat melalui kerja-kerja maksimal dari akar rumput, dirinya optimis bisa kembali melenggang ke Senayan. “Insya Allah yakin. Kerja kami mulai dari giat advokasi, pembelaan atas aspirasi masyarakat, serta kehadiran kami di tengah-tengah kesulitan masyarakat selama ini, sangat dirasakan hasilnya,” kata anggota dewan pergantian antar-waktu (PAW) itu.

Dia pun mengingatkan kepada para kompetitornya di Jateng I untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, melalui kontestasi Pemilu. Wisnu menganggap mereka bukan lawan. Akan tetapi kawan dalam berkontestasi. “Untuk masyarakat, mari jadi pemilih cerdas. Lihat rekam jejak. Dan jangan mau terjebak pada money politic,” tegas dia, mewanti-wanti.

Seperti apa peluang petahana dan penantang baru berebut kursi DPR? Menurut pengamat politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan, pertarungan Pileg Dapil Jateng I bergantung pada Pilpres. Sebab, tokoh Jateng seperti Jokowi tak lagi bersama PDIP di perebutan kursi orang nomor satu di Indonesia.
“PDIP tentu akan berusaha mati matian untuk mempertahankannya. Namun, karena efek Pilpres, tentu itu tidak mudah. Gerindra, PKB, Golkar, dan yang lain, akan berusaha kuat menggoyang untuk dapat dan menambah kursi,” jelas Kacung kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (18/11/2023).

Berbeda dengan Kacung, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah meyakini, di Jateng tanduk Banteng bakal tetap tajam. Pemicunya, pemilih PDIP terkenal loyal dibanding dengan partai lain. “PDIP adalah partai paling stabil dalam menjaga konstituen. Itulah sebab Jateng I peluang PDIP masih cukup besar,” tukasnya.