Cerita Hidup Anton: Cerita Hidupmu Tidak Sama dengan Cerita Hidup Orang Lain

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
Cerita Hidup Anton: Cerita Hidupmu Tidak Sama dengan Cerita Hidup Orang Lain

amekachi

26-12-2023 01:23

Cerita Hidup Anton: Cerita Hidupmu Tidak Sama dengan Cerita Hidup Orang Lain

Cerita Hidup Anton: Cerita Hidupmu Tidak Sama dengan Cerita Hidup Orang Lain, Setiap Orang Punya Cerita dalam Hidup!

Malam yang dingin di bulan Desember...

"Hahahaha Lastri, sebentar lagi kita tidak lagi hidup di lingkungan kumuh kontrakan pak Syuaib ini lagi!"

Anton menyeringai sambil tiduran, ia mencium rambut istrinya. Lastri menengok keatas melihat wajah suaminya,

"Wah, berarti jadi nih bang kita pindah ke perumahan cluster di Tigaraksa?"

"Beres dong, sip lah."

Quote:

Mereka pun tenggelam dalam malam yang indah itu ditemani suara berisik wirog/tikus besar yang biasa lalu lalang di kontrakan tersebut tiap tengah malam.

Anton dan Lastri, keduanya buruh pabrik di satu tempat kerjaan yang akhirnya menjalin asmara karena seringnya bertemu. Tampak sudah 5 tahun berumah tangga tapi hidup gitu-gitu aja dalam kontrakan pinggir kota yang kumuh, namun Anton sebagai kepala keluarga akhir bermodal nekad ambil perumahan di Tigaraksa.

Wilayah ini memang di Tangerang adalah kawasan paling sibuk membangun berbagai perumahan rakyat, rencananya sih mau dijadikan ibukota kabupaten Tangerang dan pusat administrasi daerah tersebut. Jalannya lebar-lebar, kawasannya rindang penuh dengan pohon besar pinggir jalan, walau untuk akses kebutuhan pokok sebenarnya agak kerepotan dibandingkan kota lain di Tangerang tapi prospek kedepannya sangat meyakinkan akan jadi kota yang maju seperti sebagaimana kota-kota di Indonesia lainnya.

Beberapa perumahan banyak yang masih tak berpenghuni, kali ini Anton memilih perumahan Griya Asri yang penduduknya baru sekitar hanya 30% rumah yang dihuni dan yang lainnya masih kosong atau dalam pembangunan.

Pilih rumah di blok B nomor 4, rumah Anton pas dipojokkan deret 3 rumah kosong baru ada tetangga terdekat. Namanya baru bangun tentunya tempat itu sepi, namun hampir tiap Minggu ratusan rumah tersebut ada saja yang mulai datang dan mulai menempati.

Sekitar 1 bulan menempati rumah barunya Anton akhirnya dapat tetangga baru, seorang bapak umuran 45 tahun beserta istrinya,...

"Kenalin mas, saya Andi dan ini istri saya Yuni!"

Anton yang lagi bersih-bersih rumah dan tanam bunga itu segera menyalami Andi,

"Wah pak, selamat bertemu di rumah baru kita. Saya Anton dari Trenggalek, ngomong-ngomong pak Andi dari mana nih?"

"Lho anaknya nggak dibawa ikut?" Tambah Anton,

"Dari Makkasar mas, nanti anak laki-laki saya juga bentar lagi datang kok!" Jawab Andi.

Quote:

Hari-hari pertama dilalui dua keluarga itu dengan beramah-tamah, suasana kekeluargaan tampak terasa sekali. Maklum namanya juga tetangga dekat dan tak ada lagi yang bersama selain mereka sendiri, yang lainnya cukup jauh pun tiap rumah diselingi beberapa rumah kosong.

Hari Sabtu waktu itu anak laki-laki pak Andi akhirnya datang, Anton melihat anak itu dan berpikiran ternyata sudah besar juga anak Andi...umurnya kisaran 25 tahun.

Malam Minggu pun berlalu hingga tiba di pagi hari, Anton terhenyak melihat betapa polos dan kekanak-kanakannya anak tetangganya itu. Berteriak-teriak, lari-lari kecil keliling rumah dan melihat bunga-bunga yang ditanam oleh Anton seakan-akan seperti orang yang baru saja melihat bunga di hidupnya.

"Ayah, ayah coba lihat keatas, awan itu...aku lari, dia ikut lari!" Teriak sangat anak sambil tertawa terbahak-bahak, Anton yang melihat anak itu pun ikut tersenyum dari kejauhan.

Hari demi hari pun dilalui keluarga Anton dengan teriakan konyol dari pria usia 25 tahun tapi kelakuannya seperti bocah kecil, Anton sih biasa saja walaupun terkadang bermuka mengkerut karena memikirkan kok bisa-bisanya orang yang sudah dewasa tapi bertingkah kekanak-kanakan tapi lain halnya dengan Lastri, semakin sering dia mendengar celotehan anak pak Andi dirinya semakin kesal, trenyuh bercampur rasa prihatin dengan nasib anak tersebut.

Sampai di pagi hari, Lastri sedang menyirami bunga di taman depan rumah. Anak Andi dibelakang ada bapaknya mengiring menuju taman bunga milik Anton,

"Wah, wah, wah...lihat pah, itu kumbang ya namanya. Dia lagi tiduran di bunga tuh pah, makan-makan juga hehehehe." Anak andi sambil tepuk tangan.

Tak ada masalah, namun karena mungkin Lastri sudah sangat kesal tiba-tiba dia berujar ke pak Andi,...

"Oh kemarin anak bapak ini baru datang habis dari rumah sakit ya pak?"

"Iya bu!" Jawab andi,

Anton melihat percakapan itu, dia coba berusaha menghentikan pertanyaan-pertanyaan dari istrinya untuk pak Andi karena dinilai sangat tidak sopan, tapi terlambat...

"Pak, coba lagi deh ke dokter yang lebih baik sepertinya anak bapak sebentar lagi bisa sembuh!" ujar Lastri sambil terus melihat anak pak Andi yang sedang secara cermat mengamati batu bata,

"Pah, pah...batu bata itu kotak yah bentuknya, saya baru tahu."

"Hihihihihihi" tawa anak itu riang gembira.

Quote:

Andi tersenyum ke Lastri

Anton memandang Andi

Lastri melihat anak Andi

Andi: "iya bu, kami baru saja melakukannya. Kami mengambil anak kami dari rumah sakit, dia baru saja sembuh. Anak saya buta sejak lahir, dia baru bisa melihat dunia hari-hari ini!"

Anton terhenyak, istrinya pun terhenyak

Tiba-tiba,

"Aduh, aduh, aduh!"

"Pah, aku digigit semut. Semutnya kayak setan, setan kayak apa yah?"

Dia bingung sendiri emoticon-Big Grin

Setiap manusia di dunia ini memiliki jalan cerita masing-masing, maka janganlah kita menilai seseorang sebelum kita benar-benar telah mengenali mereka!

fiction