- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jika Anies Menang Pilpres, Co-Captain: Mungkin Pembubaran FPI Ditinjau Ulang


TS
InRealLife
Jika Anies Menang Pilpres, Co-Captain: Mungkin Pembubaran FPI Ditinjau Ulang
https://www.liputan6.com/pemilu/read...ditinjau-ulang

Sekadar mengingatkan para calon pemilih...
Silakan disesuaikan dengan keinginan masing-masing.

Quote:
Jika Anies Menang Pilpres, Co-Captain AMIN: Sangat Mungkin Pembubaran FPI Ditinjau Ulang
Tim News
Diperbarui 19 Des 2023, 21:36 WIB
Liputan6.com, Jakarta Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama sekaligus Co-captain Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Yusuf Martak, menilai AMIN tak akan bertindak sewenang-wenang jika terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden pada 2024.
Hal itu menanggapi pernyataan Pengamat Politik Adi Prayitno yang menyebut bahwa AMIN terpilih, ormas Islam yang sudah resmi dilarang bakal dihidupkan kembali.
Yusuf awalnya mengatakan bahwa moto AMIN adalah nelakukan perubahan secara fundamental dan menyeluruh.
"Pola-pola dan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya yang tidak baik pasti akan diubah, tapi yang baik pasti akan diteruskan karena ini kan pemerintahan bukan pemerintahan sewenang-sewenang kan, tapi harus jalan estafet karena ini sebuah negara besar," kata Yusuf saat dihubungi, Selasa (19/12/2023).
Yusuf lalu menyinggung sejumlah kasus di Indonesia yang dirasa masih meninggalkan bekas di publik karena dianggap belum selesai, di antaranya KM 50 hingga pembubaran FPI. Kasus KM 50 sendiri sebelumnya sempat disinggung Anies saat debat capres perdana pada 12 Desember 2023 lalu.
Yusuf mengatakan jika memang kasus-kasus tersebut perlu ditinjau ulang, maka AMIN sangat terbuka.
"Apabila hal-hal contoh sekarang mengenai KM 50, Kanjuruhan, Rempang, mungkin ada hal-hal lain misalnya pembubaran organisasi. nah itu pasti apabila dari pihak-pihak yang bersangkutan mengajukan atau meminta untuk ditinjau ulang ya tidak akan dihalang-halangi," kata dia.
Dia menilai bahwa apa yang dikatakan Adi soal upaya menghidupkan kembali ormas terlarang sebaiknya tidak digiring ke arah narasi negatif
"Ya namanya juga pengamat ya kan boleh saja tapi jangan diarahkan ke hal-hal negatif, tidak. Nah Kanjuruhan kan sampe hari ini, KM50 kan Kapolri sudah menyatakan kalau ada novum baru," kata dia.
FPI Dinilai Tidak Bermasalah
Spesifik soal FPI, Yusuf mempertanyakan soal langkah pemerintah yang membubarkan FPI. Dia mengatakan FPI tidak sama sekali bersalah.
"FPI kan banyak berbuat, melakukan banyak pergerakan yang sifatnya dakwah, melakukan rescue ke lokasi-lokasi bencana," kata dia.
Yusuf menyebut GNPF juga mendukung jika petinggi dan pendiri FPI berupaya melakukan peninjauan kembali soal organisasi pada 2024.
Pasalnya, pasca FPI bubar, muncul lagi FPI dengan kepanjangan baru.
"Ada sesuatu yang harus diclearkan. Logika berpikir saya kalau itu pun nanti dinyatakan tidak bersalah, kan mustahil ada dua FPI, tapi rehabilitasi nama baik FPI itu diperlukan," pungkasnya.
Pengaruh Dukungan Ijtima Ulama untuk AMIN
Sebelumnya, Pada Pilpres 2024, Ijtima Ulama memastikan dukungannya kepada capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Anies dan Cak Imin pun telah meneken pakta integritas Ijtima Ulama.
Pengamat politik dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menduga ada take and gift di balik dukungan ijtima ulama kepada AMIN alias tidak gratis.
Dimungkinkan di balik dukungan ini nantinya ormas-ormas yang dulunya dibekukan, seperti Front Pembela Islam (FPI), bisa dipulihkan kembali jika Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi presiden dan wakil presiden.
“Kalau Anies menang sangat mungkin ormas yang dibubarkan dipulihkan kembali,” kata Adi dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Meski demikain, Adi menegaskan, dukungan ijtima ulama penting bagi AMIN.
“Dalam pilpres langsung, sekecil apapun dukungan politik pasti penting. Apalagi dukungan ijtima ulama pasti sangat signifikan,” kata Adi.
Tambahan Suara Bagi AMIN
Menurut dia, ijtima ulama memiliki jaringan massa yang solid meskipun tidak sekuat lima tahun lalu.
“Apapun judulnya, ijtima ulama merupakan komunitas politik yang punya jejaring agak solid meski tak sekuat 2017 dan 2019 lalu. dalam politik, satu suara tetaplah penting,” tegas Adi.
Menurut dia, ijtima ulama mampu memberikan tambahan suara dari kelompok islam. Terlebih, kata Adi, Anies memang dekat dengan kelompok islam yang terdiri dalam gerakan 212.
“Dan sejak lama Anies memang dekat dengan kelompok ijtima ulama. Pada level ijtima tentu harapan terbesar mreka Anies bisa menang pilpres dan memperjuangkan aspirasi Islam. Minimal aspirasi kelompok yang beririsan dengan ijtima ulama,” paparnya.
Meski begitu, Adi meyakini dukungan ijtima ulama ini bukan bagian dari politik identitas.
Menurut dia, hal wajar dalam Pemilu, sekelompok massa menyatakan dukungan kepada calon tertentu yang dianggap mampu menjadi pemimpin.
“Itu dukungan politik warga negara biasa seperti dukungan komunitas islam lain ke capres tertentu,” ujar Adi.
Tim News
Diperbarui 19 Des 2023, 21:36 WIB
Liputan6.com, Jakarta Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama sekaligus Co-captain Timnas Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), Yusuf Martak, menilai AMIN tak akan bertindak sewenang-wenang jika terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden pada 2024.
Hal itu menanggapi pernyataan Pengamat Politik Adi Prayitno yang menyebut bahwa AMIN terpilih, ormas Islam yang sudah resmi dilarang bakal dihidupkan kembali.
Yusuf awalnya mengatakan bahwa moto AMIN adalah nelakukan perubahan secara fundamental dan menyeluruh.
"Pola-pola dan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya yang tidak baik pasti akan diubah, tapi yang baik pasti akan diteruskan karena ini kan pemerintahan bukan pemerintahan sewenang-sewenang kan, tapi harus jalan estafet karena ini sebuah negara besar," kata Yusuf saat dihubungi, Selasa (19/12/2023).
Yusuf lalu menyinggung sejumlah kasus di Indonesia yang dirasa masih meninggalkan bekas di publik karena dianggap belum selesai, di antaranya KM 50 hingga pembubaran FPI. Kasus KM 50 sendiri sebelumnya sempat disinggung Anies saat debat capres perdana pada 12 Desember 2023 lalu.
Yusuf mengatakan jika memang kasus-kasus tersebut perlu ditinjau ulang, maka AMIN sangat terbuka.
"Apabila hal-hal contoh sekarang mengenai KM 50, Kanjuruhan, Rempang, mungkin ada hal-hal lain misalnya pembubaran organisasi. nah itu pasti apabila dari pihak-pihak yang bersangkutan mengajukan atau meminta untuk ditinjau ulang ya tidak akan dihalang-halangi," kata dia.
Dia menilai bahwa apa yang dikatakan Adi soal upaya menghidupkan kembali ormas terlarang sebaiknya tidak digiring ke arah narasi negatif
"Ya namanya juga pengamat ya kan boleh saja tapi jangan diarahkan ke hal-hal negatif, tidak. Nah Kanjuruhan kan sampe hari ini, KM50 kan Kapolri sudah menyatakan kalau ada novum baru," kata dia.
FPI Dinilai Tidak Bermasalah
Spesifik soal FPI, Yusuf mempertanyakan soal langkah pemerintah yang membubarkan FPI. Dia mengatakan FPI tidak sama sekali bersalah.
"FPI kan banyak berbuat, melakukan banyak pergerakan yang sifatnya dakwah, melakukan rescue ke lokasi-lokasi bencana," kata dia.
Yusuf menyebut GNPF juga mendukung jika petinggi dan pendiri FPI berupaya melakukan peninjauan kembali soal organisasi pada 2024.
Pasalnya, pasca FPI bubar, muncul lagi FPI dengan kepanjangan baru.
"Ada sesuatu yang harus diclearkan. Logika berpikir saya kalau itu pun nanti dinyatakan tidak bersalah, kan mustahil ada dua FPI, tapi rehabilitasi nama baik FPI itu diperlukan," pungkasnya.
Pengaruh Dukungan Ijtima Ulama untuk AMIN
Sebelumnya, Pada Pilpres 2024, Ijtima Ulama memastikan dukungannya kepada capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN). Anies dan Cak Imin pun telah meneken pakta integritas Ijtima Ulama.
Pengamat politik dari Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menduga ada take and gift di balik dukungan ijtima ulama kepada AMIN alias tidak gratis.
Dimungkinkan di balik dukungan ini nantinya ormas-ormas yang dulunya dibekukan, seperti Front Pembela Islam (FPI), bisa dipulihkan kembali jika Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi presiden dan wakil presiden.
“Kalau Anies menang sangat mungkin ormas yang dibubarkan dipulihkan kembali,” kata Adi dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Meski demikain, Adi menegaskan, dukungan ijtima ulama penting bagi AMIN.
“Dalam pilpres langsung, sekecil apapun dukungan politik pasti penting. Apalagi dukungan ijtima ulama pasti sangat signifikan,” kata Adi.
Tambahan Suara Bagi AMIN
Menurut dia, ijtima ulama memiliki jaringan massa yang solid meskipun tidak sekuat lima tahun lalu.
“Apapun judulnya, ijtima ulama merupakan komunitas politik yang punya jejaring agak solid meski tak sekuat 2017 dan 2019 lalu. dalam politik, satu suara tetaplah penting,” tegas Adi.
Menurut dia, ijtima ulama mampu memberikan tambahan suara dari kelompok islam. Terlebih, kata Adi, Anies memang dekat dengan kelompok islam yang terdiri dalam gerakan 212.
“Dan sejak lama Anies memang dekat dengan kelompok ijtima ulama. Pada level ijtima tentu harapan terbesar mreka Anies bisa menang pilpres dan memperjuangkan aspirasi Islam. Minimal aspirasi kelompok yang beririsan dengan ijtima ulama,” paparnya.
Meski begitu, Adi meyakini dukungan ijtima ulama ini bukan bagian dari politik identitas.
Menurut dia, hal wajar dalam Pemilu, sekelompok massa menyatakan dukungan kepada calon tertentu yang dianggap mampu menjadi pemimpin.
“Itu dukungan politik warga negara biasa seperti dukungan komunitas islam lain ke capres tertentu,” ujar Adi.
Sekadar mengingatkan para calon pemilih...
Silakan disesuaikan dengan keinginan masing-masing.






mubafirs dan 5 lainnya memberi reputasi
6
782
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan