- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hasil Simulasi Pemilu 2024 Radar Bogor di Jawa Barat: Prabowo Menang di 13 Daerah


TS
InRealLife
Hasil Simulasi Pemilu 2024 Radar Bogor di Jawa Barat: Prabowo Menang di 13 Daerah
https://www.metropolitan.id/politik/...g-di-13-daerah


Kita hargai upayanya. Pengambilan sampelnya kelihatan kurang imbang dengan proporsi jumlah penduduk. Misalnya sepertinya sampel di Kota Bandung sangat kurang dibanding sampel Kab. Karawang, padahal jumlah penduduk kedua daerah hampir sama (2,4 jutaan).

Quote:
Hasil Simulasi Pemilu 2024 Radar Bogor Grup di Jawa Barat: Prabowo - Gibran Menang di 13 Daerah
Fadlya El'Arsya
- Kamis, 21 Desember 2023 | 08:12 WIB
METROPOLITAN.ID - 54 hari lagi seluruh rakyat Indonesia akan memilih calon pemimpin negeri di Pemilu 2024. Calon pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan ditentukan pada 14 Februari 2024.
Lalu, bagaimana jika Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar hari ini? Radar Bogor Grup telah melangsungkan simulasi Pemilu 2024 pada Selasa,12 Desember 2023.
Ada 14 kota/kabupaten di Jawa Barat yang melangsungkan simulasi pencoblosan surat suara Pemilu 2024 serentak.
Di antaranya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi.
Dari 14 kota/ kabupaten yang menggelar simulasi Pilpres 2024, pasangan
nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakauming Raka menang mutlak di 13 daerah.
Prabowo-Gibran meraih suara sebanyak 10.669 suara atau 46,86 persen.
Kemudian, disusul pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar diurutan kedua dengan raihan 7.530 suara atau 33,07 persen, dan terakhir ada pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD dengan raihan 4.568 suara atau 20,06 persen.
Sementara, jumlah suara yang dipungut dari simulasi ini, total mencapai 25.624 suara, dengan rincian suara sah sebanyak 22.767 suara atau 90,12 persen dan suara tidak sah sebanyak 2.497 suara atau 9,88 persen.
Adapun, rincian dari perolehan suara simulasi di 14 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.
Pertama, di Kabupaten Bandung pasangan Anies - Muhaimin meraih 459 suara atau 28,65 persen. Kemudian, pasangan Prabowo - Gibran meraih 703 suara atau 43,88 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 440 suara atau 27,47 persen.
Kedua, di Kabupaten Bandung Barat pasangan Anies - Muhaimin meraih 174 suara atau 36,79 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 202 suara atau 42,71 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 97 suara atau 20,51 persen.
Ketiga, di Kabupaten Bekasi pasangan Anies - Muhaimin meraih 953 suara atau 37,17 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 824 suara atau 32,14 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 787 suara atau 30,69 persen.
Keempat, di Kabupaten Bogor pasangan Anies - Muhaimin meraih 1.046 suara atau 39,61 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 1.243 suara atau 47,07 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 352 suara atau 13,33 persen.
Kelima, di Kabupaten Cianjur pasangan Anies - Muhaimin meraih 518 suara atau 31,11 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 953 suara atau 57,24 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 194 suara atau
11,65 persen.
Keenam, di Kabupaten Karawang pasangan Anies - Muhaimin meraih 919
suara atau 32,04 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran 1.541 suara atau 53,73 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 408 suara atau 14,23 persen.
Ketujuh, di Kabupaten Purwakarta pasangan Anies - Muhaimin meraih 568 suara atau 33,04 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 844 suara atau 49,18 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 305
suara atau 17,77 persen.
Kedelapan, di Kabupaten Sukabumi pasangan Anies - Muhaimin meraih 773 suara atau 30,35 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 1.287 suara atau 50,53 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 487 suara atau 19,12 persen.
Kesembilan, di Kota Bandung pasangan Anies - Muhaimin meraih 175 suara atau 34,52 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 241
suara 47,53 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 91 suara atau 17,95 persen.
Kesepuluh, di Kota Bekasi pasangan Anies - Muhaimin meraih 840 suara atau 33,48 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 858 suara atau 34,20 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 811 suara atau
32,32 persen.
Kesebelas, di Kota Bogor pasangan Anies - Muhaimin meraih 396 suara atau 30,34 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 764 suara atau 58,54 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 145 suara atau
11,11 persen.
Kedua belas, di Kota Cimahi pasangan Anies - Muhaimin meraih 34 suara atau 27,42 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 79 suara atau 63,71 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 11 suara atau
8,87 persen.
Ketiga belas, di Kota Depok pasangan Anies - Muhaimin meraih 528 suara atau 32,47 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 803 suara atau 49,38 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 295 suara atau
18,14 persen.
Terakhir, keempat belas, di Kota Sukabumi pasangan Anies - Muhaimin meraih 148 suara atau 23,87 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 327 suara atau 52,74 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 145 suara atau 23,39 persen.
Jika berkaca pada hasil Pilpres 2019, Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno juga unggul di Jabar.
Berdasarkan rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang dilakukan KPU Jabar, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih 10.750.568 suara.
Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga 16.077.446 suara. Total pengguna hak pilih dalam Pilpres 2019 di Jabar sebanyak 27.467.370 orang. Sebanyak 26.828.014 dinyatakan sebagai suara sah dan sebanyak 639.356 suara tidak sah.
Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD), Bambang Arianto
mengatakan Prabowo-Gibran didukung berbagai partai politik yang memang memiliki basis massa kuat di Tanah Pasundan.
Salah satunya adalah Golkar yang cukup kuat di Jabar. "Prabowo kan didukung partai yang kuat di Jawa Barat. Golkar itu kan kuat," kata Bambang.
Terlebih, Prabowo-Gibran juga mendapat sokongan dari Ridwan Kamil yang merupakan mantan Gubernur Jabar. Kehadiran Ridwan Kamil dinilai akan memberi daya gedor lebih Prabowo-Gibran.
Menurutnya, Ridwan Kamil memiliki kekuatan dalam menjangkau berbagai kelompok masyarakat di Jabar. Hal tersebut tidak terlepas dari pengalaman Ridwan Kamil selama memimpin Jabar dalam waktu lima tahun.
"Apalagi ada Ridwan Kamil yang mengetahui Jawa barat dengan baik," ucap Bambang.
Ketua TKD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto mengatakan bahwa sosok Prabowo-Gibran adalah tokoh bangsa terbaik.
“Pemilu tinggal 55 hari lagi. Tentunya 55 hari ini semua kekuatan kita harus bisa meyakinkan kepada masyarakat semua paslon adalah tokoh-tokoh bangsa yang terbaik, tapi yang kami usung adalah pilihan kami yang
paling baik,” kata Rudy Susmanto pada Rabu, 20 Desember 2023.
Pria yang menjabar sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor ini mengatakan bahwa pihaknya selalu
menunggu arahan langsung dari pimpunan pusat terkait stategi kemenangan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran.
“Nah kalau bicara arahan khusus tim pemenangan kita dalam kita melangkah strategi pemenangan kita mengikuti arahan dari pimpinan pusat. Ada tim kemenangan nasional, ada tim kewenangan Provinsi Jawa
Barat, ada tim kemenangan daerah di Kabupaten kota, salah satunya adalah
Kabupaten Bogor,” jelasnya.
"Tentu kalau bicara tim kemenangan daerah langkah-langkah kami selaras dengan instruksi dari tim kemenangan daerah Provinsi Jawa Barat maupun tim kemenangan nasional, tetapi dalam koalisi Indonesia maju,” tambahnya.
Menurut Rudy semua partai pasti memiliki strategi kemenangannya masing-masing untuk memenangkan pasangan capres dan Cawapres yang di usung dari partai tersebut.
“Semua kekuatan turun ke bawah merangkul masyarakat. Partai-partai pun punya strategi dan pola masing masing. Yang terpenting adalah kita mengedepankan demokrasi yang sejuk,” terangnya.
Sementara itu, Pengamat Politik, Adrian Sopa mengatakan bahwa simulasi yang digunakan Radar Bogor Group berbeda dengan metodologi yang biasa digunakan LSI Denny JA dalam 20 tahun terakhir, yakni multistage random sampling.
Metodologi yang diterapkan Radar Bogor Group tergolong simple random
sampling. Ia berpandangan, data atau hasil simulasi yang dikeluarkan tidak bisa seluruhnya diklaim mewakili populasi di Jawa Barat karena digelar di 14 Kabupaten Kota.
Namun hasil itu bisa menjadi peta suara di
Kabupaten/Kota. "Ketika metodologinya baru, tidak bisa mengklaim menjadi yang paling
unggul. Namun ini patut dicoba karena bisa jadi hasilnya mendekati yang ada. Diserahkan kembali ke masyarakat apakah berkesuaian atau tidak dan biarlah mahkamah waktu dan mahkamah sejarah yang membuktikan
ini," ucap Adrian.
Jika dibandingkan dengan survei yang diselenggarakan LSI Denny JA di waktu yang berdekatan, hasil simulasi yang digelar Radar Bogor Group menunjukkan beberapa kesamaan.
Terutama pada urutan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Hasil dari survei LSI Denny JA dan Radar Bogor Group sama-sama menempatkan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2 di posisi pertama,
nomor urut 1 ditempat kedua, dan nomor urut tiga jadi yang paling bontot.
Adrian memuji usaha Radar Bogor Group dalam menyosialisasikan Pemilu 2024. Sebab menurut data LSI Denny JA baru 85 persen saja masyarakat yang mengetahui tanggal pelaksanaan Pemilu nanti.
“Kalau tidak sampai 90 persen ke atas, potensinya berpengaruh terhadap
voter ternout (VTO) (tingkat partisipasi pemilih). Semakin orang tahu maka akan semakin tinggi potensi VTO-nya tinggi yang pada akhirnya bersinggungan terhadap legitimasi pemerintah yang nanti terpilih,"
jelasnya.
Selain waktu pelaksanaan, sosialisasi pada tata cara dan sosok yang dipilih dinilainya juga amat penting disampaikan kepada masyarakat supaya tidak asal-asalan dalam menentukan piluhan saat Pemilu nanti.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya Radar Bogor Group mengenalkan hal tersebut pada masyarakat sehingga suara yang diberikan bisa sesuai dengan aspirasi.
"Terlebih pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Calon Legislatif (Pileg) berbarengan, seperti tahun 2019. Saat itu masih banyak yang kebingungan dengan kertas suara Pileg. Data LSI saat ini menunjukan hanya 20 persenan saja orang yang tau perbedaan antara kertas suata
untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota," ungkpanya.
Ia mendukung agar Radar Bogor Group terus mengawal Pemilu sesuai dengan asas LUBER JURDIL dan senantiasa mensosialisasikan informasi terkait Pemilu supaya masyarakat bisa menentukan pilihan karena gagasan
dan rekam jejak para Capres, Cawapres, dan Caleg.
Dengan begitu masyarakat memiliki moral standing dan bisa menagih janji pada Capres Cawapres maupun Caleg yang terpilih nantinya.
Lebih lanjut, Adrian menyarankan agar pelaksanaan simulasi digelar lebih tersistematis. Sebab simulasi ini dilihatnya memiliki nilai karena melibatkan banyak
suara.
Dirinya juga menganjurkan supaya dsimulasi ditambahkan dengan penggalian opini publik untuk mengetahui lebih dalam pengetahuan dan kesediaan masyarakat menghadapi Pemilu melalui kuesioner. (Devina/Reza/Febriula)
Fadlya El'Arsya
- Kamis, 21 Desember 2023 | 08:12 WIB
METROPOLITAN.ID - 54 hari lagi seluruh rakyat Indonesia akan memilih calon pemimpin negeri di Pemilu 2024. Calon pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan ditentukan pada 14 Februari 2024.
Lalu, bagaimana jika Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar hari ini? Radar Bogor Grup telah melangsungkan simulasi Pemilu 2024 pada Selasa,12 Desember 2023.
Ada 14 kota/kabupaten di Jawa Barat yang melangsungkan simulasi pencoblosan surat suara Pemilu 2024 serentak.
Di antaranya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, dan Kota Cimahi.
Dari 14 kota/ kabupaten yang menggelar simulasi Pilpres 2024, pasangan
nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakauming Raka menang mutlak di 13 daerah.
Prabowo-Gibran meraih suara sebanyak 10.669 suara atau 46,86 persen.
Kemudian, disusul pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar diurutan kedua dengan raihan 7.530 suara atau 33,07 persen, dan terakhir ada pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD dengan raihan 4.568 suara atau 20,06 persen.
Sementara, jumlah suara yang dipungut dari simulasi ini, total mencapai 25.624 suara, dengan rincian suara sah sebanyak 22.767 suara atau 90,12 persen dan suara tidak sah sebanyak 2.497 suara atau 9,88 persen.
Adapun, rincian dari perolehan suara simulasi di 14 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat.
Pertama, di Kabupaten Bandung pasangan Anies - Muhaimin meraih 459 suara atau 28,65 persen. Kemudian, pasangan Prabowo - Gibran meraih 703 suara atau 43,88 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 440 suara atau 27,47 persen.
Kedua, di Kabupaten Bandung Barat pasangan Anies - Muhaimin meraih 174 suara atau 36,79 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 202 suara atau 42,71 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 97 suara atau 20,51 persen.
Ketiga, di Kabupaten Bekasi pasangan Anies - Muhaimin meraih 953 suara atau 37,17 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 824 suara atau 32,14 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 787 suara atau 30,69 persen.
Keempat, di Kabupaten Bogor pasangan Anies - Muhaimin meraih 1.046 suara atau 39,61 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 1.243 suara atau 47,07 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 352 suara atau 13,33 persen.
Kelima, di Kabupaten Cianjur pasangan Anies - Muhaimin meraih 518 suara atau 31,11 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 953 suara atau 57,24 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 194 suara atau
11,65 persen.
Keenam, di Kabupaten Karawang pasangan Anies - Muhaimin meraih 919
suara atau 32,04 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran 1.541 suara atau 53,73 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 408 suara atau 14,23 persen.
Ketujuh, di Kabupaten Purwakarta pasangan Anies - Muhaimin meraih 568 suara atau 33,04 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 844 suara atau 49,18 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 305
suara atau 17,77 persen.
Kedelapan, di Kabupaten Sukabumi pasangan Anies - Muhaimin meraih 773 suara atau 30,35 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 1.287 suara atau 50,53 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 487 suara atau 19,12 persen.
Kesembilan, di Kota Bandung pasangan Anies - Muhaimin meraih 175 suara atau 34,52 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 241
suara 47,53 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 91 suara atau 17,95 persen.
Kesepuluh, di Kota Bekasi pasangan Anies - Muhaimin meraih 840 suara atau 33,48 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 858 suara atau 34,20 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 811 suara atau
32,32 persen.
Kesebelas, di Kota Bogor pasangan Anies - Muhaimin meraih 396 suara atau 30,34 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 764 suara atau 58,54 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 145 suara atau
11,11 persen.
Kedua belas, di Kota Cimahi pasangan Anies - Muhaimin meraih 34 suara atau 27,42 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 79 suara atau 63,71 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 11 suara atau
8,87 persen.
Ketiga belas, di Kota Depok pasangan Anies - Muhaimin meraih 528 suara atau 32,47 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 803 suara atau 49,38 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 295 suara atau
18,14 persen.
Terakhir, keempat belas, di Kota Sukabumi pasangan Anies - Muhaimin meraih 148 suara atau 23,87 persen. Lalu, pasangan Prabowo - Gibran meraih 327 suara atau 52,74 persen. Terakhir, pasangan Ganjar - Mahfud meraih 145 suara atau 23,39 persen.
Jika berkaca pada hasil Pilpres 2019, Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno juga unggul di Jabar.
Berdasarkan rekapitulasi suara Pilpres 2019 yang dilakukan KPU Jabar, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih 10.750.568 suara.
Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga 16.077.446 suara. Total pengguna hak pilih dalam Pilpres 2019 di Jabar sebanyak 27.467.370 orang. Sebanyak 26.828.014 dinyatakan sebagai suara sah dan sebanyak 639.356 suara tidak sah.
Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD), Bambang Arianto
mengatakan Prabowo-Gibran didukung berbagai partai politik yang memang memiliki basis massa kuat di Tanah Pasundan.
Salah satunya adalah Golkar yang cukup kuat di Jabar. "Prabowo kan didukung partai yang kuat di Jawa Barat. Golkar itu kan kuat," kata Bambang.
Terlebih, Prabowo-Gibran juga mendapat sokongan dari Ridwan Kamil yang merupakan mantan Gubernur Jabar. Kehadiran Ridwan Kamil dinilai akan memberi daya gedor lebih Prabowo-Gibran.
Menurutnya, Ridwan Kamil memiliki kekuatan dalam menjangkau berbagai kelompok masyarakat di Jabar. Hal tersebut tidak terlepas dari pengalaman Ridwan Kamil selama memimpin Jabar dalam waktu lima tahun.
"Apalagi ada Ridwan Kamil yang mengetahui Jawa barat dengan baik," ucap Bambang.
Ketua TKD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto mengatakan bahwa sosok Prabowo-Gibran adalah tokoh bangsa terbaik.
“Pemilu tinggal 55 hari lagi. Tentunya 55 hari ini semua kekuatan kita harus bisa meyakinkan kepada masyarakat semua paslon adalah tokoh-tokoh bangsa yang terbaik, tapi yang kami usung adalah pilihan kami yang
paling baik,” kata Rudy Susmanto pada Rabu, 20 Desember 2023.
Pria yang menjabar sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor ini mengatakan bahwa pihaknya selalu
menunggu arahan langsung dari pimpunan pusat terkait stategi kemenangan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran.
“Nah kalau bicara arahan khusus tim pemenangan kita dalam kita melangkah strategi pemenangan kita mengikuti arahan dari pimpinan pusat. Ada tim kemenangan nasional, ada tim kewenangan Provinsi Jawa
Barat, ada tim kemenangan daerah di Kabupaten kota, salah satunya adalah
Kabupaten Bogor,” jelasnya.
"Tentu kalau bicara tim kemenangan daerah langkah-langkah kami selaras dengan instruksi dari tim kemenangan daerah Provinsi Jawa Barat maupun tim kemenangan nasional, tetapi dalam koalisi Indonesia maju,” tambahnya.
Menurut Rudy semua partai pasti memiliki strategi kemenangannya masing-masing untuk memenangkan pasangan capres dan Cawapres yang di usung dari partai tersebut.
“Semua kekuatan turun ke bawah merangkul masyarakat. Partai-partai pun punya strategi dan pola masing masing. Yang terpenting adalah kita mengedepankan demokrasi yang sejuk,” terangnya.
Sementara itu, Pengamat Politik, Adrian Sopa mengatakan bahwa simulasi yang digunakan Radar Bogor Group berbeda dengan metodologi yang biasa digunakan LSI Denny JA dalam 20 tahun terakhir, yakni multistage random sampling.
Metodologi yang diterapkan Radar Bogor Group tergolong simple random
sampling. Ia berpandangan, data atau hasil simulasi yang dikeluarkan tidak bisa seluruhnya diklaim mewakili populasi di Jawa Barat karena digelar di 14 Kabupaten Kota.
Namun hasil itu bisa menjadi peta suara di
Kabupaten/Kota. "Ketika metodologinya baru, tidak bisa mengklaim menjadi yang paling
unggul. Namun ini patut dicoba karena bisa jadi hasilnya mendekati yang ada. Diserahkan kembali ke masyarakat apakah berkesuaian atau tidak dan biarlah mahkamah waktu dan mahkamah sejarah yang membuktikan
ini," ucap Adrian.
Jika dibandingkan dengan survei yang diselenggarakan LSI Denny JA di waktu yang berdekatan, hasil simulasi yang digelar Radar Bogor Group menunjukkan beberapa kesamaan.
Terutama pada urutan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Hasil dari survei LSI Denny JA dan Radar Bogor Group sama-sama menempatkan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2 di posisi pertama,
nomor urut 1 ditempat kedua, dan nomor urut tiga jadi yang paling bontot.
Adrian memuji usaha Radar Bogor Group dalam menyosialisasikan Pemilu 2024. Sebab menurut data LSI Denny JA baru 85 persen saja masyarakat yang mengetahui tanggal pelaksanaan Pemilu nanti.
“Kalau tidak sampai 90 persen ke atas, potensinya berpengaruh terhadap
voter ternout (VTO) (tingkat partisipasi pemilih). Semakin orang tahu maka akan semakin tinggi potensi VTO-nya tinggi yang pada akhirnya bersinggungan terhadap legitimasi pemerintah yang nanti terpilih,"
jelasnya.
Selain waktu pelaksanaan, sosialisasi pada tata cara dan sosok yang dipilih dinilainya juga amat penting disampaikan kepada masyarakat supaya tidak asal-asalan dalam menentukan piluhan saat Pemilu nanti.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya Radar Bogor Group mengenalkan hal tersebut pada masyarakat sehingga suara yang diberikan bisa sesuai dengan aspirasi.
"Terlebih pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Calon Legislatif (Pileg) berbarengan, seperti tahun 2019. Saat itu masih banyak yang kebingungan dengan kertas suara Pileg. Data LSI saat ini menunjukan hanya 20 persenan saja orang yang tau perbedaan antara kertas suata
untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten atau Kota," ungkpanya.
Ia mendukung agar Radar Bogor Group terus mengawal Pemilu sesuai dengan asas LUBER JURDIL dan senantiasa mensosialisasikan informasi terkait Pemilu supaya masyarakat bisa menentukan pilihan karena gagasan
dan rekam jejak para Capres, Cawapres, dan Caleg.
Dengan begitu masyarakat memiliki moral standing dan bisa menagih janji pada Capres Cawapres maupun Caleg yang terpilih nantinya.
Lebih lanjut, Adrian menyarankan agar pelaksanaan simulasi digelar lebih tersistematis. Sebab simulasi ini dilihatnya memiliki nilai karena melibatkan banyak
suara.
Dirinya juga menganjurkan supaya dsimulasi ditambahkan dengan penggalian opini publik untuk mengetahui lebih dalam pengetahuan dan kesediaan masyarakat menghadapi Pemilu melalui kuesioner. (Devina/Reza/Febriula)

Kita hargai upayanya. Pengambilan sampelnya kelihatan kurang imbang dengan proporsi jumlah penduduk. Misalnya sepertinya sampel di Kota Bandung sangat kurang dibanding sampel Kab. Karawang, padahal jumlah penduduk kedua daerah hampir sama (2,4 jutaan).






Nikita41 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
443
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan