Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

damar.jagadAvatar border
TS
damar.jagad
Doa dan Perpisahan
11a.LAMPAH



terkadang waktu berjalan seakan tak terasa seperti sekejap mata waktu kian berlalu,hari berganti minggu ,minggu berganti bulan tak terasa sudah 1 tahun bapak dan pak dul telah tinggal di sanggar pamulangan guna mempelajari berbagai macam keilmuan dari eyang guru,susah senang telah dirasakan bapak dan pak dul disana bahkan hingga hal hal diluar nalar yang sering kali mereka jumpai secara tidak langsung telah mengukir kenangan serta ingatan tentang tempat yang penuh misteri ini tempat yang semakin dipelajari semakin tak mampu otak memahami,hari itu terlihat mbah mir tengah bercengkrama dengan eyang guru di aula pendopo,hari itu adalah hari terakhir bapak dan pakdul tinggal disanggar pamulangan sepertinya bapak dan pakdul sangat enggan meninggalkan sanggar pamulangan namun mereka tahu bahwa ada kewajiban yang lebih utama dari sekedar mengejar ketenangan semu itu,saat itu bapak dan pak dul telngah terlihat menenteng tas kain mereka dan bergegas menghampiri mbah mir

“ngger saiki wes pungkas leh mu sinau bab elmu kasampurnan ,wes wayahe kowe kabeh bali maring papan panggonanmu “(nak sekarang sudah rampung kamu mempelajari bab ilmu kesempurnan,sudah saatnya kalian semua kembali ketempat asalmu)ucap eyang guru yang tersenyum dengan bangga

“injih eyang saya ucapkan banyak terima kasih atas segala ajaran yang eyang berikan kepada kami” ucap pak dul menampakkan raut wajah yang masih belum merelakan

“ngger opo sing kok karepi wes kok gayuh , nanging picubo saktemene iki ora neng kene ananging ono ing panggonanmu ,seng tk jaluk patrapno elmu lan uripmu ono ing dalan engkang bener ojo kesluru dalan seng kliru yo ngger ,sak gede gede ne elmu sing kok gayuh isih luweh gede tanggung jawab seng kok gembol”(ngger apa yang kau inginkan sudah kau dapatkan,tapi cobaan sebenarnya itu bukan ada disini tapi ada di tempatmu,yang kuminta terapkanlah ilmu dan hidupmu paja jalan yang benar,jangan sampai tergoda jalan yang keliru ya nak,sebesar besarnya ilmu yang kau dapatkan sesungguhnya masih lebih besar tanggung jawab yang kau emban)ucap eyang guru menasehati dengan nada menenangkan

“ iya eyang guru kami akan mengingatnya”ucap pakdul bicara mewakili

“kango mrantandani kowe kabeh tau dadi siswane sanggar pamulangan pangemban dawuh kowe sak keloron tak wehi bebungah bungkusan loro iki ning wekasku bukaen buntelan iki neng omah yo ngger ojo neng kene”(sebagai tanda kalian pernah jadi siswa di sanggar pamulangan pangemban dawuh, kalian berdua akan kuberi hadiah 2 bungkusan ini ,tapi pesanku bukalah bungkusan ini dirumah) ucap eyang guru sembari menyerahkan 2 bungkusan kain putih sebesar kepalan tangan

“ya sudah eyang guru saya bawa mereka berdua pulang dulu nanti kliwon depan saya akan kesini”ucap mbah mir kepada eyang guru

“yo wes ngger pujo montroku bakal ngiringi lakumu ngger”(ya sudah nak doaku akan selalu mengiringi perjalananmu anakku) ucap eyang guru melepas bapak dan pak dul

bapak dan pak dul hanya mampu mencium tangan eyang guru sembari menangis sesenggukan tanpa mampu berucap satu kata pun

“yen kowe kangen karo sanggar pamulangan iki dolano mrene le mesti kowe bakal tak tompo”(jika kalian rindu dengan sanggar pamulangan ini berkunjunglah kesini kalian pasti akan ku terima)ucap eyang guru sembari mengelus kepala bapak dan pak dul

“ya sudah dul,nu ayo kita segera pulang sudah ada yang menanti kita diluar”ucap mbahmir

bapak dan pak dul pun mulai mengusap kedua matanya yang sudah basah dengan airmata sembari mengangguk ,saat mbahmir mulai melangkahkan kaki bapak dan pakdul pun mulai mengikutinya memasuki rongga besar dipohon beringin itu, saat sudah keluar dari sisi lain dari pohon beringin itu langit masih terlihat gelap ,tiba –tiba terdengar suara auman harimau yang menggema mengagetkan mereka berdua perlahan dari kegelapan malam itu muncul bayangan seekor harimau putih yang teramat besar dengan gelang emas yang melingkar di ke 4 kakinya

“baru aja keluar udah ada yang nantangin lagi pak dul”ucap bapak kepada pak dul

“iya ya deknu ya sudah lah yuk kita hajar saja biar cepet selesai”ujar pakdul menimpali

mbah mir yang mendengar itu hanya menggeleng tertawa kecil

“hoi bocah wedus kowe arepe ngroyok aku tho opo kowe lali karo aku iyo”(hoi anak kambing kalian mau mengeroyokku apa kalian lupa sama aku ya)ucap harimau itu menggeram lalu berubah menjadi sesosok makhluk yang mereka kenal

“lho simo ludiro tho walah kalo kamu berwujud jadi kucing ya jelas kami tak tahu lah hehehehe”ucap bapak tertawa kecil

“bapakne asu anake koyo wedus iki pisan anake darno arep sok melu melu dadi wedus”ucap simo ludiro jengkel

“sudah sudah akulah yang meminta simo ludiro kesini buat anter kita ke rumah biar cepet”ucap mbah mir menengahi

“asu macan kok padakne ro jaran”(asu macan kau samakan dengan kuda)ucap simo ludiro yang masih jengkel

“ya kalo kamu gak mau ya gpp mo ,tapi kalo eyang guru tahu aku gak tanggung jawab lho ya”ucap mbah mir mengancam

“setan alas wanimu mung koyo ngono y owes lah timbang aku keno paukuman maneh” ucap simo ludiro yang kembali kewujud harimau putih besar

“ayo cepet munggah “(ayo cepet naik) ucap simo ludiro dengan nada ketus

“lho kok kayak gitu sih mo kalo gak mau ya sudah aku sama anak anak jalan kaki aja”ucap mbah mir mencoba mengakali simo ludiro

“ojo ojo wes ayo tak terke ya ojo mlaku”(jangan jangan sudah ayo kuantar jangan jalan kaki ya”ucap simo ludiro yang nada ya tiba tiba berubah menjadi halus

“ya udah kalo kamu maksa mo”ucap mbah mir tersenyum licik

“ya sudah dul nu ayo mumpung dapet tumpangan “ucap mbahmir kepada bapak dan pak dul sembari menaiki punggung simo ludiro,dengan tertawa kecil bapak dan pakdul pun menyusul mbahmir menaiki punggung harimau putih besar tersebut,setelah mereka bertiga menaiki punggung simo ludiro ,kemudian simo ludiro pun berdiri dengan tiba tiba harimau putih besar itu mengaum dengan sangat keras.lalu simo ludiro mulai melangkahkan kakinya saat angin besar yang tiba tiba muncul disekitarnya dan meloncat tinggi kearah depan menghempas dedaunan pepohonan yang tinggi dan berlari kencang menghentak angin simo ludiro yang berlari kencang seakan menginjak udara diatas langit malam itu,namun sesuatu hal yang tak terduga terjadi diatas langit desa wendit kala itu, simo ludiro tiba tiba terhempas jatuh tertabrak oleh sesuatu,bapak, pak dul dan mbahmir yang tengah menaiki punggung simo ludiro pun turut jatuh terhempas dan terjerembab ditanah, terlihat diatas langit kala itu seekor harimau berwarna hitam pekat dengan mata menyala kuning terhias kalung emas berukir di lehernya dengan 4 gelang emas di keempat kakinya tengah menatap garang kearah simo ludiro,

“kowe wani mrene dulurku simo ludiro”(kau berani kesini saudaraku simo ludiro) ucap harimau hitam besar itu dengan sorot mata buas penuh dendam

“simo kumbang….sek durung ilang mangkelmu karo aku”(simo kumbang…masih belum selesai jengkelmu padaku) ucap simo ludiro yang mulai berdiri

“pekoro kowe aku kudu mlayu ngganti mrene”(gara gara kau ,aku harus melarikan diri sampai sini)ucap simo kumbang menggeram

“ kowe iku adiku simo kumbang ,nanging kowe wes mbalelo marang kanjeng romo terus aku mbok kon piye”(kamu itu adikku simo kumbang ,tapi kau sudah memberontak kepada kanjeng romo terus aku harus gimana)ucap simo ludiro mencoba memberikan pengertian

“wes kowe ra usah selak simo ludiro aku weruh kowe arep arep dampar keprabon alas lodoyo tho,baik kowe”(sudah kamu gak usah ngeles simo ludiro aku tahu kau hanya menginginkan singgasana raja alas lodoyo kan,baik kau) ucap simo kumbang yang langsung menerjang dari atas langit kearah simoludiro

simo ludiro yang mulai berubah kembali ke wujud manusia berkepala harimau itu pun mencoba menghindar dan seketika itu cakar simo kumbang menhunus kearah tanah, menimbulkan tanah menjadi berlubang,mengetahui simo ludiro mulai berubah ke wujud setengah manusianya simo kumbang pun mulai berubah menjadi sosok manusia setengah harimau berwarna hitam yang terlihat lebih besar dari simo ludiro,kedua sosok setengah manusia berkepala harimau hitam dan putih itu saling menghantam dengan sengit namun simo ludiro seperti kewalahan menghadapi serangan simo kumbang dan terjatuh saat simo kumbang hendak menusukkan cakarnya kearah leher simo ludiro,tiba tiba mbahmir yang melihat simo ludiro sudah sangat terdesak pun bergegas meloncat kearah simo kumbang dan dengan sekuat tenaga menghantam kepala harimau hitam itu dan terlemparlah simo kumbang menjauh dari simo ludiro

“wes mir iki urusanku karo adi ku kowe ra sah melu melu”(sudah mir ini urusanku dengan adikku ,kau tak usah ikut campur)ucap simo ludiro yang mulai mengeluarkan pusakanya tombak tri murti

“yo wes lek iku karepmu simo kumbang,neng kene ditentokke kowe opo aku sing gugur”(ya sudah kalau itu keinginanmusimo kumbang,disini kita tentukan kau apa aku yang akan gugur) ucap simo ludiro lagi yang mulai serius

“hahaha,kowe wes siap dadi wadalku kanggo kamuktenku “(hahaha kamu sudah siap menjadi tumbal ku untuk kejayaanku) ucap simo kumbang sembari mengeluarkan tombak berwarna hitam kelam dengar aura gelap disekeliling tombak itu

“tombak wastra pati,cocok tenan karo awakmu seng atine ireng”(tombak wastra pati sangat cocok dengan kamu yang memiliki hati hitam”ucap simo ludiro menggeretakkan giginya dan mulai saling serang lagi saat kedua tombak itu saling beradu muncul kilatan kilatan cahaya ,lagi lagi simo ludiro terlempar ketanah mbah mir yang melihat itu pun mulai geram

“nu ,dul kalian bantu simo ludiro tunjukkan apa yang sudah kalian pelajari di sanggar pamulangan”ucap mbah mir kepada bapk dan pak dul,bapak dan pak dul pun hanya mengangguk lalu berlari kearah simo kumbang ,tangan pak dul yang telah berubah seperti bara itu mulai dihantamkan kearah simo kumbang namun secara mudah dihindari oleh simo kumbang ,simo kumbang yang berhasil menghindarinya mulai membalas pak dul dengan menendang punggung pak dul dengan sekuat tenaga seketika terlemparlah pak dul jatuh keatas tanah memuntahkan darah sekejap kemudian simo kumbang meraih kaki pak dul yang terjatuh keatas tanah lalu melemparnya bapak yang mengetahui itu langsung menghantam kepala simo kumbang namun seakan tak dirasa simo kumbang pun hanya menoleh kearah bapak dan menghantam bapak sekuat tenaga bapak pun jatuh ketanah disaat antara sadar dan tidak sadar bpak mulai mendengar suara suara rapalan mantra ditelinga bapak

“bandung bondowoso….apakah ini dari eyang guru”ucap bapak dalam hati dan bapak mulai mengucapkan mantra yang terdengar di pendengarannya dan seketika itu muncul suatudorongan kuat dari dalam tubuhnya seakan aka nada tenaga besar yang menyelimuti tubuh bapak,lalu berdiri mengetahui itu simo kumbang pul langsung menghantam lagi kearah bapak namun tiba tiba tangan bapak reflek menyilang menahan pukulan simo kumbang ,tahu pukulannya dapat ditahan oleh bapak simo kumbang pun mundur beberapa langkah,mengetahui itu bapak pun langsung berlari menghantam kerah simo kumbang dan beardu pukul dengan simo kumbang sangat cepat hingga tak mampu diikuti oleh mata ,simo ludiro yang telah sedikit pulih dari luka lukanya pun lang sung menghunuskan tombaknya kearah punggung simo kumbang dan “JLEBB” tertancaplah tombak trimurti di punggung simo kumbang dan tertembus kearah dadanya, simo kumbang pun melihat tombak simo ludiro yang telah menyembul didadanya dengan darah hitam bermuncratan dari arah dadanya ia pun mulai jatuh berlutut, simo ludiro pun mulai mencabut tombak trimurti yang tertancap di punggung simo ludiro seketika tubuh simo kumbang pun terjatuh tengkurap ketanah dengan darah hitam yang menggenang disekelilingnya lalu simo ludiropun mulai berubah menjadiharimau putih besar lagi

“ayo cepat munggah aku kudu gek ndang bali neng alas lodoyo nemoni kanjeng romo” ucap simo ludiro

mbah mir, bapak dan pak dul pun mulai menaiki punggung simo ludiro dan langsung berlari melesat menuju gelapnya malam.

disisi lain simo kumbah yang telah tersungkurtak sadarkan diri didatangi oleh sesosok tua dengan 2 mata yang ditutup kain hitam

“oalah ngger mesakke temen kowe ayo melu aku bakal ono wayahe kowe ngewales iki”(oalah nak kasihan sekali kamu,ayo ikut aku ada waktunya kau akan membalas ini semua)ucap sosok pria tua yang kedua matanya ditutup dengan kain hitam itu,yang langsung mengangkat tubuh simo kumbang dan pergi entah kemana,malam masih menenggelamkan bumi dalam pelukannya yang dingin tanpa cahaya mengantarkan ketiga anak manusia itu untuk kembali kepada rumah yang menanti mereka.
Diubah oleh damar.jagad 22-12-2023 15:18
bolapantaiAvatar border
joyanwotoAvatar border
anwaranwar93Avatar border
anwaranwar93 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
89
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan