Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

damar.jagadAvatar border
TS
damar.jagad
Collector:tembang part 1
Malam yang terasa semakin dingin membawa aroma dingin didalam setiap hembusan angin yang menerpa bersama dengan sosok-sosok yang menebar hawa ketakutan,disisi lain sosok bernama kiyai getap terlihat terkaget mendengar kalimat “GONDHO WANGI SKING TRAH PUNGKASAN”

“edan….makane iso koyo ngene dadine iki gelem ora gelem kudu di pungkasi saiki”(edan itu sebabnya bisa jadi seperti ini mau tidak mau harus diselesaikan sekarang) ucap kiyai getap dengan nada kekhawatiran

“mbah kiyai saya mohon bantuan panjengean ini tidak luput pasti jadi perang”ucap mbahmir menyahut

“iki ora bakal mampun yen aku ijen ,heh cah edan undangen kabeh ojo ono sing luput”(ini tidak akan mampu bila cuma aku sendiri,heh bocah edan panggil semua jangan ada yang tertinggal)ucap kyai getap sembri memmdang kearah mbah mir

“nggih mbah jangan khawatir mereka pasti datang…..”ucap mbah mir menjawab ucapan kiyai getap dengan yakin

Tiba tiba dari atas rumah raden arum kusumo turun

“kiyai getap…panjenengn ugi mriki…”sapa raden kusumo dengan senyum terkulum

“senopati arjuno jebul …hahahah koyone bakal rame iki mengko”ucap kiyai getap sambil tertawa

“injih mangke sederek sederek ugi dumugi “ucap raden arum kusumo yang masih tersenyum

Dari kejauhan terdengar suara desingan seakan akan sedang merobek udara meluncur cepat lyaknya kilatan cahaya di gelapnya malam yang

Tiba tiba meluncur kearah sosok-sosok bertubuh raksasa itu dan craaaassh muncratan darah yang terciprat mulai membasahi pagar gaib yang terliht akan segera hancur itu beberapa sosok raksasa itu terlihat sudah terjatuh dan menggelepar –gelepar menjemput kematiannya dan kemudian mulai mengguap menjadi asap,bapak yang melihat itu merasa bingung dan mulai bertanya pada mbah mir

“ apa itu pak..? kilatan cahaya itu mampu membunuh beberapa sosok buto dalam sekali lewat”

“itu salah satu pusakaku PEDANG SUDUK MARU”jawab mbah mir seketika itu pak dul terbelalak seakan tak percaya dengan pa yang diucapkan mbahmir

“EDAN ,barang itu beneran ada tha “pak dul berucap sembari menggelengkan kepalanya

“hmm…”jawab mbahmir pendek sembari tersenyum mengejek pak dul

Dari atas langit tiba-tiba terdengar suara auman macan yang keras menggema seakan akan berpuluh puluh macan tengah mengaum bersamaan,suara yang mampu mengagetkan setiap sosok yang ada disitu dan menegadahkan kepala secara bersamaan kearah langit disana terlihat seseorang dengan badan tegap tinggi besar layaknya tugu ,mengenkan celana hitam bertapeh jarik berwarna hijau kekuningan,mengenakan pelindung lengan dan gelang bahu yang sekilas terlihat terbuat dari emas ,dipunggungnya terlihat kain merah panjang menjuntai sematakakinya yang berkibar layakny jubah yang menggantung disisi kedua bahunya yang diikuti puluhan sosok berpakaian layaknya prajurit yang anehnya tubuh mereka berbulu loreng layaknya macan namun berbeda dngan sosok berjubah yang memiliki belang hitan dan putih lalu sosok berjubah merah itu terlihat turun menghampiri sosok sosok yang berada didekat ubo rampe terlihat sosok itu semakin mendekat dan terlihatlah sosok itu dengan jelas tangan kakinya yang menyerupai kaki macan ,terdpat ekor yang sesekali terlihat bergerak di balik punggungnya dan memiliki kepala layaknya seekor harimau dengan mata merah menyala rambutnya terlihat panjang putih terikat dibagian atasnya dan tergerai dibagian bawahnya dengan tiba tiba tangannya menyahut bangkai ayam cemani yang tergletak di sebelah ubo rampe itu ,4 taringnya yang besar mengerikan terlihat saat sosok itu mulai membuka mulutnya dan mendekatkan bangkai ayam itu kearah mulutnya dan kraak terdengar suara tulang yang dihancurkan dengan paksa dari arah mulutnya

“kowe ra lali senenganku jebul yo ,bocah asu hahahahhha” (kamu tidak lupa kesukaanku ya bocah asu)ucap sosok itu terlihat sambil mengunyah bangkai ayam itu

“Selamat datang penguasa gunung macan sudah lama nggak ketemu ya gaya selengekanmu itu tetep gak berubah Hahahahh”ucap mbah mir menyapa sosok itu

“Simo ludiro begal gunung macan ,heh”ucap raden arum kusumo mencibir

“iki welute sopo sing ucul nganti tekan kene” (ini belut siapa yang lepas sampai kesini)balas sosok simo ludiro itu dengan ketus

“heh….kucing alas opo urung cukup sing ndisik? Opo njaluk dibaleni maneh ben lego?” (hey kucing hutan apa belum cukup yang dulu? apa kau minta kita ulang lagi?)ucap raden arum kusumo dengan pandangan tajam kearah simo ludiro

“Ayo baleni maneh ben tambah lego opo ono ceritane macan kalah karo welut HAHAHAHAHHA” (ayo kita ulang lagi biar tambah lega ,apa ada ceritanya macan kalah sama belut hahahah)ucap simo ludro yang mulai terpancing sembari mengepalkan kedua tangannya

“uwes mandeg wes podo tuek kok tingkahe koyo bocah opo ora isin heh” ( sudah berhenti ,sudah samasama tua kok seperti anak kecil)ucap kiyai getap tiba tiba berusaha melerai

“lho bopo resi sampeyan yo nang kene tho”(lho bopo resi anda juga disini ya)ucap simo ludro yang terlihat kaget memandang kiyai getap

“iyo iki aku MO”(iya ini aku mo)ucap kiyai getap menjawab

“Heh …mir kowe ono opo kok ngundang aku lan sak boloku mrene iki?” (heh mir kenapa kau memanggilku dan teman temanku kesini?)tanya simo ludro memandang kearah mbahmir

“nanti kuberitahu kalo semua sudah datang”ucap mbah mir kepada simo ludro

“sopo maneh mir sing kok undang kok akeh wong seng rasane deluk ngkas teko?” ( siapa lagi yang kau panggil kok rasanya akan ada banyak orang yang datang)Tanya simo barong kearah mbahmir

“sebentar lagi juga tau”jawab mbah mir tersenyum.

Aroma harum semerbak terbawa angin menyergap penciuman semua sosok yang tengah berkumpul dipelataran rumah itu yang datang tiba tiba.

“yang kita tunggu sudah tiba “ucap mbah mir tersenyum

Aroma semerbak yang kian kuat itu mengiringi sesosok wanita yang teramat sangat cantik berpakaian wanita jawa dengan rambut lurus terurai selendang biru nya terlihat berkibar seakan tertiup angin yang seakan mengawalnya,terlihat mahkota kecil diatas kepalanya yang tengah dituntun oleh sesosok pria gagah berompi kulit dengan rambut panjang terurai bercelana hitam dan bertapeh kain jarik bermotif ayam jago mengenakan udeng didahinya ,sosok perempuan itu berkata

“wong agung wis podo ngumpul iki nunggu aku lan kangmasku tho”(orang agung sudah berkumpul ini nunggu aku dan kangmasku ya)dengan tersenyum sangat manis

“Selamat datang dewi tembang laras dan joko umbaran”sambut mbah mir

“ngapuro yo aku lan kang masku telat dek mau ono celurut sing mepalangi dalanku mrene”(mohon maaf ya aku dan kangmasku telat ,karena ada tikus yang menghalagi jalanku tadi)ucap dewi tembang laras dengan suara lembut

“piye kabarmu cah ayu?”(gimana kabarmu cah ayu?)sapa kiyai getap

“Romo guru panembahan resi kawulo sae” (romo guru panembahan resi kabar saya baik)ucap dewi tembang larah sambil menghampiri kiyai getap dan mencium tangannya

“panembahan resi sampun dangu”(panembahan resi apa sudah lama)sapa joko umbaran pada kiyai getap

“sakwetoro anakku mas sak keloron”( baru saja anakku)jawab kiyai getap

“grrrrrr…joko umbaran ayo gelut”( joko umbaran ayo kelahi)ucap tiba tiba dari simo ludiro

“Ngapuro aku emoh gelut mungsuh kucing”( maaf aku tidak berkelahi melawan kucing)ucap joko umbaran mencibir

“hahaha panggah ngono wae kowe iku bocah lali omah” (tetap seperti itu saja kau bocah lupa rumah)ucap simo ludiro sambil tertawa

“berhubung semuanya sudah datang jadi begini aku mohon bantuan kalian semua” ucap mbah mir menyela

Semua sosok itu tiba-tiba serentak memandang kearah mbah mir

“Bantu opo..? gek ndang ngomongo bocah asu”(bantu apa? cepet ngomong kamu bocah asu)Ucap simo ludiro yang mulai tak sabar

“ jadi begini ,cucuku itu adalah trah pungkasan”ucap mbahmir yang tiba tiba dipotong oleh simo ludiro

“Trah pungkasan ,ojo ngomong kolo cokro wes muncul”(trah terakhir jangan bilang kalacakra sudah muncul)ucap singo ludiro

“iya cucuku yang kewaris, itu mengundang beberapa sosok golongan hitam dari alas pati dan alas bathang datang seperti yang kalian lihat”

“opo pasetran gondomayit wes weruh ugo?”(apa pasetran gondomayit juga sudah tahu)Tanya joko umbaran mewakili tiap sosok disitu

“Untungnya belum maka dari itu kita harus menutup gondho wangi dari cucuku biar tidak sampai ketahuan,tapi itu mungkin jika semua sosok gelap yang ada disini kita kalahkan”

“iyo bener ben panggonane ora dititeni”(iya benar supaya tempat ini tetap tak diketahui)ucap kiyai getap menjawab terangguk angguk

“yo wes ayo ngenteni opo awakku wes gatel kabeh”(ya sudah ayo kita nunggu apa lagi badan ku sudah gatel)ucap simo ludiro tak sabar

“dul ayo sudah siap kan kamu?”ucap mbah mir kearah pak dul

“apa disini pak mir..?”jawab pak dul terbingung

“nggak kita akan ke dunia mereka ,biar disini nggak terpengaruh?”ucap mbah mir menjawab kebingungan pak dul

“apa raganya kita tinggal sini pak mir?”ucap pak dul masih dengan muka bingungnya

“aduh no darno kamu punya anak kok kayak gini tho,ya kita bawa raganya sekalian kesana,dul”ucap mbahmir sambil menepuk dahinya

“aku gak tau caranya lho pak mir”ucap pak dul

“udah kamu diem aja “ucap mbahmir sembari memejamkan mata

Dalam sekejap mbhmir berdiri lalu membuka matanya disana bapak dan pak dul pun terkaget melihat retina mbah mir yang berubah warna menjadi merah

“kalian berdua pegang bahuku”ucap mbahmir kepada bapak dan pak dul,tanpa menjawab bapak dan pak dul menuruti mbah mir,setelah itu tiba –tiba mbah mir menghentakkan kakinya ke tanah tiga kali

“tutup mata kalian”sambung mbah mir

Tiba tiba pak dul dan bapak merasa seakan tubuhnya tersedot oleh sesuatu entah apa itu…

Tak seberapa lama tubuh mereka berdua terasa terhempas ke atas tanah..

“buka mata kalian kita sudah sampai”terdengar suara mbah mir memberitahukan

Perlahan lahan bapak dan pak dul pun membuka mata disana bapak dan pak dul melihat tempat yang sama sekali tak pernah diketahui yang dipenuhi dengan banyak kejanggalan,tanah yang mereka injak terlihat sangat gersang ,batu batu besar terlihat melayang tak menapak tanah ,suasana tempat itu seperti kala pagi hari terasa redup hening dingin hanya suara angin yang sesekali terdengar mengusik pendengaran yang seakan menerpa pepohonan kering yang berdiri sombong tanpa dedaunan yang tumbuh

“dimana ini pak..?”Tanya bapak tiba tiba kearah mbah mir

“Alam sunyi le tempat perbatasan dunia manusia dan alam gaib”jawab mbah mir

‘Ternyata seperti ini perbatasan alam manusia dan alam gaib”ucap pak dul lirih

Tiba tiba terlihat ratusan makhluk –makhluk mengerikan yang melayang turun didepan makhluk makhluk itu terlihat sosok bertudung hitam yang pernah bapak lihat kala raden arum kusumo bertarug dengan lambe watang tempo hari

“hahaha kewanen kowe manungso wani nantang aku “ (terlalu berani kau manusia menantang aku)ucap sosok itu

“kala ranu ...ternyata kamu penguasa alas wathang”ucap mbah mir sembari menatap tajam kearah kala ranu

“wes pasrahke wae bayi iku aku janji bakal baikhi kowe lan anakmu urip mukti“(sudah serahkan bayi itu aku berjanji kau dan keluargamu akan hidup nyaman)ucap kala ranu bernegosiasi

“ dalam mimpimu kala ranu sudah gak usah banyak omong lagi ayo kita tentukan kamu atau aku yang musnah hari ini”ucap mbah mir yang geram

Tiba tiba sebuah batu besar terjatuh mennggelinding dihadapan mereka berdua

Serentak kala ranu dan mbah mir menatap dari mana arah batu itu datang,disana terlihat ratusan raksasa yang seperti gunung tengah terlihat berlari menghampiri,dibelakang ratusan sosok raksasa itu terlihat sosok raksasa yang jauh lebih besarberambut gimbal panjang dengan gigi taring panjang yang menyembul di kedua sisi bibirnya,berkalungkan tengkorak manusia di lehernya di kepalanya terlihat tanduk yang mencuat tumbuh di sekeliling kepalanya hingga terlihat seperti mahkota tulang yang mengerikan

“hahaha dulurku kala ranu aku wes teko …aku ra bakal meneng wae yen ono dulurku duwe gawe hahahah” ( saudaraku aku sudah datang ,aku tidak akan melewatkan acara besar yang digelar saudaraku ini)suara gelegar dari sosok itu yang seketikka membangkit kan ketakutan yang dari tadi mencoba untuk bersembunyi dalam benak bapak dan pak dul yang hanya terdiam sedari tadi

Raden arum kusumo ,simo ludiro,kiyai getap,joko umbaran dan dewi tembang laras yang sedari tadi terdiam dan seakan akan membaca situasi mendadak terkejut dengan datangnya para sosok raksasa itu

“durmomurko,raja buto soko alas pati melu ngeramekkke ,wah iki malah katon nyenengke”( durmo rukmo,raja buto ala pati ikut meramaikan ini terasa jauh lbih menyenangkan)ucap kala ranu menyapa sekutunya itu

Dengan mata buas nya durmomurko memandang kesekelilingnya dan menyeringai lalu berkata

“priyagung priyagung yo melu teko mrene ….piye kabarmu juragane gunung macan hahahah gowo bolo pirang pirang arep ngopo kowe heh”(orang orang agung juga ikut datang kesini ,gimana kabarmu juragannya gunung macan membawa pasukan begitu banyak mau apa kau)

“buto alas aku mrene arap ngicipi sate butho”( buto alas aku kesini ingin mencicipi sate buto)balas simo ludiri dengan tatapan tajam

“gede sumbarmu macan puteh hahahaha “ (Besar sumbarmu macan putih)

“sudah jangan banyak bicara yang terpenting sekarang alas wathang dan alas pati harus musnah hari ini”

“kowe ngundang bolo mung semono kok wanine sumbar” ( kau membawa sekutu cuma segitu kok berani ssesumbar) ucap kala ranu

Tiba tiba sekelebat cahaya merah terbang cepat kearah mbah mir ,secara cepat mbah mir menangkis cahaya merah itu

“demit bajingan berani nyerang sembunyi sembunyi”ucap mbah mir kearah kala ranu sembari berlari kearahnya diikuti pedang suduk maru yang terlihat terbang melayang disisinya dan kemudian terbang menghantam membabi buta kearah pasukan demit alas wathang beberapa demit terlihat sudah tergelepar di tanah dengan darah hitam yang menggenang

“ASU pedang suduk maru mbok pikir aku wedi hahaha aku wes weruh bakal koyo ngene ning cubo delengen opo sing tak gowo”( asu pedang suduk maru kau pikir aku takut aku tau akan terjadi seperti ini tai coba lihat apa yang kubawa)dengan senyum menyeringai kala ranu mengeluarkan sebuah benda yang mirip sangkar dari balik tubuhnya

“Pakunjaran brojo kurang ajar pusaka itu bisa mengunci pedang suduk maru”ucap mbah mir yang mulai khawatir,lalu terlihat kalaranu mengangkat pakunjaran brojo tinggi tinggi lalu terlihat mulutnya berkomat kamitdan tiba tiba pintu sangkar itu terbuka dan seakan menyedot udara disekitarnya, pedang suduk maru yang tengah malayang menyerang pasukan alas watang itu tiba tiba terdiam dan seakan tertarik kearah pakunjaran brojo dalam sepersekian detik pedang suduk maru pun tersedot masuk kearah pakunjaran brojo ,yang tak mampu dihalangi oleh mbah mir

Prolog
1.mijil
2.gondho 1
3.gondho 2
4.arum 1
5.arum 2
6.saking 1
7.saking 2
Diubah oleh damar.jagad 22-11-2023 08:50
pulaukapokAvatar border
belajararifAvatar border
anwaranwar93Avatar border
anwaranwar93 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
629
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan