

TS
ormarr
Beda Zaman Beda Tantangan ! (Bagian Satu)
Dalam setiap zaman masyarakat menjalani pola hidup yang beragam, mulai dari generasi sebelum era digital sampai era digital, termasuk di dalamnya anak-anak. Generasi millennial bagian dari masyarakat yang hidup di era digital. Ciri – ciri masyarakat generasi millenial adalah teknologi informatika yang menjadi bagian dari kebutuhan hidup mereka agar segala hal menjadi lebih mudah dan instant untuk di jalani dalam setiap aktivitas maupun rutinitasnya. Pola hidup yang serba cepat dan instant dalam masyarakat millennial secara perlahan dapat merubah mindset mereka menjadi tidak memahami dan enggan menjalani proses agar mendapatkan hasil yang terbaik, termasuk di dalamnya proses belajar. Terlebih lagi dalam proses menghafal dan mengulang hafalan Al-Qur’an dimanapun dan kapanpun. Tergesa-gesa, suka menunda – nunda, terlalu cepat merasa jenuh, malas dalam menghafal Al-Qur’an dan mengulang hafalannya merupakan beberapa dari problematika yang di hadapi anak di zaman millennial.
Apabila di biarkan dapat memberikan efek negatif berkepanjangan dimanapun dan kapanpun. Sebuah tantangan bagi guru untuk mengawasi, membimbing, mendidik peserta didik agar sikap suka menunda – nunda, tergesa – gesa dan malas tidak menjadi kebiasaan ketika mereka berada di luar lingkungan Sekolah, termasuk dalam hal menghafal Al-Qur’an dan mengulang hafalannya. Oleh karena itu peran seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, penasehat, suri teladan, pembaharu, peneliti, pendorong kreativitas. Sikap komunikatif antara guru dengan siswa/i maupun anggota keluarganya dan orang tua siwa/i merupakan salah satu solusi agar guru dapat mengawasi, membimbing dan mendidik siswa/i walaupun mereka berada di luar lingkungan Sekolah. Dalam dunia pendidikan ada empat pola asuh yang menentukan hubungan antara orang tua dengan anak menjadi komunikatif atau tidak. Keempat pola asuh tersebut adalah pola asuh demokratis, otoriter, acuh tak acuh, penuh cinta dan kasih sayang.
Pola asuh demokratis di tandai dengan sikap orang tua yang lebih terbuka dengan keputusan maupun sikap anak. Jika ada perilaku yang menyimpang orang tua melakukan komunikasi dan negosiasi terlebih dahulu agar anak memahami dan menyadari bahwa keputusan yang di ambil salah sehingga mereka tidak melakukan kesalahan yang serupa. Dalam pola asuh demokratis karakter orang tua lebih komunikatif. Melakukan teknologi informatika melakukan komunikasi antara satu dengan yang lain bukanlah hal yang sulit, terlebih lagi melalui sosial media yang dapat memudahkan orang tua komunikasi dengan anak maupun guru dan sebaliknya dimanapun dan kapanpun. Apabila sejak muda orang tua sudah terbiasa disiplin dengan waktu melakukan manajemen waktu bukanlah hal yang sulit.
Kepribadian yang matang di usia tua hasil dari rutinitas dan pembiasaan yang baik di usia muda. Apabila sejak muda orang tua sudah terbiasa disiplin dengan waktu, melakukan pola asuh demokratis dengan sikap yang komunikatif dengan anak bukanlah sebuah kendala. Terlebih lagi peran dan tanggung jawab orang tua tidak hanya memberikan nafkah kepada anak, tetapi juga sebagai pendidik dan pemberi suri teladan kepada anak dimanapun dan kapanpun. Pola asuh kedua yang mempengaruhi hasil belajar anak di dalam maupun luar lingkungan Sekolah adalah pola asuh otoriter. Pola asuh jenis ini di tandai dengan peran orang tua sebagai pengambil keputusan dan tidak ada negoisasi dalam setiap pendapat dan keputusan anak. Keterbatasan dari pola asuh ini anak dapat merasa tertekan, tidak percaya diri dengan bakat yang mereka miliki apabila berlawanan dengan kehendak orang tua dan tidak memahami tujuan dari setiap kewajiban dan larangan yang diberikan orang tua.
Pola asuh ketiga yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah acuh tak acuh. Pola asuh jenis ini ditandai dengan sikap, perhatian dan pemberian suri teladan dari orang tua kepada anak yang sangat minim. Orang tua sibuk dengan rutinitas maupun aktivitasnya sehingga kebutuhan anak terbengkalai bahkan di abaikan. Efek negatif dari pola asuh ini rasa percaya diri anak secara perlahan redup dan mereka merasa terabaikan karena tidak ada dukungan dari orang tua. Agar mereka mendapatkan perhatian mereka melakukan berbagai hal yang di larang dalam lingkungan Sekolah. Sehingga tidak jarang guru menghukum dan membentak karena sikap mereka yang nakal. Hukuman tidak digunakan untuk menekan respons, tapi tidak menghilangkannya. Respons yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah anak-anak dalam lingkungan Sekolah.
Sayangnya banyak guru dan orang tua belum mengetahui bahwa hukuman tidak efektif untuk menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan. Dalam sebuah eksperimen jika anak-anak diberikan sebuah imbalan yang berwujud agar mereka melakukan sesuatu yang memuaskan mereka, seperti menggambar lalu mereka menjatuhkan pulpen, mereka cenderung tidak mengulanginya lagi. Pola asuh ketiga yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah pola asuh penuh cinta dan kasih sayang. Pola asuh jenis ini ditandai dengan sikap orang tua yang selalu membenarkan perbuatan, ucapan dan pola pikir anak walaupun mereka berbuat tidak sopan dan salah kepada guru di dalam mupun luar lingkungan Sekolah.
Daftar Pustaka Sementara
Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi Yang Berkarakter). Jakarta : PT Rineka Cipta, 2018.
Lynn Wilcox, Critcism of Islam Psyhology terj. Kumalahdi P, Lynn Wilcox. Yogyakarta: IRCiSoD, 2018
Mulasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Apabila di biarkan dapat memberikan efek negatif berkepanjangan dimanapun dan kapanpun. Sebuah tantangan bagi guru untuk mengawasi, membimbing, mendidik peserta didik agar sikap suka menunda – nunda, tergesa – gesa dan malas tidak menjadi kebiasaan ketika mereka berada di luar lingkungan Sekolah, termasuk dalam hal menghafal Al-Qur’an dan mengulang hafalannya. Oleh karena itu peran seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, penasehat, suri teladan, pembaharu, peneliti, pendorong kreativitas. Sikap komunikatif antara guru dengan siswa/i maupun anggota keluarganya dan orang tua siwa/i merupakan salah satu solusi agar guru dapat mengawasi, membimbing dan mendidik siswa/i walaupun mereka berada di luar lingkungan Sekolah. Dalam dunia pendidikan ada empat pola asuh yang menentukan hubungan antara orang tua dengan anak menjadi komunikatif atau tidak. Keempat pola asuh tersebut adalah pola asuh demokratis, otoriter, acuh tak acuh, penuh cinta dan kasih sayang.
Pola asuh demokratis di tandai dengan sikap orang tua yang lebih terbuka dengan keputusan maupun sikap anak. Jika ada perilaku yang menyimpang orang tua melakukan komunikasi dan negosiasi terlebih dahulu agar anak memahami dan menyadari bahwa keputusan yang di ambil salah sehingga mereka tidak melakukan kesalahan yang serupa. Dalam pola asuh demokratis karakter orang tua lebih komunikatif. Melakukan teknologi informatika melakukan komunikasi antara satu dengan yang lain bukanlah hal yang sulit, terlebih lagi melalui sosial media yang dapat memudahkan orang tua komunikasi dengan anak maupun guru dan sebaliknya dimanapun dan kapanpun. Apabila sejak muda orang tua sudah terbiasa disiplin dengan waktu melakukan manajemen waktu bukanlah hal yang sulit.
Kepribadian yang matang di usia tua hasil dari rutinitas dan pembiasaan yang baik di usia muda. Apabila sejak muda orang tua sudah terbiasa disiplin dengan waktu, melakukan pola asuh demokratis dengan sikap yang komunikatif dengan anak bukanlah sebuah kendala. Terlebih lagi peran dan tanggung jawab orang tua tidak hanya memberikan nafkah kepada anak, tetapi juga sebagai pendidik dan pemberi suri teladan kepada anak dimanapun dan kapanpun. Pola asuh kedua yang mempengaruhi hasil belajar anak di dalam maupun luar lingkungan Sekolah adalah pola asuh otoriter. Pola asuh jenis ini di tandai dengan peran orang tua sebagai pengambil keputusan dan tidak ada negoisasi dalam setiap pendapat dan keputusan anak. Keterbatasan dari pola asuh ini anak dapat merasa tertekan, tidak percaya diri dengan bakat yang mereka miliki apabila berlawanan dengan kehendak orang tua dan tidak memahami tujuan dari setiap kewajiban dan larangan yang diberikan orang tua.
Pola asuh ketiga yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah acuh tak acuh. Pola asuh jenis ini ditandai dengan sikap, perhatian dan pemberian suri teladan dari orang tua kepada anak yang sangat minim. Orang tua sibuk dengan rutinitas maupun aktivitasnya sehingga kebutuhan anak terbengkalai bahkan di abaikan. Efek negatif dari pola asuh ini rasa percaya diri anak secara perlahan redup dan mereka merasa terabaikan karena tidak ada dukungan dari orang tua. Agar mereka mendapatkan perhatian mereka melakukan berbagai hal yang di larang dalam lingkungan Sekolah. Sehingga tidak jarang guru menghukum dan membentak karena sikap mereka yang nakal. Hukuman tidak digunakan untuk menekan respons, tapi tidak menghilangkannya. Respons yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah anak-anak dalam lingkungan Sekolah.
Sayangnya banyak guru dan orang tua belum mengetahui bahwa hukuman tidak efektif untuk menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan. Dalam sebuah eksperimen jika anak-anak diberikan sebuah imbalan yang berwujud agar mereka melakukan sesuatu yang memuaskan mereka, seperti menggambar lalu mereka menjatuhkan pulpen, mereka cenderung tidak mengulanginya lagi. Pola asuh ketiga yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah pola asuh penuh cinta dan kasih sayang. Pola asuh jenis ini ditandai dengan sikap orang tua yang selalu membenarkan perbuatan, ucapan dan pola pikir anak walaupun mereka berbuat tidak sopan dan salah kepada guru di dalam mupun luar lingkungan Sekolah.
Daftar Pustaka Sementara
Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua (Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi Yang Berkarakter). Jakarta : PT Rineka Cipta, 2018.
Lynn Wilcox, Critcism of Islam Psyhology terj. Kumalahdi P, Lynn Wilcox. Yogyakarta: IRCiSoD, 2018
Mulasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Diubah oleh ormarr 02-01-2025 10:14
0
274
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan