Quote:
Lembaga survei Poltracking merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. Hasilnya, 8 partai diprediksi lolos ke DPR.
Survei dilakukan pada 28 Oktober-3 November 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui tatap muka. Populasi survei adalah warga negara yang sudah memiliki hak pilih yakni berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode multistage random sampling. Margin of error survei ±2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR mengatakan elektabilitas PDIP masih tertinggi di angka 23% disusul Gerindra 18,1%. Sementara itu, kata Hanta, Golkar, PKB dan NasDem dalam posisi imbang.
"PDIP tertinggi 23%, kedua Gerindra 18,1%, yang ketiga Golkar, PKB, NasDem imbang tidak bisa disebut urut 3, 4, 5 yang berpotensi masuk 3 besar per hari ini dari November Goklar atau PKB atau NasDem," kata Hanta dalam pemaparannya, Jumat (10/11/2023).
Berikut hasilnya versi survei Poltracking:
PDIP 23%
Partai Gerindra 18,1%
Partai Golkar 8,8%
PKB 8,4%
Partai NasDem 8,3%
PKS 6,5%
Partai Demokrat 5,1%
PAN 4,8%
PPP 3,2%
Partai Perindo 2,1%
PSI 1,8%
Partai Hanura 0,7%
Partai Garuda 0,3%
Partai Ummat 0,1%
Partai Bulan Bintang 0,1%
PKN 0,1%
Partai Gelora 0,1%
Partai Buruh 0,1%
Sebagai informasi, ambang batas partai politik masuk parlemen diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017. Berdasarkan UU tersebut ambang batas parlemen ditetapkan sebesar 4% dan berlaku secara nasional untuk semua anggota DPR.
Survei Poltracking: PDIP dan Gerindra Teratas, 8 Parpol Diprediksi ke DPR Survei
Indikator: PDIP Teratas, Elektabilitas NasDem-PD Naik Usai Berpisah
PDIP 24,1%
Gerindra 14,4%
Golkar 9,3%
PKB 7,7%
NasDem 7%
PKS 6,2%
Demokrat 5,2%
PAN 4,3%
PPP 3%
Perindo 1,5%
PSI 0,9%
Hanura 0,6%
Gelora 0,2%
Partai Buruh 0,2%
PKN 0,1%
PBB 0,1%
Partai Garuda 0,1%
Partai Ummat 0,0%
Tidak Jawab 14,9%
Survei Charta Politika Terbaru: Elektabilitas PDIP Tertinggi, PSI Cuma 0,9 Persen
PDIP 26,3%
Gerindra 17,8%
Golkar 8,1%
PKB 7,9%
NasDem 7,6%
PKS 6,9%
Demokrat 3,8%
PPP 3,4%
PAN 3,1%
Perindo 2,8%
PSI 0,9%
Hanura 0,7%
PBB 0,4%
Gelora 0,3%
Buruh 0,2%
Garuda 0,1%
Ummat 0%
TT/TJ 9,8%
Pola permainan maupun strategi politik PDIP sudah mulai terlihat sehingga mulai bisa dibaca polanya. PDIP sepertinya mulai menyusun strategi untuk menyolidkan atau menguatkan para pemilihnya untuk PILEG dan sambil berusaha untuk masuk putaran kedua PILPRES. Meskipun dengan sedikit drama 'terzolimi' dan serangan yang mulai agak keras dan kasar ke arah lawan.
Strategi yang sama persis yang digunakan Gerindra pada PEMILU 2019 kepada lawan politiknya, sehingga mampu melambungkan suara PILEG dari tahun 2014.
Jika PDIP mendapat suara sekitar 20% saja (perkiraan sesuai margin of error 2,9%), maka kursi DPR yang diperoleh sekitar 22-23%.
Bagi PDIP jika mendapatkan hasil seperti ini bisa mununjukkan bahwa: "Jokowi effect bagi PDIP sama sekali tidak ada lagi".
Sedangkan dari PEMILU sebelumnya (2009 ke 2014) hanya bertambah sekitar 5%. Itu-pun hanya menyamai perolehan suara pada tahun 2004 (18,53%).
Yang benar-benar memiliki effect adalah SBY terhadap Partai Demokrat, dari 7.45% suara (55 kursi DPR) tahun 2004 menjadi 20,40% suara (148 kursi DPR) tahun 2009.
Jika mendapat kursi DPR 22-23% dan G-M masuk putaran kedua PILPRES, maka kemungkinannya akan sangat besar PDIP akan mengundurkan diri dari pemerintahan dan bertarung habis-habisan.