di Baliknya
Quote:
Ingin Temulawak Indonesia Setara Ginseng Korea, Pemerintah Dorong Lebih Banyak Penelitian
Senin, 6 November 2023 01:25 WIB
Ilustrasi temulawak. Freepik
Reporter Tempo.co
Editor Mitra Tarigan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan mengajak lebih banyak peneliti dan industri untuk memperbanyak penelitian tentang temulawak. "Kami dorong para peneliti untuk explore lebih banyak tentang temulawak," katanya pada conference dan workshop pertama Asosiasi HPTLC Chapter Indonesia, di Jakarta akhir Oktober 2023.
Kita arahkan semua peneliti dan komerisial untuk meneliti soal temulawak. "Agar semakin banyak informasi dan bukti tentang manfaat temulawak," katanya.
Menurut Roy, saat ini Indonesia memiliki 17 tanaman obat. Temulawak salah satu tanaman obat yang masuk prioritas untuk dicari tahu lebih dalam manfaat dan kegunaannya. Roy mengatakan pemerintah ingin agar temulawak dikenal sebagai obat alami khas Indonesia. "Misalnya orang langsung tahu kalau ginseng kan dari Korea, kami ingin kalau orang sebut temulawak ingatnya ya Indonesia," katanya.
Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan (kiri)/Tempo-Mitra Tarigan
Roy menilai secara budaya Indonesia cukup dekat dengan temulawak. Saat ini pun, sudah semakin banyak perusahaan swasta yang membuat produk berbahan dasar temulawak. "Budaya sudah tercatat sejak dulu, nenek moyang kita banyak gunakan temulawak untuk pengobatan," katanya yang merasa sangat mungkin temulawak bisa menjadi ikon obat herbal khas Indonesia.
Dari segi manfaat, Roy mengatakan, salah satu yang manfaat yang cukup dikenal dari temulawak adalah untuk melindungi organ hati. Namun perlu lebih banyak lagi penelitian dan pengujian dari para ahli, agar memastikan berbagai manfaat temulawak itu.
President of Indonesia Chapter of High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) Association Udayana University, I Made Agus Gelgel Wirasuta mengatakan sebenarnya sudah banyak penelitian tentang temulawak. Pihaknya bahkan sudah mengkaji dengan beberapa pakar dan dalam proses meminta pemerintah agar mendorong pengesahan temulawak supaya menjadi prioritas di bidang ini. “Kita sudah melihat dari aspek budaya, sudah tercatat sejak zaman nenek moyang kita, dengan kitab kuno, tradisi jawa, leluhur udah banyak,” katanya.
Ia pun setuju agar temulawak menjadi obat herbal khas dari Indonesia. Menurutnya dari sisi keberlanjutan, petani Indonesia sudah tidak asing menanam temulawak. Dari sisi ekonomi, industri pun sudah banyak komersialisasi produk ini. "Jadi ini menunjukkan kalau kita blow up semuanya, akan lebih mudah mencapai status sebagaimana ginseng di Korea,” katanya.
President of Indonesia Chapter of High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) Association Udayana University, I Made Agus Gelgel Wirasuta/Tempo-Mitra Tarigan
Gelgel bahkan mengatakan sebenarnya temulawak Indonesia sudah cukup terkenal. Menurut Gelgel, di Korea, jenis temulawak paling mahal ternyata berasal dari Semarang Jawa Tengah. "Temulawak di Korea paling mahal asalnya dari Semarang, karena dia tahu di situ kualitas terbaik, diteliti, sehingga kita percaya dengan kualitas yang dijaminkan oleh Korea,” ungkapnya.
Yang jadi masalah, kata Gelgel, Indonesia, belum percaya dengan kualitas bangsa kita sendiri. "Ayok negara hadir untuk membangun kualitas, jadi nggak salah dari kementerian (menyebut) temulawak bisa sehebat ginseng, nggak salah. Tapi kalau kualitasnya bener, nggak nipu-nipu kita percaya pada produk kita,” kata Gelgel
Ia berharap akan lebih banyak kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam mengeksplorasi soal temulawak sehingga bisa memiliki nilai jual yang baik sekaligus meningkatkan ekonomi Indonesia. “Kita kolaborasi untuk bangun menuju Indonesia emas, kita punya kopetensi luas, yang bisa jadi kekuatan ekonomi kita sendiri, nggak terbangun oleh orang luar,” kata Gelgel.
Sumber
Jumat, 3 November 2023 - 14:18 WIB
Sumber : Pixabay/ condesign Photo Mini 1 Photo Mini 2
Oleh : Sumiyati
JAKARTA – Indonesia berlimpah tanaman obat. Bahkan, bangsa ini memiliki 17 ribu jenis tanaman yang sangat potensial. Mirisnya, herbal Indonesia masih kalah pamor dibanding obat tradisional China, yang justru dipercaya lebih manjur untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit.
President of Indonesia Chapter of High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) Association Udayana University, Prof. Dr.rer.nat.apt, I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si, mengungkap alasan kenapa herbal Indonesia kalah dengan obat China. Yuk, scroll untuk mengetahui jawabannya.
Menurut Prof Gelgel, sapaannya, alasan pertama adalah soal regulasi, di mana Indonesia memiliki standar yang berbeda dengan negara lain terkait obat herbal, terutama dengan India dan China.
"Kalau obat tradisional kita gak boleh pake BKO (Bahan Kimia Obat) di dalamnya," ungkapnya ditemui di acara Conference dan workshop pertama Asosiasi HPTLC Chapter Indonesia, di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini.
"Sebenernya ini keunggulan dari regulasi kita, tapi obat China yang masuk ke Indonesia itu saya pernah mengontrol. Ketika misalnya dia dijual sebagai penurun tensi, mereka (di China) mengizinkan ada bahan kimia obat. Itu kan masyarakat nggak tahu cuma 'oh bagus ya obat China'," sambungnya.
Sementara Indonesia harus ketat dengan regulasi yang ada. Kata Prof Gelgel, kualitas obat herbal kita harus sesuai regulasi, yaitu 100 persen organik, tidak boleh ada tambahan bahan kimia di dalamnya.
"Sehingga hati-hati, karena regulasi di China dan India masih mengizinkan itu. Yang bagus ya kalau dibilang bahan alam, maka pure bahan alam. Karena regulasi kita lebih kuat," tuturnya.
"Negara menjamin kualitas dari obat herbal kita 100 persen sesuai dengan tema dan judulnya. Jadi kalau alam ya alam. Memang kalau efikasi masyarakat butuh cepet, tapi janganlah, karena tujuan kita beda," tambahnya.
Ilustrasi pil/obat. Ilustrasi pil/obat. Photo : Freepik/freepik
Prof Gelgel bahkan mengungkap, dia kerap mendapat laporan dari apoteker. Setelah mengonsumsi obat tertentu, bukannya sembuh, orang yang bersangkutan justru mengeluhkan masalah kesehatan. Setelah ditelusuri, ternyata hal itu karena terlalu banyak bahan kimia yang ditambahkan ke dalam obat yang diklaim herbal atau tradisional.
"Banyak yang kena tipu, apoteker sering melapor, abis minum ini ginjalnya jebol, karena banyak bahan kimia yang dimasukkan dan itu tidak terdaftar di badan POM," pungkas Prof Gelgel.
Ginseng walau sedikit, sekali minum khasiatnya langsung terasa seperti lagu di bawah ini 👇
Temulawak diminum berkali2, khasiat yang TS rasakan adalah jadi sering buang air kecil.
Bagaimana menurut kalian gaes ?
