Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Ia dikenal sebagai pemuda yang taat beribadah dan memiliki iman yang kuat. Suatu malam, saat Adi tengah khusyuk berdoa di dalam kamarnya, tiba-tiba suasana menjadi dingin dan mencekam. Kemudian, muncullah Kuntilanak Penggoda Iman, yang berusaha untuk menggoyahkan keyakinan Adi.

Paras Kuntilanak itu tak seperti dalam kisah di serial novel yang hanya berbalut baju putih, dengan rambut panjang terurai.

Tetapi, benar-benar yang melihatnya bisa tergoda dengan paras cantiknya dengan rambut sebahu, dipadu rok mini yang berkibar dan juga tank top yang membelah di bagian dada yang tak menggunakan bra.

Gincu tebal yang merekah, ditambah bulu mata lentik yang menggoda. Tak lupa juga lintingan ganja yang ada di tangan kanan membuat siapapun yang terkena asapnya akan berhalusinasi.

Adi sempat tercekat walau dadanya bergemuruh benih-benih nafsu, namun dapat ia tahan hingga keringat membasuh seluruh tubuh.

Kuntilanak: "Adi, mengapa kau begitu berlebihan dalam beribadah? Bukankah kau juga bisa menikmati hidup dunia ini?"

Adi: (Tidak tergoyahkan) "Siapa kau? Dan mengapa kau datang ke sini?"

Kuntilanak: "Aku Kuntilanak, entitas yang menghuni alam gaib. Aku ingin memberimu kesenangan dunia yang sesungguhnya. Cobalah lihat sekelilingmu, betapa indahnya kenikmatan duniawi yang bisa kau raih."

Adi: "Sesungguhnya, dunia ini hanyalah sementara. Aku percaya pada ajaran agamaku yang mengajarkan bahwa akhiratlah yang seharusnya menjadi fokus utama."

Kuntilanak: "Tapi Adi, bayangkan semua kemewahan yang bisa kau nikmati. Kekayaan, kesenangan, popularitas — semua bisa menjadi milikmu."

Adi: "Segala kemewahan itu akan pudar, dan hanya amal perbuatan baik yang akan membawa manfaat di akhirat. Aku lebih memilih untuk menjaga imanku dan melakukan kebaikan."

Kuntilanak: "Kau sungguh keras kepala. Padahal, hanya dengan sedikit kompromi, kau bisa merasakan segala kenikmatan yang ada di dunia ini."

Adi: (Tersenyum lembut) "Aku bersyukur atas cobaan ini, karena semakin aku diuji, semakin aku memperkuat imanku. Kau boleh mencoba menggoyahkanku, tetapi aku tidak akan pernah melupakan tujuan sejati hidupku."

Kuntilanak merasa frustrasi oleh keteguhan iman Adi dan ia pun tertawa hingga akhirnya menghilang dalam kegelapan. Bahkan tak sengaja menjatuhkan kotak merah yang bertuliskan "Sutra".

Adi tak menghiraukan kotak tersebut, dan tetap melanjutkan doanya dengan penuh keyakinan dan ketenangan, membuang jauh-jauh godaan yang mencoba meruntuhkan imannya.

Dari saat itu, Adi semakin kokoh dalam imannya dan menjadi teladan bagi orang lain dalam menjalani hidup dengan penuh keyakinan. Kuntilanak penggoda iman tersebut tidak pernah muncul lagi, karena kekuatan iman Adi yang telah mengusirnya dan membuktikan bahwa iman adalah benteng yang tak tergoyahkan.