Kaskus

Story

chiiammu02Avatar border
TS
chiiammu02
Kau Lebih Berarti Darinya ( Cerpen Persahabatan)
Kau Lebih Berarti Darinya ( Cerpen Persahabatan)Dok.Pribadi
Kau Lebih Berarti Darinya
Penulis : Chii Ammu
kategori : Cerpen Persahabatan


”Kita putus! Kita nggak punya hubungan lagi. Jadi jangan ganggu aku!” ucapan Rio masih membekas di benak Dara. Laki-laki yang selama ini yang ia cintai serta banyak berkorban berjalan dengan perempuan lain dan bermesraan di depannya. Bagaimana bisa pria itu mencampakkan ia begitu saja? Hubungan mereka sudah cukup lama dan Dara selalu melakukan terbaik untuknya.

“Aargh!” teriak Dara sambil menjatuhkan semua barang di meja rias. “Aku benci kamu, Rio! Benci!” ucap Dara menatap tajam dirinya di cermin meja rias. ”Apa yang kurang, Rio? Semua aku telah lakukan! Apakah kau tak tahu betapa aku mencintaimu!”

Dara membalikkan badan, menyandarkan diri pada meja. Kakinya diselonjorkan, dirinya tampak begitu berantakan. “Kenapa kau lakukan ini? Aku tak bisa hidup tanpamu!” lirihnya dengan mata berlinang. Dara mencintai Rio sangat dalam, sering bersama-sama. Meski Rio terbilang hanya memanfaatkan kebucinan Dara.

Terdengar suara getaran handphone di dalam ransel berulang-ulang. Dara tak mempedulikan suara getaran itu, dia masih larut dalam luka hatinya. Sudah berapa kali suara handphonenya kembali terdengar tapi Dara masih tetap tidak beranjak untuk mengangkat.

****

Di cafè Kayla terus-menerus menghubungi Dara. Bermaksud memberitahu Dara bahwa Rio itu pria tidak baik untuknya. Dan membuktikan perkataan yang selama ini di anggap bohong oleh teman dekatnya itu. “Ayo, Dara please angkat, dong!” Ucap Kayla terus menelpon Dara. ”Dimana sih, kamu, Dara!”

Akhirnya Kayla pun berhenti menghubungi Dara karena tidak jawaban. Melirik Rio yang berada di dalam cafè bermesraan dengan perempuan lain. Tiba-tiba Kayla merasakan firasat tidak enak tentang temannya yang susah sekali dihubungi. ”Jadi kepikiran Dara, yah? Tumben Dara nggak angkat telepon dariku, apa dia baik-baik saja?” ucapnya bahwa Dara tidak pernah absen menjawab panggilan darinya. ”Kalo Rio ada di sini, mungkin Dara berada dirumah, sebaiknya aku ke rumahnya saja”.

Akhirnya Kayla memutuskan pergi ke rumah Dara. Ketika sampai di rumah teman dekatnya, dari arah jendela kamar Dara terlihat ada seorang sedang duduk bersandar di meja rias. “Itu pasti Dara! Tapi kiranya sedang apa?" Tanyanya. Segera ia melangkah lebih mendekat jendela.

”Dara!” panggilnya di jendela. Kayla memperhatikan Dara yang terdiam, Ia terkejut melihat teman dekatnya itu tampak berantakan dan parahnya mengenggam pisau dengan tatapan mata kosong seakan ingin memutus urat nadi di tangan. “Daraaa!!” teriak Kayla kemudian berlari mencari pintu masuk untuk menghentikan tindakan gila Dara. Pintu rumah untungnya tidak terkunci hingga Kayla bisa masuk.

”Jangan lakukan hal gila!” tukas Kayla sambil menahan pisau di tangan Dara yang hampir memutuskan urat nadinya sendiri. “Kau sudah bosan hidup, Dara?” pungkas Kayla mengambil paksa pisau di tangan Dara kemudian melempar jauh dari jangkauan temannya.

”Iya, aku bosan hidup, Kayla. Rio sudah tinggalkan aku, dia sudah tak mau lagi aku berada dalam hidupnya!” jawab Dara dengan terisak air mata.

”Begitu pentingkah Rio dalam hidupmu? Sehingga nyawamu tak berarti!” tanya Kayla kesal akan pola pikir Dara karena cinta dia memilih mati.

Dara hanya menangis. Kayla memeluk Dara dengan mata berlinang. “Sungguh, apa yang kau lakukan hal paling terbodoh! Kau itu berarti bagiku, kau sahabatku. Aku tak mau kehilanganmu begitu saja.”

”Aku memang bodoh. Terlalu mencintai Rio. Hidupku hanya Rio!”

”Hey, Rio itu bukan akhir hidupmu? Jangan korbankan nyawamu karenanya? Masih banyak pria yang baik untukmu, ingat hal itu!”

”Tapi di hatiku hanya Rio!”

Kayla tak bisa berkata apa-apa ketika laki-laki brengsek itu masih terpampang indah di hati Dara, sahabatnya. “Baiklah, aku ingin kau tenangkan hatimu dulu sekarang! Jika memang Rio adalah cintamu, dia akan menyesal dan kembali padamu! Dia akan merindukanmu, dia akan tahu siapa perempuan yang selalu ada dan banyak berkorban untuknya. Dia akan kembali padamu, kau 'kan perempuan yang cantik dan hebat baginya.” ucap Kayla menghibur. ”Jadi tolong jangan seperti ini!”

Dara terdiam ketika mendengar perkataan sahabatnya, Kayla. Hatinya sedikit tersadar. “Terima kasih, Kayla.”

Jiwanya mulai membaik jika saja sahabatnya tidak datang, mungkin ia sudah berada di alam berbeda. ”Kau telah datang tepat keadaanku seperti ini. Menenangkan diriku, aku bersyukur bertemu denganmu”.

Kayla tersenyum, “ aku berusaha selalu ada untukmu, Dar. Bagaimana bisa aku meninggalkanmu dalam keadaan bodoh seperti ini.”

Perkataan Kayla tak bisa dipungkiri jika ia termasuk wanita yang bodoh karena cinta.

****

Satu tahun telah berlalu Dara mulai terbiasa menjalani hidup tanpa Rio.

Melihat Dara masih sendiri, tak ingin memiliki hubungan lagi dengan seorang. Di Restoran Kayla mencoba memulai percakapan, ”Dara, sampai kapan hatimu tertutup seperti itu? Tak memberikan kesempatan pada mereka, mungkin hatimu bisa terobati oleh salah satu diantara mereka.”

Dara tak menjawab pertanyaan Kayla, dia sibuk dengan hati yang masih terasa sakit. Rio pria satu tahun lalu telah memberikan luka sehingga hatinya sulit terbuka untuk pria lain.

”Yasudahlah, aku tak akan bicarakan hal itu. Oh iya, aku mau datang ke sebuah pameran seni punya temanku nanti malam, kamu ikut yah?” Kata Kayla mencoba mengalihkan pembicaraan menawarkan ajakan ke pameran seni temannya.

”Bagus-bagus enggak?” tanya Dara dengan wajah sumringah berbeda dengan sebelumnya. Dara sangat menyukai karya seni, baginya seni adalah penghibur moodnya.

”Ya, baguslah, Dar! Kalo jelek mah enggak usah diadakan pameran!” pekik Kayla gemas atas pertanyaan sahabatnya.

Malam pun telah tiba. Kayla dan Dara berpakaian cantik dan elegan untuk menghadiri pameran seni yang diadakan oleh teman Kayla. Sampai di pameran banyak pengunjung hadir memenuhi ruangan, memandang karya-karya yang terpajang. Sepintas ada sosok pria di dekat lukisan alam yang familiar bagi Dara. Postur tubuh yang tinggi dan setelah jas cream warna kesukaan pria tersebut.

”Enggak mungkin!” ucap Dara pelan.

”Apanya?” tanya Kayla mendengar suara pelan Dara. Penasaran apa yang membuat perkataan itu keluar.

Dara hanya diam dan terus memandang sosok di dekat lukisan alam itu dengan serius memastikan bahwa sosok itu seorang yang di kenalnya. Kayla mengikuti arah mata Dara.

”Dar, itu temanku kita ke sana, yuk!” ajak Kayla mengandeng tangan Dara untuk mendatangi pemilik pameran.

”Tunggu, Kayla.” Dara melepas genggaman Kayla. “Aku mau menghampiri pria itu.” Lanjutnya mengarah pria yang memunggungi.

Kayla mengenali wajah pria di seberang sana. Pria yang hampir membuat sahabatnya bunuh diri. Ia mencoba mengalihkan Dara untuk ke arah lain tapi Dara sudah terlanjur ingin menghampiri pria yang di kenalnya setahun silam. Kayla hanya bisa berada di sisinya jika sudah berkata keinginannya, ia berharap tidak terjadi sesuatu. Apalagi yang menyakiti sahabatnya.

Pria itu mulai melangkah untuk melihat-lihat lukisan lain, tanpa sengaja melihat dua perempuan yang mendekatinya. Wajah mereka familiar, terutama perempuan bergaun ungu yang sudah lama ia menantikan kehadirannya. Hati pria itu berbunga-bunga ketika melihat Dara berdiri di hadapannya dengan penampilan yang cantik.

”Dara! Benar 'kan kau Dara?” ucapnya terkejut. ”Kau cantik sekali malam ini! Aku sampai terpesona.” sambungnya memuji seakan lupa yang pernah terjadi waktu itu. “Aku merindukanmu! Selama ini aku mencarimu.” Pria itu berusaha menjangkau tangan Dara.

”Kau tak bohong 'kan? Kau merindukanku, Rio?“ tanya Dara senang. Wajahnya begitu sumringah. Seperti apa yang di katakan Kayla dulu, Rio akan menyesali dan kembali kepadanya di satu hari.

”Jujur, aku menyesal dan sangat bersalah padamu. Aku minta maaf! Maukah kau memaafkan kesalahanku?” Kata Rio menyesali perbuatannya di waktu lalu memutuskan meninggalkan dan menyakiti hati Dara.

”Dara! Orang ini sudah memberimu luka? Dia tak tahu perasaanmu saat itu, dan dia mudah sekali minta maaf seperti itu!” Kata Kayla yang tidak begitu suka atas sikap Rio seakan merasa Dara akan memaafkannya.

”Dara, aku tahu hatimu masih ada aku 'kan? Kau bisa memaafkan kesalahanku yang dulu, kau begitu mencintaiku bukan?” Pungkas Rio yakin namanya masih tertera di dalam hati Dara. “Aku sadar ternyata cinta ini hanya untuk kamu. Kaulah wanita yang mengerti aku dan mencintaiku tulus hati. Aku ingin kau berikan aku kesempatan lagi.” Rio berkata lirih memandang penuh harap.

Kayla hanya diam menunggu kata apa yang akan terucap sahabatnya itu. Dia tahu hati Dara pasti masih ada nama pria itu. Pria yang pernah mengisi ruang hati dan mencampakkan sahabatnya.

”Iya, kau benar Rio? Namamu masih ada di hatiku, aku juga merindukanmu, hidupku terasa tak ada artinya tanpamu.” Dara membalas perasaannya. ”Aku berharap kau tahu perasaan ini dan akhirnya perasaan itu tersampaikan saat ini”.

Mata Rio berbinar, “Sungguh! Diriku masih berarti bagimu? Kau memaafkan aku!”

Sementara Kayla sudah menduga Dara mengatakan hal itu pada Rio. Hatinya terasa kesal pria semacam dia tak pantas mendapatkan kembali cinta Dara. Pria yang selalu menyakiti dan tak punya perasaan. Dara sudah terlanjur mencintai pria itu dengan buta. Ia tak bisa berbuat apa-apa.

”Dara, aku takut dia kembali menyakitimu. Kau sering sakit hati olehnya, masih berartikah dirinya bagimu?” tanya Kayla mengingatkan kembali tentang Rio.

Rio menatap Kayla tak suka, “Kau, kenapa merusak suasana? Kau nggak suka kami balikan lagi? Jangan ikut campur hubungan kami, Kayla.”

Ucapan Rio membuatnya makin kesal,“ iya tentu, aku tak ingin sahabatku disakiti pria macam kau! Kau tak pantas mendapatkan cintanya kembali. Kau pikir aku enggak tahu keadaanmu sekarang? Dara tempat pelarianmu saja, iya 'kan?” Kayla tahu kondisi Rio yang ditinggal pergi oleh pacarnya.

”Jangan dengarkan dia Dara, sejak dulu dia tak suka denganku hingga hubungan kita rusak. Karnanya aku salah memilih!” pungkas Rio mengelak dan menyalahkan Kayla akan kehancuran hubungannya dengan Dara.

”Hah! Apa aku salah dengar? Aku memang nggak suka tapi bukankah kau sendiri yang merusak, kau berselingkuh dan mencampakkannya, bisa-bisanya menyalahkanku!”balas Kayla dengan nada marah.

”Dara, kau mengetahui sendiri sikap Kayla 'kan? Dia tak menyukaiku. Dia mengira kau tempat pelarianku. Dara, Katakan siapa yang kau pilih?” tanya Rio mengenai Kayla.

Kayla menatap Dara menunggu jawaban sahabatnya. “Katakanlah, aku bisa mengerti. Jika memang dia lebih berarti dariku. Aku hanyalah sahabat yang tak bisa memberikan kebahagiaan”.

”Rio ... kau berarti bagiku.”

Rio merasa senang mendengar jawaban Dara. Dia sudah yakin dialah yang dipilih. Kayla pun juga sudah menduga hati Dara yang begitu mencintai Rio sejak lama dan tak bisa melupakannya.

”Aku tak bisa hidup tanpamu, mencintai setulus hati, merindukanmu setiap waktu. Kau berarti bagiku,” kata Dara melanjutkan jawaban sebelumnya.

”Jadi kau memilihku?” tanya Rio merasa senang.

”Ya, aku memilihmu. Memilih untuk kuLUPAKAN! Sekarang bagiku kau nggak berarti lagi. Semua yang kuucapkan itu adalah dulu sebelum aku terbiasa menjalani hidup tanpa adanya kamu.” Jawab Dara dengan nada tenang. “Jadi, maaf aku nggak bisa memberikan kesempatan padamu, karena aku sudah terbiasa menjalankan hari-hari tanpamu,” sambungnya mengejutkan keduanya.

”Dara … ” Panggil Kayla tak menyangka sahabatnya mengucapkan hal tak terduga.

”Kayla, aku sadar selama ini. Bahwa dia bukan segalanya bagiku. Dia bukanlah cinta. Kaulah yang lebih berarti darinya. Terima kasih, kau menyadarkan aku tentangnya.” Kata Dara sambil menoleh Kayla yang terkejut. Ia mengingat orang yang selalu berada di sisinya, selalu mengoceh kebodohan dan menyelamatkan dari keputusasaan. ”Ternyata ucapan kau itu benar, Dia tak pantas mendapatkan cintaku!” Dara tersenyum mengingat kata-kata Kayla tentang Rio yang tak pantas mendapatkan cintanya lagi.

Rio tercengang. Dia tak menyangka mendapat kata-kata itu dari Dara. Hatinya terasa tercabik-cabik. Keyakinan yang ia pegang hancur lebur.

”Oh iya, untuk kamu Rio, terima kasih telah membuatku tahu siapa kamu sebenarnya! Aku bukan tempat pelarianmu, aku melihat sendiri kau ditinggal pergi oleh pacar yang kau puja-puji itu,” tukas Dara sembari tersenyum lalu pergi meninggalkan Rio dan tak peduli lagi padanya seperti dia lakukan waktu itu. Tak menganggap ada.


TAMAT


bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
38
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan