Jakarta - Indonesia bakal memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama yang beroperasi pada 2030. PLTN ini rencananya dibangun di Pulau Gelasa, Kepulauan Bangka Belitung.
Pembangkit tersebut dikembangkan PT ThorCon Power Indonesia. Chief Operating Officer ThorCon Power Indonesia, Bob S Effendi mengatakan pemotongan baja pertama untuk proyek ini akan dilakukan pada November 2024.
"Kita launching 2024, first cutting steel, pemotongan steel pertama ditargetkan November 2024 kita sudah mulai cutting steel," katanya di Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2023).
Dia mengatakan, proyek tersebut akan menelan investasi US$ 900 juta atau Rp 14 triliun (kurs Rp 15.700). Nilai investasi ini turun dari rencana semula US$ 1,2 miliar atau Rp 18,8 triliun.
"Kita akan membangun investasi sendiri tanpa APBN, dan kita menjual listrik bersaing dengan batu bara dan kita akan membangun pabrik," katanya.
Dia menekankan, proyek ini dibangun tanpa APBN dan pembangkit tersebut beroperasi mulai 2030. "Kita targetkan 2030 itu yang pertama sudah bisa operasi," ujarnya.
Lebih lanjut, dia bilang, nuklir merupakan energi yang terbukti di dunia menurunkan emisi. Selain itu, nuklir merupakan kontributor kedua penyumbang energi bersih.
"Dalam sejarah selama 50 tahun nuklir itu telah menurunkan 55 giga ton CO2. Ini adalah terbesar dalam sejarah, tidak ada satu jenis energi menurunkan 55 giga ton CO2," katanya.
"Nuklir itu adalah kontributor nomor dua terbesar setelah hidro yang memberikan kontribusi terhadap energi bersih," sambungnya.
detik.com
Quote:
Original Posted By carousi►errrr.... pltn chernobyl bahkan fukushima itu pltn jadul
yg zaman sekarang ga kyk 2 itu, ukuran jauh lebih kecil tapi listrik yg dihasilkan lebih gede dibanding pltn cherno ato fukushima dan pastinya jauh lebih aman dibanding 2 itu
rusia sudah punya yg operasional, bentuknya kapal laut & nongkrong di artic
kalo misal pltn indo ambil pake teknologi rusia, kemungkinan besar yg kyk gini. mungkin versi darat kalo ditaronya di pulau
Quote:
Sejak Thorcon International, Pte. Ltd melakukan Mou dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2020 lalu, mereka terus melakukan pergerakan, dan terakhir telah menyelesaikan kajian ekologi di Pulau Gelasa; yang sudah dipastikan sebagai tapak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berbasis Thorium [PLTT].
Semua pergerakan Thorcon tersebut dianggap ilegal, karena seharusnya ada kesepakatan terlebih dahulu secara nasional, bahwasannya kita [Indonesia] mau atau tidak menggunakan energi nuklir. Referendum penggunaan energi nuklir mutlak dilakukan, karena menyangkut kepentingan dan keselamatan seluruh masyarakat Indonesia, serta sebagai wujud negara demokrasi.
Pada 1970-an, Amerika telah mengembangkan reaktor nuklir cair berbasis thorium eksperimental di Laboratorium Nasional Oak Ridge di Tennessee, tetapi AS menutupnya. Dalam jurnal Lyman, [2022], teknologi MSR yang diusung oleh Thorcon masih memiliki banyak kekurangan. Diantaranya limbah radioaktif yang harus dikelola dengan baik dan berpotensi mencemari lingkungan, dan mungkin masih membutuhkan bahan bakar dari uranium.
Sementara dari jurnal Agus & Azizul, [2021] yang melakukan reviu terhadap desain TMSR 500 yang diusung oleh Thorcon, menyatakan beberapa catatan penting, desain TMSR 500 belum menjelaskan tujuan keselamatan dalam desain, dan juga berapa target dosis yang nantinya akan diterima oleh masyarakat di sekitar tapak apabila reaktor tersebut akan dibangun. Terpenting, teknologi ini didesain untuk NBD [Nilai Batas Dosis]
50 mSv/tahun. Hal in tidak sesuai dengan aturan NBD [unit pengukuran yang diberlakukan untuk menghitung dampak biologis dari jenis atau radiasi terhadap manusia] di Indonesia.
mongabay.co.id
Quote:
Original Posted By mang.jebot►Small Modular Reactor modelan Molten Salt secara teoritis operasionalnya lebih safe karna ga pake hard water, jadi hampir ga ada peluang over pressure (akibat perubahan fasa liquid ke gas, gas bisa ditekan). Kalopun sistem pendingin, temperaturnya masih kurang besar untuk menguapkan garem ( > 1400degC). Masalahnya, itu garem, thorium, control rod, dll semua ditaruh dalam pot, potnya di pegang pake sling baja ke can (didalam can ada pompa dkk)...garem kan katalis korosi, kalo sling itu pot rontok begimana ?
Thorcon belum punya unit TSMR500 skala komersil sebelumnya... negara kite dijadiin tempat eksperimen
