Alam liar jarang sekali menunjukkan warna-warna extra-ordinary. Warna biru misalnya, tidak sering ditemui di alam liar karena pigmen untuk menghasilkan warna ini sangat jarang sekali diproduksi suatu organisme. Sehingga warna biru dari suatu tumbuhan jarang sekali kita temukam. Namun dibandingkan warna biru, ternyata masih ada warna-warna lainnya yang akan sangat jarang sekali ditemukan di alam liar. Warna tersebut adalah warna Glitter. Bagaimana suatu organisme menghasilkan warna glitter pastinya membuat siapapun penasaran dan membutuhkan penjelasan ilmiah lebih lanjut.

Salah satu warna Glitter yang bisa ditemukan di alam liar adalah pada spesies jamur yang sering dikenal dengan nama Amethyst Mushroom. Penamaan jamur ini sebagai jamur Amethyst bukan tanpa alasan. Warnanya yang ungu dan berkilau seperti kain beludru menjadikan jamur ini mirip batuan amethyst. Penasaran seperti apakah morfologi dari jamur ini dan di daerah mana tempat menemukannya, mari kita cermati pada thread kali ini!

Elaeomyxa ceriferaatau sering dikenal dengan nama Amethyst Mushroom merupakan jamur berwarna ungu pekat disertai kerlap-kerlip glitter pada tudungnya. Jamur ini merupakan organisme heterotrof yang sangat bergantung pada sisa-sisa bekas tanaman mati. Jamur ini juga membutuhkan daerah yang lembab untuk bisa tumbuh dimana fluktuasi pada kelembapan hutan akan mempengaruhu populasi jamur ini. Uniknya jamur ini sebenarnya dapat dikonsumsi.

Meskipun jamur amethyst bisa dikonsumsi manusia karena tidak memproduksi toxin berbahaya, peneliti tetap menyarankan untuk tidak memakannya karena zat arsenik dari tanah bisa saja terserap oleh jamur ini dan terakumulasi ke dalam tubuhnya. Jadi jika ingin memakan ametyst mushroom hanya diperbolehkan menggunakan jamur yang berasal dari budidaya terkontrol saja. Kendati demikian, warnanya yang terlalu kontras inipun pasti akan mengurangi selera makanmu sehingga kamu pasti tidak akan memakannya.



Jamur ini biasanya tumbuh pada bagian akar oak tree dimana tempat tersebut merupakan habitat yang optimal untuk jamur ini berkembang biak. Meskipun demikian kelembapan benar-benar mempengaruhi perkembang biakan jamur ini. Jika oak tree berada pada daerah gersang maka kemungkinan besar jamur indah ini tak akan berhasil tumbuh di sana. Sayangnya jamur ini tidak ditemukan di daerah tropis. Amethyst mushroom hanya bisa di temui di Austalia dan Tasmania

Keunikan dalam hal tidak memproduksi toxin adalah karena pada dasarnya jamur dari Genus Elaeomyxa memang tidak memproduksi toxin. Adaptasi morfologi yang dilakukan oleh jamur ini untuk beradaptasi terhadap ancaman predasi adalah dengan membentuk warna tubuh yang kontras sehingga membuat predator salah menginterpretasikannya sebagai suatu organisme beracun. Cara ini rupanya terbukti efektif dalam mempertahankan populasi jamur ini. Jadi beberapa spesies makhluk hidup ada yang menirukan bentuk morfologi organisme beracun agar terhindar dari predasi.



Bergantung dari sudut yang kamu lihat, warna glitter dari jamur ini akan berubah-ubah. Pada sudut tertentu warna rainbow glitter bisa terlihat sangat pekat dan pada sudut lainnya warna glitternya bisa redup. Sayangnya ketika jamur ini semakin dewasa warna gliternya akan hilang dan perlahan lahan pudar tergantikan warna ungu kain beludru. Oleh sebab itulah menemukan warna yang paling bagus pada Amethyst mushroom adalah ketika jamur ini masih dalam fase pertumbuhan.

Tumbuhan ini berkembang biak dengan spora tak kasat mata sehingga keberadaan dan regenerasi jamur ini senantiasa terjaga. Meski demikian, ancaman pembukaan lahan dapat berpotendi menghilangkan habitat jamur ini dan membahayakan jumlahnya. Hal ini dikarenakan jamur ini perlu hidup di areal hutan yang padat dan tertutup dari paparan cahaya matahari secara langsung. Jika menemukannya di alam liar kamu dapat membudidayakannya dengan mudah dengan memotong jamur tersebut dan memindahkannya pada media baru. Spora dari jamur ini akan dengan mudahnya menumbuhkan ribuan koloni baru.

Itu dia morfologi dan habitat Amethyst Mushroom yang berwarna sangat indah. Rupanya warna yang sangat indah dari jamur ini bertujuan untuk melakukan adaptasi morfologi terhadap predator potensial. Dengan warna yang sangat kontras ini, berbagai predator di hutan menjadi menghindarinya seolah-olah bagaikan jamur beracun. Padahal jamur ini tidak memproduksi racun. Satu-satunya mekanisme terciptanya racun pada jamur ini adalah ketika ia menyerap senyawa-senyawa berbahaya dari tanah sekitar dan mendepositkannya ke dalam tubuh. Jadi jika jamur ini dibudidayakan dalam ruangan terkontrol maka jamur ini sebenarnya bisa kamu santap tanpa khawatir!