superman313Avatar border
TS
superman313
Bantuan 17 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke 4 Kabupaten di DIY
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mencatat telah menyalurkan bantuan sebanyak 17 juta liter air bersih ke 4 kabupaten di DI Yogyakarta yang terdampak kekeringan di musim kemarau.

Bantuan tersebut didistribusikan ke 33 kecamatan atau kapanewon, 90 desa atau kalurahan dan 399 dusun.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Lilik Andy Aryanto menyebut musim kemarau tahun ini lebih parah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Karena sepanjang musim kemarau tiga tahun sebelumnya, tergolong kemarau basah yakni meski musim kemarau diikuti dengan turunnya hujan. Sehingga permintaan bantuan air juga relatif lebih sedikit.

"Kalau untuk (kemarau) tahun ini memang ternyata sangat luar biasa karena ada El Nino dibanding tiga tahun terakhir," kata Lilik, Minggu (8/10/2023).

Lilik menjelaskan bencana kekeringan di tahun sebelumnya juga tidak berdampak pada Kabupaten Sleman. Sementara Kulon Progo juga kekeringan namun tidak terlalu berdampak signifikan.

Sementara di tahun ini, kedua kabupaten tersebut turut terdampak. Dan hanya Kota Jogja saja yang belum terdampak bencana kekeringan.

"Durasinya juga lebih panjang tahun ini. Kalau yang kemarin itu hampir tidak ada permintaan. Pas tiga tahun kemarin bersamaan dengan Covid19 permintaan sangat sedikit," ujarnya

Lilik merinci, pada musim kemarau tahun ini wilayah DIY mengalami kekeringan di 4 kabupaten yaitu Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo dan Sleman.

Terdiri dari 33 kapanewon terdampak, terbanyak 15 kapanewon terdampak di Gunungkidul. Menyusul Bantul 8 kapanewon, Kulon Progo 7 kapanewon, dan Sleman 3 kapanewon.

"Kalau Sleman itu di Kaliurang timur, kemudian di wilayah Tempel ada satu sumur kering. Tapi mereka (masyarakat) melakukan upaya mandiri untuk memenuhi kebutuhan air," jelasnya.

Adapun upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi kekeringan ini, dilakukan droping air bersih oleh Dinas Sosial DIY dan BPBD kabupaten serta lembaga lainnya sejumlah 17 juta liter.

Rinciannya, telah disalurkan ke Gunungkidul sebanyak 13.045.000 liter, Bantul 3.105.000 liter, Kulon Progo 830.000 liter, dan Sleman 335.000 liter.

Selain itu juga dilakukan penanganan dengan pembuatan sumur bor serta penyuluhan kepada petani tentang pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau.

Lilik melanjutkan, saat ini baru Kabupaten Kulon Progo yang sudah mengakses anggaran belanja tak terduga atau BTT untuk menangani kekeringan di wilayahnya.

"Sampai sekarang baru Kulon Progo saja yang baru memakai dana belanja tidak terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana kekeringan, daerah lain belum," terangnya.

Kemudian meskipun Gunungkidul menjadi wilayah terparah yang terdampak bencana kekeringan, tetapi daerah itu belum mengakses BTT karena alokasi APBD masih mencukupi untuk upaya penanganan.

Dana tersebut, langsung disalurkan ke kapanewon agar lebih mudah menangani bencana kekeringan.

"Untuk dana BTT provinsi belum ada yang pakai. Sudah kami sampaikan ke teman-teman yang wilayahnya terdampak tapi dari dana reguler dan BTT kabupaten terkait masih cukup," tambahnya. (tro)

https://jogja.tribunnews.com/2023/10...pak-kekeringan

semoga gk terlalu panjang kemaraunya gans. kasihan orang2 daerah pelosok yg susah aerπŸ˜”πŸ˜”
Adit.m.nAvatar border
sc5Avatar border
bukan.bomatAvatar border
bukan.bomat dan 5 lainnya memberi reputasi
6
141
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan