Pagi itu, matahari belum sepenuhnya terbit. Satria terbangun dengan kepala yang pening berat dan ingatan yang kabur. Dia berada di kamarnya, di dunia aslinya, tapi ada yang aneh. Semua yang terjadi seolah seperti mimpi, tapi Satria merasa ada yang hilang, ada bagian dari dirinya yang tertinggal di dunia paralel. :

Dia mencoba mengingat-ingat, tapi semakin dia berusaha, semakin ingatannya terasa kabur. "Ini apa-apaan sih? Kenapa gua berasa kosong gini?" gumam Satria sambil mengusap kepalanya yang pening.

Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam, dia merasa ada misi yang harus diselesaikan, ada takdir yang harus dijalani. "Gua harus ngapain ya? Kayaknya ada yang harus gua lakuin, tapi apa ya?"

Satria bangkit dari tempat tidurnya dan melihat dunianya dengan mata yang baru. Semua terlihat sama, tapi ada aura gelap yang menyelimuti semuanya. Satria tahu, ini adalah dampak dari pertarungannya dengan bayangan hitam.

Dia berdiri di depan jendela, melihat langit yang mendung dan kota yang sepi. "Kenapa dunia ini berasa beda ya? Kayaknya ada yang salah deh," pikir Satria.

Satria kemudian mengambil ponselnya dan melihat pesan-pesan yang masuk. Tapi tidak ada yang penting, hanya spam dan pesan rutin. Dia kemudian memutuskan untuk keluar rumah, mencari udara segar dan mungkin jawaban atas kekosongan yang dia rasakan.

"Gua harus cari jawabannya, gua harus tahu kenapa gua berasa gini," kata Satria dengan tekad. Dia kemudian berjalan keluar rumah, melangkah dengan pasti menuju takdir yang belum diketahui.