- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Tumbal Pesugihan - KUNCEN


TS
amekachi
Tumbal Pesugihan - KUNCEN

Chandra dan kawan-kawan riang gembira pada sore hari itu, burung puyuh telah banyak ia dapatkan hari ini. Dirasa cukup hasilnya dibagi buat 4 orang, Darsono, Fuad, Amin dan dia. Kalau ditaksir dapat sekarung itu terjual sekitar 400 ribuan, tiap orang dapat 100 ribu,
"Cukuplah untuk pekerjaan hanya 3 jam" pikir Chandra sambil berjalan diiringi teman-temannya menyusuri hamparan sawah.
Darsono: "Ndra, jangan lewat tanah kosong itu ah, udah beberapa hari banyak petani pulang mencangkul disawah ditemui hantu" dia menunjuk kearah jauh sebuah lahan kosong penuh rerimbunan di tengah hamparan persawahan.
Quote:

Darsono masih ketakutan, dilihatnya pohon besar itu dari bawah sampai keatas...tek, tek, tek sampai pandangan darsono mendongak tiba-tiba,
"Astaga, Ndra ada anak kecil diatas!"
Krosak, krosak, krosak
Darsono berlari kalang kabut ketakutan, ketiga temannya berusaha mengejarnya untuk menenangkan,
Amin: "Tenang Son, tenang. Ada kita-kita ini, nggak ada apa-apa kok, ente halusinasi saja!"
Chandra: "santai bro,"
Chandra memegang keras pergelangan tangan Darsono agar tak lari lagi,
"Aku nggak bohong Ndra, huhuhuhu." Darsono tampak sangat ketakutan,
"Sudahlah Son, ada kita ini. Lagian sebentar saja kok istirahatnya, capek! Kita sampai rumah masih perjalanan jalan kaki 5 kilometer lagi lho".
Quote:
Mereka berempat langsung lari ketakutan meninggalkan tempat tersebut, beberapa kali bahkan Darsono sampai terpeleset dan jatuh ke sungai kecil,
Huh, huh, huh, huh, huh, huh, huh
Akhirnya mereka bisa sampai ketempat para petani yang sedang berjalan pulang itu,
"Ada apa dek, kok ngos-ngosan gitu?" Ibu-ibu petani menanyai Chandra dengan ramah
"It, itu bu kami tadi habis berteduh di tanah milik pak Muhidin tiba-tiba ditemui sosok kakek-kakek menyeramkan."
Huh, huh, huh, huh ujar Chandra dengan nafas yang masih tersengal-sengal,
Wanita tua itu cuma tersenyum mendengarkan penuturan Chandra dan berkata:
"Oh tanah pak muhidin itu ya, itu kan tanah kosong dek? Bapak Muhidin sudah meninggal dan anaknya semuanya laki-laki nggak mau meneruskan usaha pertanian pak Muhidin di desa ini!"
"Terus anak perempuannya gimana bu?" Tanya Chandra keheranan.
"5 anak perempuan pak Muhidin meninggal dunia sebelum dewasa dek, kasihan mereka!"
Jalanan pesawahan pun kini mulai gelap, 4 sekawan itu akhirnya bisa mencapai rumah mereka. Chandra orang baru di desa Trisanja ini pun akhirnya menyadari bahwa desa ini memang memiliki banyak misteri yang tersembunyi.
Pict: Google






yayangpalupi dan 10 lainnya memberi reputasi
11
287
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan