Kaskus

Story

koyowongjowoAvatar border
TS
koyowongjowo
Candikala di Waktu Maghrib - KUNCEN
Candikala di Waktu Maghrib - KUNCEN




Ini adalah kisah pengalaman Joko, seorang siswa SMA yang pada suatu hari nekad melanggar anjuran para orang tua untuk tidak berkeliaran saat maghrib tiba.

Hari itu Joko baru pulang ke rumahnya sehabis bermain game dari warnet. Waktu itu hari sudah menjelang maghrib. Joko memasang wajah sumringah karena saat di warnet tadi ia bertemu Andi, salah satu teman yang ingin menjual komputer pribadinya pada Joko dengan harga murah.

Begitu melihat ibunya, Joko langsung membicarakan tentang hal itu dengan penuh semangat,

"Buk! Akhirnya Andi mau menjual komputernya sama aku buk! Murah, cuma 2 juta"
"Tabunganku yang aku titipkan sama ibuk sudah cukup kan?" Tanya Joko bermaksud menegaskan.

Namun wajah ibu Joko justru nampak lesu mendengar perkataan dari anak sulungnya tersebut.

"Maaf nak, apa bisa kamu tunda dulu membeli komputernya? Rini adikmu tiba-tiba sakitnya kambuh lagi"
"Ibuk pinjam dulu uangmu buat biaya berobat adikmu ke dokter boleh kan?" Tanya Ibu Joko dengan nada yang lembut.

"Apa!? Nggak mau ah!"
"Komputernya Andi ini dijual murah lho buk!"
"Kalau uangku dipakai sekarang terus komputer Andi sudah laku, memangnya ibuk mampu belikan aku komputer yang baru?" Jawab Joko dengan penuh kekesalan.

"Tapi nak, memangnya kamu nggak kasihan sama adik kamu?"
"Ibuk janji nanti kalau ayahmu sudah gajian, tabungan kamu pasti segera ibuk balikin!" Bujuk Ibu Joko.

"Ah sudahlah! Terserah!"
"Dari dulu ibuk ini nggak pernah berubah! Dikit-dikit Rini, dikit-dikit Rini!" Sahut Joko dengan kekesalan yang sudah memenuhi ubun-ubunnya.

Joko pun bergegas pergi meninggalkan ibunya sambil menaiki sepeda dengan amarah yang masih menggebu di dalam hatinya.

Ibu Joko berusaha menghentikan Joko untuk tidak keluar rumah pada waktu maghrib. Namun Joko tidak menghiraukan sama sekali peringatan ibunya itu. Justru ia malah bergumam tidak jelas sambil sesekali mengumpat di sepanjang perjalanannya.

Hingga kemudian Joko tiba-tiba menghentikan laju sepedanya. Ada hal ganjil yang selama ini dia rasakan sejak memasuki jalanan kecil di area persawahan.

Pemandangan terasa terlalu gelap meskipun terdapat lampu jalan hasil swadaya masyarakat yang menyala untuk menerangi jalanan. Selain itu tak perduli berapa lamanya Joko mengayuh sepeda, ia akan kembali ke jalanan semula dimana terdapat sebuah pohon beringin tua yang ukurannya sangat besar.

Keringat dingin mulai mengucur di tubuh Joko. Bulu kuduknya merinding, dan jantungnya berdetak dengan sangat kencang.

"Yaampun! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku terus-terusan kembali ke tempat ini lagi?" Gumam Joko sembari berusaha menahan ketakutannya.

Joko semakin tidak tenang takkala pikirannya teringat perkataan orang-orang desa bahwa pohon beringin tua ini memang angker dan dihuni oleh makhluk-makhluk halus yang menyeramkan.

Kemudian Joko berusaha mengalihkan perhatiannya dengan kembali mengayuh sepedanya secepat mungkin.

Namun samar-samar terdengar suara anak perempuan memanggil nama Joko dari belakang dengan nada yang aneh dan tidak wajar.

Joko tidak berani menoleh, ia justru mengayuh sepedanya dengan kencang dan semakin kencang sampai kaki-kakinya terasa ngilu. Tapi suara itu tidak menghilang melainkan semakin mendekat dan kali ini disertai tawa yang mengerikan.

Pada akhirnya suara itu benar-benar terdengar tepat di telinga Joko membuatnya tak bisa menahan diri untuk tidak menoleh. Dan disaat itulah sepeda Joko mulai oleng lalu menabrak sebuah pohon hingga Joko jatuh tersungkur.

Rasa sakit akibat jatuh pun sudah tidak bisa dirasakan lagi karena ketakutan telah menguasai sekujur tubuh Joko. Apalagi ketika ia mengetahui bahwa pohon yang ditabraknya adalah pohon beringin tua yang dari tadi selalu dilalui Joko berulang-ulang.

"Tidak! Aku nggak mau terjebak disini terus, tolong! Tolong!" Joko berteriak-teriak meminta tolong karena sudah merasa tak punya harapan lagi.

Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundaknya dari belakang. Joko kembali berteriak ketakutan karena seluruh pikirannya sudah kacau akibat gangguan yang dari tadi ia alami.

"Tenang Joko! Tenang! Ini ibuk nak!" Rupanya ibu Joko sudah berada di sampingnya untuk membantu Joko.

"Ibuk! Maafin Joko buk! Joko tadi bersalah!" Kata Joko sambil sesenggukan menyesali perbuatannya.

"Nggakpapa nak! Jangan ulangi kesalahan kamu ya! Sekarang ayo kita pulang!" Jawab ibu Joko berusaha menenangkannya.

Akhirnya mereka berdua pun berjalan pulang. Joko menuntun sepedanya yang rusak sementara ibunya mengikuti dari belakang.

Sesampainya di rumah, Joko langsung merasakan kelelahan yang amat sangat di tubuhnya sehingga ia jadi mengantuk.

"Buk! Nggak tahu kenapa Joko rasanya ngantuk banget nih buk! Aku langsung tidur ya?" Kata Joko pada ibunya.

"Iya nak! Tidurlah yang lelap! Ibu akan menemani kamu disini!" Jawab ibu Joko sambil tersenyum.

Pagi harinya, warga desa beramai-ramai mendatangi Joko. Mereka berusaha membangunkan Joko yang semalaman ternyata tidur di kuburan desa.


Candikala di Waktu Maghrib - KUNCEN




Tamat




Sumber gambar :
1, 2
bukhoriganAvatar border
namakuveAvatar border
rinandyaAvatar border
rinandya dan 3 lainnya memberi reputasi
4
158
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan