Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi mengadakan sebuah program yang bernama Gerakan IKIP Siliwangi Mengajar (GISMA). Program ini di ikuti sekitar kurang lebih 600 mahasiswa yang disebar di tiga Kabupaten/kota, yakni, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Program GISMA ini adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) dengan waktu yang berbarengan selama kurang lebih tiga bulan dimulai dari tanggal 20 Juli s/d. 18 Oktober 2023.

Kelompok 9 yang ditempatkan di Desa Tamanjaya, Kecamatan Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat. Mengadakan Program kerja bertajuk Festival Islami Tamanjaya dengan tema “Mengukir Prestasi dan Mewujudkan Generasi Milenial yang Unggul dalam Bidang Qur’ani”, Selasa (15/08/2023), dilaksanakan secara langsung di aula kantor Desa Tamanjaya. Festival Islami Tamanjaya ini memiliki empat cabang mata lomba diantaranya, lomba pildacil, lomba kaligrafi, lomba murotal, dan lomba fashion show.

“Dengan adanya Festival Islami Tamanjaya ini diharapkan seluruh generasi milenial dapat berprestasi dalam bidang islami, dan semoga generasi-generasi sekarang lebih melek lagi tentang ajaran agama khususnya agama islam. Kebetulan juga desa Tamanjaya adalah desa yang lingkungan nya pesantren jadi pas sekali kita mengadakan perlombaan ini disini. Dan kebetulan juga ini adalah program tahunan Desa Tamanjaya yang sudah menjadi budaya tahunan juga disini akan tetapi pada tahun ini Desa Tamanjaya tidak mengadakan acara ini karna ada beberapa hal sehingga tidak bisa menyelenggarakan acara ini dan pas sekali kami melaksakan GISMA disini sehingga bisa kembali melaksanakan budaya atau program tahunan ini” Ujar Cepi Kustati selaku ketua pelaksana Festival Islami Tamanjaya. Perlombaan-perlombaan tersebut diikuti oleh perwakilan dua orang peserta dari setiap Rw nya, dan keseluruhan peserta kurang lebih ada 70 peserta dengan kategori umur 7-18 tahun.

Terselengaranya Festival Islami Tamanjaya ini diharapkan bisa menggali prestasi-prestasi dan potensi-potensi yang ada di Desa Tamanjaya. Apalagi dengan adanya cabang lomba Fashion Show yang menampilkan pakaian dari barang bekas harapannya warga desa Tamanjaya bisa lebih melek kalau sampah itu bisa dimanfaatkan dan bisa menjadi harga jual yang tinggi, harapannya juga semoga dengan adanya cabang lomba Fashion Show warga masyarakat bisa mengolah barang bekas atau sampah menjadi barang yang memliki nilai jual.

Menurut Pak Ali salah satu juri Festival Islami Tamanjaya sekaligus pengurus MUI Desa Tamanjaya “Generasi sekarang harus lebih melek terhadap nilai religius, karena sekarang zaman sudah dipengaruhi oleh media sosial yang cukup tinggi, maka acara-acara seperti ini harus di budayakan dan jangan sampai punah di makan zaman. Saya berterima kasih sekali kepada ade-ade mahsiswa yang sudah mengadakan acara ini, yang tadinya acara ini tidak ada tapi dengan adanya ade-ade mahasiswa acara ini bisa terselenggara. Semoga apa yang ade-ade mahsiswa lakukan sekarang bisa menjadi pahala yang berlipat ganda.”

Acara Festival Islami Tamanjaya ini berkolaborasi dengan pemerintahan desa khususnya MUI Desa Tamanjaya. Di pagi hari sampai sore hari diisi dengan acara perlomabaan dan di malam hari dilanjutkan dengan acara Tasyakuran Bini’mah yang diadakan oleh MUI Desa Tamanjaya sekalgus pengumuman pemenang perlombaan.