Kisah nyata yang pernah di alami oleh Lani ketika dia melawan sihir jahat karena ulah salah satu laki-laki yang mengejarnya hanya karena cintanya tidak sesuai harapan yang dia inginkan bersama Lani.

Pada suatu ketika, ada salah satu laki-laki kita sebut saja dia Bodong. Laki-laki yang bernama Bodong itu diam-diam menyukai Lani, saat itu Lani tidak menyukai siapapun. Bodong berusaha mendekati Lani. Dengan keramahan Lani, Bodong merasa nyaman ketika dekat dengan Lani.

Bodong pernah berkata kepada Lani. "Lan, sebenarnya gue udah lama kagum sama lo karena pengetahuan lo yang sangat luas," katanya. Lani bertanya, "Hanya karena itu lo suka sama gue?" Bodong tidak bisa memberikan alasan lain kepada Lani jika dirinya mengagumi.

Tanpa basa-basi Bodong mengungkapkan seluruh isi hatinya. "Gue suka sama lo udah lama dan gue pendam seluruh rasa ini tetapi baru sekarang gue ungkapin seluruh rasa di dalam hati gue ke lo," ungkap Bodong penuh harapan.

Kala itu Lani mencoba membuka hatinya kembali seraya berkata, "Oke, tapi hubungan kita hanya sebatas komitmen saja dan tidak lebih dari itu." Bodong setuju
dan menerima yang di katakan oleh Lani.

Bodong pernah bilang kepada Lani kalau dirinya berniat untuk melamar dan langsung menikahinya, Lani juga sangat senang ketika mengetahui keseriusan Bodong kepada dirinya. Namun kebahagiaan yang di rasakan oleh Bodong hanya sementara, ketika Lani mengetahui kalau Bodong masih menyimpan rasa sayang kepada mantannya. Lani yang sudah kecewa langsung memutuskan pergi dari kehidupan Bodong.

Lani dan Bodong akhirnya tidak saling berkabar. Semenjak Lani memutuskan pergi dari kehidupan Bodong, tanpa sadar dipikiran Lani hanya ada Bodong saja dan itu setiap saat. Bahkan Lani sempat mencintai Bodong sampai tergila-gila dan ingin mengejar Bodong kembali. Tetapi Lani menahan hasratnya untuk mengejar Bodong.

Setiap solat Lani fokus zikir, tetapi di pikiran Lani hanya ada Bodong tanpa memikirkan hal yang lain. Saat itu, Lani menceritakan seluruh yang dia rasakan kepada salah satu temannya yang bernama Wulan.

"Wulan, aku ingin bercerita yang baru saja terjadi pada diriku," ucap Lani. "Silakan, cerita aja," responnya. Lani menjelaskan, "Semenjak aku menjauh dari laki-laki yang bernama Bodong, aku jadi teringat dia terus menerus sampai sekarang. Padahal awalnya aku tidak ada rasa apapun ke dia."

Wulan memiliki kepekaan terhadap hal-hal berbau mistis. Ketika Lani menceritakan semuanya, Wulan hanya menyarankan agar Lani fokus zikir saja.

"Sekarang kamu fokus zikir setiap selesai solat dan jangan lupa baca kalimat tauhid," saran Wulan kepada Lani. Lani mematuhi saran yang diberikan oleh temannya.

Setiap hari ketika selesai solat, Lani tidak lupa berzikir. Lani sangat rutin berzikir, bahkan ketika dia sedang bersantai seringkali zikir menyebut asma Allah dan kalimat tauhid.

Sampai suatu ketika Lani berzikir, dia merasakan sensasi getaran pada tubuhnya. Bahkan kepala dan pundaknya terasa sakit, sekaligus dada nya terasa sesak dan tubuhnya merasakan panas.

Selesai zikir, seluruh anggota tubuhnya terasa sangat ringan bahkan pikiran dan perasaannya tentang Bodong langsung hilang dalam sekejap.

Keesokan harinya, Lani mendapatkan kabar bahwa Bodong mengalami sakit parah dan sengsara dalam hidupnya. Lani menceritakan hal itu kepada temannya. Akan tetapi Wulan hanya menjawab, "Dia sudah kualat dan sekarang dia sedang kena akibatnya karena perbuatannya sudah keterlaluan kepadamu, leluhurmu tidak terima kamu di sakiti orang lain.

Lani bersyukur dan mengucapkan, "Alhamdulillah, semoga saja dia taubat." Lani memiliki firasat bahwa yang melakukan perbuatan mengenai sihir jahat kepadanya karena ulah Bodong, Bodong memiliki ilmu supranatural sehingga dia berani menjahati Lani.

Wulan yang sudah mengetahui hal itu langsung menjelaskan, "Sudah, jangan dendam. Kekuatan yang Bodong miliki tak akan mampu dengan kekuatan Illahi, terbukti bahwa Bodong mendapatkan ganjarannya dari perbuatannya sendiri. Leluhurmu yang melawan dia." Lani langsung menjawab, "Aku tidak dendam tapi aku akan ingat seumur hidup perbuatan dia kepadaku."

Semenjak kejadian itu, hidup Lani terasa ringan dalam menjalani kehidupan dan merasakan kebahagiaan yang ia dapatkan karena hasil dari kesabarannya.

Lani tidak memiliki dendam kepada orang yang menjahatinya, namun kejahatan orang itu akan selalu berada di dalam pikiran Lani.