Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

StyleviaAvatar border
TS
Stylevia
Traveksa: Different Earth | Fantasy
CHAPTER 1: BUMI

Ketakutan telah menyelimuti manusia karena kedatangan monster yang tak diundang, mereka menyerang manusia secara sadis tanpa memandang orang tersebut. Tidak diketahui secara pasti alasan monster itu datang ke bumi. Tentara datang dan mengalahkan monster yang berasal dari lingkaran aneh yang terus menerus datang bagaikan air yang mengalir.

Setelah tidak ada lagi monster yang datang lingkaran tersebut menghilangan bagaikan debu yang diterpa angin. Berbagai pemimpin negara mengatakan bahwa ini sebagai bukti bahwa bumi dan alam semesta ini adalah paralel, sesuatu yang bertindak sebagai cermin,dimana seseorang memiliki kehidupan lain di alam semesta dan bumi yang berbeda.

PBB mengadakan rapat dari seluruh pemimpin negara dan membuat satu organisasi khusus untuk melawan dan menginvestigasi monster yang ada di dunia ini. Mereka adalah Earth Main Forces (EFM). Berbagai penelitian terkait dengan senjata yang lebih modern yang mampu untuk melawan para monster, alat tempur seperti tank yang lebih modern dengan menghasilkan kekuatan ledakan yang lebih besar di meriamnya, memaksimalkan teknologi buatan AI sebagai prajurit yang memiliki kekuatan seperti senjata api dengan damage yang lebih besar, dan juga penelitian tentang manusia itu sendiri. Mereka menyebut penelitian tersebut dengan nama NG Project. Di bawah perusahaan teknologi terkemuka Saints Corp.

10 Tahun Kemudian

Manusia melakukan tugasnya seperti sedia kala. Mereka bekerja, bersekolah, dan satu lagi yang menjadi kewajiban berbagai negara adalah adanya wajib militer yang diikuti oleh semua masyarakat. Mereka dibekali oleh keterampilan menggunakan senjata dan melatih fisik untuk berbagai keadaan yang tiba-tiba datang.
Traveksa adalah siswa SMA berumur 17 Tahun, ia membaca berbagai artikel, buku ramalan kuno, serta mitos-mitos kuno dari berbagai negara yang ia temui di internet, ia berpikir untuk dapat memiliki kekuatan melebihi siapapun untuk menyelamatkan bumi.
Meksipun di luar logika manusia, namun ia berpikir bahwa hal yang terjadi di dunia ini sudah diluar nalar manusia, maka kemampuan yang tidak masuk akal-pun adalah hal yang tidak mustahil untuk ia dapatkan, tapi bagaimana caranya.

Pagi Hari, Sekolah Norvee

"Veksa, Veksaa!!" Teriak seseorang yang memanggil Traveksa yang sedang membaca sebuah buku tentang ramalan kuno yang ia dapatkan di darkweb. 

"Ada apa ra?" Tanya Veksa sembari menutup buku yang sedang ia baca.

"Kamu membaca buku itu lagi?" Tanya Niara sambil mengeryitkan dahinya.

"Yahh.. apalagi, siapa tau ada petunjuk yang berharga. ada apa?"

"Coba deh liat ini, ini sedang viral loh." Niara menunjukkan video yang berisikan seseorang yang muncul dari langit dengan lingkaran yang sama seperti munculnya para monster di dunia ini, orang itu memiliki fisik yang sama seperti manusia, dan mengatakan bahwa penduduk bumi adalah sampah yang telah melewati batas, ia mengatakan bila manusia harus di hancurkan untuk kehidupan bumi yang lebih baik dan ia juga menamakan dirinya Alvurien. Setelah mengucapkan hal tersebut, ia pergi dari lingkaran paralel dan hilang seperti tidak terjadi apapun.

"Menyeramkan sekali bukan!?" Niara terlihat sangat ketakutan dengan tubuh yang gemetar karena itu bisa menjadi tanda bahwa Avurien menyatakan perang kepada penduduk Bumi.

"Itu... sungguh menakutkan." Ucap Veksa dengan kondisi yang mematung dan tidak tau harus berkata seperti apalagi.

Makhluk tersebut mengatakan dirinya adalah Avurien dan berbentuk layaknya manusia biasa, itulah yang mereka lihat, namun tidak ada yang mengetahui kebenarannya apakah itu bentuk asli atau hanya rekayasa yang dibuatnya untuk lebih mirip dari manusia.

"Aku harus pergi, tidak ada gunanya kita belajar disaat kondisi bumi sedang tidak baik baik saja seperti ini." Ucap Veksa sembari menaruh buku yang sedang ia baca dan meletakkannya didalam tas miliknya.

"Niara, kau juga harus pergi ke pangkalan militer untuk belajar menggunakan senjata dan berlatih keras disana, kau harus menjaga dirimu." Ucap Veksa tegas dengan raut wajah yang serius.

"Tapi..." Niara terlihat semakin ketakutan dan bingung untuk melakukan apa.

"Tidak ada kata tapi untuk saat ini Niara, kau harus menjadi lebih kuat. Terus aktifkan hpmu dan kirimkan aku pesan bila ada sesuatu yang buruk menimpamu." Veksa lalu pergi dari kelas dengan berjalan secara cepat. Sedangkan Niara masih terdiam dari tempatnya dan menggenggam hpnya dengan cukup kuat.

Sementara itu Veksa berjalan keluar sekolah dan dijalan nampak banyak masyarakat sedang berjalan menuju pangkalan militer untuk berlatih dan beberapa pergi bekerja untuk kelangsungan hidup mereka, uang masih segalanya disini apalagi di kondisi yang semakin memburuk di setiap tahunnya.

Saat melewati pusat kota, banyak warga berlari dengan sangat cepat, semua orang berteriak ketakutan, ada yang menangis sambil berlari dan menggendong anaknya yang masih kecil. Veksa kebingungan dan ia berpikir apakah ada lingkaran paralel disana?

Veksa terdiam tidak berlari masih memperhatikan sekitar, tidak percaya bahwa akhirnya ia melihat dengan mata kepalanya sendiri monster yang selama ini hanya ia lihat di video yang sedang trending.

"Nakk.. kau juga harus berlari." Ucap seseorang dari belakangku sembari ia berlari dan menunjuk ke arah depan Veksa.

Veksa melihat ke depan dan benar, ia melihat monster tersebut yang lebih tinggi dari dirinya, mereka terlihat seperti buaya yang dapat berjalan dan memiliki cakar yang sangat tajam.

"WRAAAAA..."

Monster tersebut meraung dan berlari ke arah Veksa dan orang orang yang ada disekitarnya. Veksa menengok ke kanan terdapat seorang wanita yang terjatuh dan terlihat tidak mampu lagi untuk berlari, Veksa berlari ke arah wanita tersebut yang berada di sebelah kananya dan mencoba untuk membantunya.

"Tolongg.. tolong aku, aku tidak mau mati!!" Ucap wanita muda dengan pakaian kantor yang ia kenakan tersebut sambil menangis dan memegang kaki Veksa.

"Bertahanlah.." Ucap Veksa sambil berusaha untuk membantunya menjauh dari monster buaya itu.

"Sial.. Buaya tegak sialan, apa mereka berevolusi dan menjadi teroris sekarang, dasar buaya bodoh!" Ujar Veksa dalam hatinya sembari merangkul wanita yang kakinya terkilir itu.

Monster tersebut menghancurkan ruko yang berada di sekitarnya, menginjak mobil yang berada di depannya, terdengar suara alarm mobil yang semakin membuat keadaan tampak kacau. Salah satu monster menghancurkan lampu lalu lintas dan melemparkannya ke arah Veksa dan wanita tersebut.

"Srkkkk..."

"Tanggg..."

Tiang listrik tersebut menghantam aspal yang untungnya tidak mengenai mereka berdua. Keringat membasahi wajah mereka, tidak peduli apapun yang terjadi itu tidak mengenai mereka, mereka masih berlari dan berusaha untuk menjauh, berharap bantuan militer segera datang untuk membantu orang-orang disekitar sini.
Beberapa monster membunuh warga yang telah lelah berlari, menusuknya dengan cakar yang tajam, menginjak orang yang berusaha mengumpat di bawah mobil, dan berlari untuk membunuh orang yang mereka lihat.

"Tentara, dimana tentara itu dasar bodoh... apa mereka tidak peduli dengan kami!!" Veksa berteriak tanpa ia sadari karena suasana yang sudah sangat tidak kondusif lagi. Setelah itu Veksa melihat ada lorong yang dapat ia masuki bersama wanita tersebut untuk mengumpat terlebih dahulu, mengisi stamina, dan berharap monster tersebut tidak menemukan mereka.

Mereka bersender dibalik dinding dengan kanannya adalah tempat sampah yang cukup besar mampu untuk menutupinya. Nafas mereka terengah-engah, tidak mampu berpikir jernih, dan mata yang melotot seperti terkejut setelah melihat apa yang telah terjadi barusan.

"Terima kasih." Ucap wanita tersebut lirih sembari melihat dan memegang kakinya yang sedang terkilir. Veksa melihat ke arah wanita itu dan tidak berkata sepatah katapun.

Di dalam kesunyiannya terdengar suara nafas monster yang sedang berjalan melewati lorong tempat mereka bersembunyi.

"Grrrr..."

Veksa dan wanita tersebut menutup mulutnya dan mencoba untuk menahan nafas mereka agar tidak ketahuan. Monster tersebut melewati lorong itu.

"A-apa dia sudah lewat?" Tanya wanita tersebut. Veksa lalu menutup mulut wanita tersebut dan bayangan monster tersebut kembali muncul. Monster tersebut seperti mendengar ada seseorang di lorong dan melihat ke arah lorong tersebut.

"Matilah kita..." Ujar Veksa sambil memejamkan matanya.

"Duarrr... Duarrr... Duarrr..."

Terdengar suara senjata yang mengenai tepat di badan monster tersebut, Veksa membuka matanya dan melihat ke arah kiri lorong. Ia melihat ada seorang lelaki muda tinggi mungkin berumur 22 Tahun dengan kulit putih dan rambut putihnya.

"Cepat lari!!" Ucap orang tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, Veksa berlari sembari merangkul wanita tersebut. Ia keluar dari lorong tersebut dan ketika Veksa melihat ke arah kiri ia melihat lingkaran paralel berwarna merah, di dalamnya samar dan tidak terlihat apa yang ada di dalam lingkaran paralel tersebut. Veksa dan wanita tersebut terdiam mematung.

"Hei... Kalian, Cepat ikuti aku, bila kalian tidak mau mati." Lelaki tersebut terus berlari sambil membawa senjata laras panjang yang ia bawa.

Versa dan wanita itu berlari mengikutinya dan masuk ke dalam supermarket yang ditutup oleh rolling door. Mereka masuk ke supermarket tersebut dan terjatuh akibat kelelahan.

"Minumlah ini." Lelaki tersebut membawa minuman dan membagikan minuman tersebut kepada Veksa dan wanita tersebut. Mereka lalu meminumnya tanpa mengucapkan kata terima kasih terlebih dahulu.

"Untunglah kalian masih selamat." Ucap lelaki tersebut sembari duduk di kursi di hadapan mereka.

"Terima kasih." Ucap wanita tersebut.

"Wahh... nampaknya kakimu terkilir, tunggu sebentar." Lelaki tersebut mengambilkan beberapa alat untuk pertolongan pertama dan mencoba membantu pergelangan kaki wanita tersebut yang terkilir. Wanita tersebut berteriak saat lelaki itu mencoba untuk menyembuhkan pergelangan kakinya itu.

"Yah, itu akan segera pulih. Untuk saat ini kalian beristirahatlah disini, nampaknya prajurit juga belum datang kesini." Ucapnya dengan santai.

"Hmm.. Maaf, kalo boleh tahu siapa nama anda?" Tanya Veksa yang sedang bersender di meja kasir.

"Geo, namaku Geo." Ucap lelaki yang diketahui bernama Geo.

"Aku Lita, maaf bila aku merepotkan kalian." Ucap wanita tersebut sembari menatap Veksa dan Geo.

"Tidak, sudah menjadi kewajiban kita untuk menolong sesama, kondisi saat ini memang sedang kacau, jadi hal yang tak disangka kemungkinan akan terjadi." Jawab Geo dengan wajah ramahnya.

"Kau masih SMA? Siapa namamu?" Tanya Geo kepada Veksa.

"Veksa, Traveksa." Jawab Veksa dengan nafas yang masih sulit untuk diatur.
"Nama yang unik." Ucap Geo kembali.

"Aku baru pertama kali melihat lingkaran paralel, itu sangat menakutkan. Monster tersebut terus akan muncul sampai semua monster yang di dalamnya keluarkan?" Tanya Veksa kepada Geo. Geo lalu menatap Veksa yang sedang meminum air yang berada di tangannya.

"Yahh itu benar, namun kurang tepat." Geo meletakkan minumannya ke meja.

"Lingkaran Paralel tersebut, tidak selalu mengeluarkan banyak monster, kadang hanya 5, 10 atau bahkan hanya 1. Semakin, banyak monster maka semakin lemah monster tersebut, namun semakin sedikit monster maka semakin kuat monster tersebut, itu yang aku ketahui." Lanjut Geo.

Veksa dan Lita memperhatikan Geo seperti ia sudah sangat berpengalaman.

"Bagaimana cara monster tersebut mati?" Tanya Lita penasaran.

"Menambaknya, untuk monster yang kuat. Kita harus menembaknya tepat di jantungnya, atau di otaknya, itu adalah dua pilihan yang aku ketahui. Aku melihat dan membaca artikel bahwa setahun yang lalu monster mengerikan datang dan menghancurkan desa di Amerika Serikat, Monster yang keluar dari Paralel hanya 10, mereka membunuhnya dengan senjata terbaru dengan menggunakan Exploding Bullet atau peluru ledak dengan Damage yang sangat besar." Ucap Geo.

"Mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membunuh para monster, untungnya monster tersebut berhasil dikalahkan tanpa memakan korban jiwa yang cukup besar." Lanjut Geo.

"Kringgg... Kringgg..."

Terdengar suara telepon yang masuk, Geo langsung bergegas untuk mengangkat telepon tersebut, sepertinya sangat penting. Tidak lama dari Geo yang mengangkat telepon tersebut, Geo bergegas untuk pergi dan mengatakan bahwa Veksa dan Lita sebaiknya beristirahat disini terlebih dahulu, sampai ia kembali kesini.

Veksa dan Lita mengiyakan, setelah Geo pergi. Lita bercerita tentang dirinya, dan Veksa juga mengatakan bahwa ia ingin sekali menghentikan monster dan juga Alvurien yang mengganggu keamanan bumi, ia mengatakan bahwa apa yang terjadi di bumi sekarang tidak masuk akal maka harus dihentikan dengan cara yang tidak masuk akal juga.

Lita melihat Veksa yang penuh dengan keyakinan tersebut dan sedikit meragukan Veksa, namun Veksa tidak terlihat kesal karena memang belum ada bukti yang pasti untuk mendapatkan kekuatan tersebut.
Veksa masih memiliki kemauan dan tekad yang luar biasa, ia yakin bahwa ia mampu untuk dapat menjadi lebih kuat lagi, ia mengatakan bahwa sesuatu yang luar biasa harus dicari dan ditemukan.

Support me on: Fizzo
Author: Rieyki
Judul: Traveksa: Different Earth



bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
58
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan