Pada hari Sabtu yang cerah dan panas ini, penulis sedang bersemangat membuat artikel tentang robot tempur buatan Turki yang tampil dalam acara IDEF 2023 (25-28 Juli). Kebetulan acara pameran ini sudah berakhir pada hari Jumat lalu, awalnya ane kira acara tahun ini akan biasa-biasa saja. Ternyata, di luar dugaan, acaranya luar biasa Gan.

Disebut luar biasa karena tahun ini banyak manufaktur baru yang jarang terdengar sebelumnya, setelah pada tulisan sebelumnya kita membahas robot tempur Shadow Riderdan Yabgu, kali ini ane bakal kenalin Agan sama Tunga.

Sama dengan Shadow Rider dan Yabgu, Tunga juga termasuk jenis Unmanned Ground Vehicle (UGV). Yabgu itu adalah versi paling gede, Shadow Rider versi sedang, nah Tunga ini versi mininya Gan. Karena bobot kosongnya cuma 3 ton saja. Tunga didesain oleh Katmerciler (susah namanya ) yang berkolaborasi dengan Aselsan (pasti sudah tahu ya ).



Tunga dapat membawa peralatan seperti electro-optical systems, radar, sistem komunikasi hingga persenjataan. Dilengkapi Sarp RCWS, senjata utamanya berupa senapan mesin 12,7 mm atau 7,62 mm dan senjata koaksial berupa senapan mesin 7,62 mm. Senjata utama lainnya adalah peluncur granat otomatis 40 mm. Sementara senjata opsional yang bisa ditambahkan adalah rudal berpemandu laser serta drone. Untuk kapasitas payload-nya masih belum dipublikasikan.

Menurut media Turki, yakni Savunma Sanayii Dergilik; Tunga punya panjang 2,4 m, lebar 2,1 m, dan tinggi 2 m. Kecepatan maksimumnya adalah 20 km/jam dengan jarak kendali 5 km melalui satelit. Tunga dioperasikan pada suhu Sekitar pengoperasian -20°C sampai +49°C. Untuk sistem komunikasi memakai nirkabel/kabel, 4G/LTE serta satelit.

Kendaraan ini tersedia dalam model ptopulsi listrik dan hybrid, menawarkan opsi propulsi yang ramah lingkungan. Tunga bisa menembak target bergerak atau diam dengan stabil serta dilengkapi sistem pelacakan target otomatis.

Fitur lainnya dari Tunga adalah sistem penglihatan siang-malam, perhitungan balistik, pengukuran jarak, dan sistem pengendalian tembakan terkomputerisasi. Semua fitur tersebut dapat dioperasikan dari jarak jauh melalui kit kontrol, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam penggunaannya.



Sama seperti robot tempur pada umumnya, Tunga bisa melakukan berbagai misi. Semisal diubah menjadi alat observasi perbatasan dan pengintaian dengan mengintegrasikan kamera thermal dan sensor gerak. Selain itu, bisa dipakai dalam pembersihan ranjau dan dapat mengevakuasi individu yang terluka dari zona konflik dengan menambahkan ruang anti peluru ke platform. Hadirnya Tunga menegaskan bahwa Turki kini tak hanya fokus memproduksi kendaraan udara tak berawak (UAV) tetapi juga mulai serius untuk memproduksi kendaraan darat tak berawak (UGV).







Referensi Tulisan: Army Recognition& Savunma Sanayii Dergilik
Sumber Foto: sudah tertera