widokoAvatar border
TS
OWNER
widoko
Khutbah Jum'at: UJIAN KEIMANAN
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Sahabat Islamic World

Pada kesempatan ini saya akan mencoba untuk membuat thread berisi tentang khutbah Jum'at. Harapannya bisa bermanfaat bagi saya sendiri dan juga untuk Sahabat Islamic World sekalian.


Sumber: instagram.com
      
Ujian Keimanan

Assalamuálaikum Wr Wb

Hadirin jama’ah sidang Jum’ah yang dirahmati Allah, melalui mimbar Jum’at yang mulia ini saya mengingatkan dan mengajak pada diri saya sendiri dan jama’ah rohimakumullah sekalian untuk meningkatkan taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, yaitu dengan menjalankan segala perintah-perintahnya dan menjauhi segala larangan-larangannya. Mengapa seruan taqwa ini selalu diserukan setiap Jumát dan di setiap kesempatan? Karena sesungguhnya Allah melihat hambanya dari seberapa taqwanya. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman inna akromakum índallahi atqokum. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian, kata Allah, adalah yang paling bertaqwa.

Hadirin rohimakumullah, saat kita berbicara tentang taqwa, tidak bisa dilepaskan dari yang namanya iman, karena sesungguhnya kita bertaqwa dari apa yang kita imani. Hubungan iman dan taqwa ini dapat kita lihat dari rukun islam, yang tentunya sudah kita hafal dan kita jalani selama ini. Rukun islam yang pertama adalah syahadat. Syahadatain. Asyhaduálaa ilaha illalloh, waásyahaduanna Muhammadarosulullah. Persaksian dan pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang layak di sembah kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusannya. Rukun islam selanjutnya menunjukkan ketaqwaan ibadah yang harus kita ummat islam lakukan, yakni sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu melaksanakan. Pada rukun Islam, Iman ditempatkan pada urutan yang pertama sebelum rukun yang lain, karena Imanlah yang menjadi pijakan kita dalam beragama dan kehidupan sehari-hari. Ibarat rumah, Iman adalah pondasi, sedangkan amal kita adalah bangunan yang ada diatasnya. Jika iman kita kuat maka tentu saja apa kuat pula bangunan diatasnya. Jika sebaliknya, maka rapuhlah.

Mengenai hal tersebut kiranya ada baiknya kita renungkan apa yang dikatakan seorang Daí kondang yang dulunya adalah non muslim. Dalam sebuah tayangan beliau menyampaikan, yang perkataannya ini ditujukan kepada orang-orang non muslim. Kata beliau kurang lebih maksudnya demikian. Janganlah kalian (maksudnya non muslim) masuk islam karena orang islam. Karena jika masuk islam karena orang islam, begitu masuk pasti kalian akan keluar lagi. Mengapa demikian, karena ternyata banyak sekali orang-orang islam sendiri yang bertingkah laku tidak Islami.
 
Benarkah hal tersebut? Mari kita lihat pada diri kita dan lingkungan kita. Berapa banyak orang yang mengaku islam tetapi tidak menegakkan sholat? Berapa banyak orang yang mengaku islam tapi tidak berpuasa, tidak menunaikan zakat? Berapa banyak orang yang mengaku islam tetapi tetap saja melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama? Yang diharamkan Islam?

Jika jawaban dari hal itu ternyata memprihatinkan, pasti ada yang salah dengan iman kita? Masih adakah iman di dada kita? Seberapa tebal iman yang kita punya?


Hadirin rohimakumullah, untuk mengukur keimanan kita diantaranya Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal Ayat 2 tentang ciri-ciri orang beriman. “Innamal mukminuunaladzina idza dzukirollahu wa jilat qulubuhum. Wa idza tuliyat ‘alaihim ayatuhu zadathum imana wa’ala robihim yatawakkaluun’’. Apakah selama ini kita sudah sesuai dengan ciri yang difirmankan Allah tersebut? Jika jawabannya belum, maka mari kita perbaiki iman kita. Jika jawabannya sudah, maka selanjutnya orang yang mengaku telah beriman akan dicoba keimanannya oleh Allah SWT.Allah berfirman dalam surat Al-‘Ankabuut Ayat 2 dan 3. “Ahasibannasu ayutroku aya quluu amanna wahum laa yaftanuun. Walaqod fatannalladzina minqoblihim falaya’manalloha lladziina sodaqu walaya’lamannal kadzibin”.

Ujian keimanan ini tidak hanya untuk orang-orang awam, bahkan orang-orang yang sangat dekat dengan Allah pun diuji keimanannya. Dalam surat Ash-Shafaat ayat 101 sampai 111 diceritakan bahwa Nabi Ibrahim AS diuji keimanannya dengan perintah untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail, yang saat itu masih anak-anak. Mendapat perintah seperti itu, maka disampaikanlah kepada Ismail kecil. Jawaban Nabi Ismail pun sangat menggetarkan. “Qoola yaa abatif’al matu’maruu, satajidunii innsyaa Allahu minash shobiriin,” Maka ketika mereka berserah diri dan Nabi Ismail dibaringkan atas pelipisnya, maka Allah berfirman bahwa nabi Ibrahim telah membenarkan perintah lewat mimpi itu. Dan digantilah Nabi Ismaíl dengan penyembelihan qurban, yang sampai saat ini kita peringati atau menjadi dasar disyariatkannya ibadah qurban. Dan pada ayat 111 diakui Allah bahwa Nabi Ibrahim termasuk hamba Allah yang beriman.

Begitulah, dengan ujian keimanan yang maha berat Nabi Ibrahim lulus dengan sempurna. Sedangkan kita dengan ujian yang jauh lebih ringan sering kali gagal. Padahal jika kita bertaqwa ke pada Allah, Allah pasti memberikan jalan keluar. Wamany yataqillaha yajálahu makhroja. Barang siapa bertaqwa kepada Allah, Allah pasti memberikan jalan keluar.

Hadirin Rohimakumllah, semoga kita selalu bisa meningkatkan iman taqwa kita, meningkatkan amal-amal solih kita sampai nanti saat tiba waktunya kita menghadap Allah, kita diakui sebagai hambanya, ridlo terhadap kita dan dimasukkan ke dalam surganya yang mulia.

Yaa ayatuhannafsul mutmainnah, irji’i ila robiki rodyitammardiyyah. Fadkulli fi’ibadi. Wad kuli jannati…


Diubah oleh widoko 28-07-2023 08:23
0
77
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan