- Beranda
- Komunitas
- Cerpen in aja
Cinta di Balik Jendela: Kisah Manis Gadis Pustakawan dan Pria Berjaket Merah


TS
eva.maut
Cinta di Balik Jendela: Kisah Manis Gadis Pustakawan dan Pria Berjaket Merah
Kisah romantis selalu memiliki cara menarik untuk tumbuh dan mekar. Inilah cerita tentang cinta yang muncul dari balik jendela pustaka, menghadirkan ketulusan dan keajaiban di setiap langkahnya. Siapkan hatimu untuk terhanyut dalam kisah cinta yang tak terduga ini.
Di perpustakaan kota kecil yang ramai, tinggalah seorang gadis pustakawan bernama Alice. Dia adalah sosok yang penuh semangat dan selalu tersenyum kepada setiap pengunjung yang datang. Setiap hari, Alice menyelam dalam dunia buku-buku dan menjalani rutinitasnya dengan bahagia.
Suatu pagi, ketika mentari baru saja menyapa, Alice berdiri di balik meja layanan perpustakaan. Dia memperhatikan seorang pria yang berjalan masuk dengan jas merah muda yang mencolok. Pria itu memiliki senyum yang menghangatkan hati dan mata yang penuh rasa ingin tahu.
Pria berjaket merah itu, bernama Daniel, adalah seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novel barunya. Dia sering menghabiskan waktunya di perpustakaan, menelusuri setiap rak buku untuk mencari cerita yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
Hari demi hari berlalu, Alice dan Daniel saling bertukar senyuman ketika berpapasan di lorong-lorong perpustakaan. Tapi di balik jendela pustaka, mereka merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar senyuman. Ada rasa khusus yang mulai tumbuh di hati masing-masing.
Suatu sore, ketika hujan turun deras, Daniel terjebak di dalam perpustakaan. Dia dan Alice duduk berdua di salah satu sudut, menikmati keheningan dan aroma kertas buku yang khas. Tak ada yang mengganggu mereka, kecuali deru hujan di luar jendela.
Daniel memulai percakapan dengan Alice tentang buku-buku favorit mereka, dan mereka berdua menemukan kesenangan dalam berbicara tentang karakter-karakter fiksi dan petualangan yang menarik. Mereka tersenyum dan tertawa bersama, seakan dunia luar tidak lagi memiliki arti.
Hari-hari berlalu, dan keterlibatan Alice dan Daniel semakin dalam. Mereka saling mengenal satu sama lain, berbicara tentang impian dan harapan mereka. Mereka menjadi teman yang baik, dan tak ada yang lebih mereka inginkan selain waktu yang lebih banyak bersama.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama menerangi langit, Alice dan Daniel pergi ke taman kota bersama-sama. Di bawah sinar bulan yang lembut, Daniel menggenggam tangan Alice dengan lembut. "Alice, sejak pertama kali aku melihatmu di balik jendela pustaka, aku merasa dunia ini menjadi lebih indah. Aku merasa bahwa aku telah menemukan yang sebenarnya kutemukan dalam setiap cerita yang ku tulis."
Tak percaya dengan kata-kata yang didengarnya, Alice tersenyum malu-malu. "Daniel, aku juga merasakan hal yang sama. Kamu adalah cahaya dalam kehidupanku yang biasa-biasa saja. Aku ingin terus berada di sampingmu, menemani setiap langkahmu."
Malam itu, di bawah cahaya bulan purnama, Alice dan Daniel mengakui perasaan mereka yang tulus satu sama lain. Hati mereka bergetar dengan kebahagiaan, merasakan keajaiban cinta yang muncul dari balik jendela pustaka.
Mereka menjadi sepasang kekasih yang selalu saling mendukung dan melengkapi. Kehadiran satu sama lain memberikan kekuatan untuk menjalani setiap hari dengan bahagia. Di antara buku-buku dan kata-kata indah, cinta mereka tumbuh dengan subur.
Ketika musim gugur tiba, Daniel menerbitkan novelnya yang terinspirasi dari kisah cinta mereka. Novel itu menjadi bestseller, dan nama Alice dan Daniel dikenal di seluruh kota.
Mereka mengenang pertemuan pertama mereka yang tak terduga di balik jendela pustaka. Kisah cinta mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa cinta dapat tumbuh di tempat-tempat yang tak terduga.
Dan ketika hujan turun lagi, Alice dan Daniel akan selalu bersama, berdampingan di antara buku-buku yang tak pernah habis dibaca. Cinta mereka terjaga abadi di balik jendela pustaka, menghadirkan kebahagiaan dan keajaiban bagi mereka yang percaya.
*Catatan: Cerpen ini adalah karya fiksi yang diciptakan oleh Eva Maut. Kemiripan tokoh, tempat, atau peristiwa dengan kehidupan nyata adalah murni kebetulan.*
Di perpustakaan kota kecil yang ramai, tinggalah seorang gadis pustakawan bernama Alice. Dia adalah sosok yang penuh semangat dan selalu tersenyum kepada setiap pengunjung yang datang. Setiap hari, Alice menyelam dalam dunia buku-buku dan menjalani rutinitasnya dengan bahagia.
Suatu pagi, ketika mentari baru saja menyapa, Alice berdiri di balik meja layanan perpustakaan. Dia memperhatikan seorang pria yang berjalan masuk dengan jas merah muda yang mencolok. Pria itu memiliki senyum yang menghangatkan hati dan mata yang penuh rasa ingin tahu.
Pria berjaket merah itu, bernama Daniel, adalah seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novel barunya. Dia sering menghabiskan waktunya di perpustakaan, menelusuri setiap rak buku untuk mencari cerita yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
Hari demi hari berlalu, Alice dan Daniel saling bertukar senyuman ketika berpapasan di lorong-lorong perpustakaan. Tapi di balik jendela pustaka, mereka merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar senyuman. Ada rasa khusus yang mulai tumbuh di hati masing-masing.
Suatu sore, ketika hujan turun deras, Daniel terjebak di dalam perpustakaan. Dia dan Alice duduk berdua di salah satu sudut, menikmati keheningan dan aroma kertas buku yang khas. Tak ada yang mengganggu mereka, kecuali deru hujan di luar jendela.
Daniel memulai percakapan dengan Alice tentang buku-buku favorit mereka, dan mereka berdua menemukan kesenangan dalam berbicara tentang karakter-karakter fiksi dan petualangan yang menarik. Mereka tersenyum dan tertawa bersama, seakan dunia luar tidak lagi memiliki arti.
Hari-hari berlalu, dan keterlibatan Alice dan Daniel semakin dalam. Mereka saling mengenal satu sama lain, berbicara tentang impian dan harapan mereka. Mereka menjadi teman yang baik, dan tak ada yang lebih mereka inginkan selain waktu yang lebih banyak bersama.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama menerangi langit, Alice dan Daniel pergi ke taman kota bersama-sama. Di bawah sinar bulan yang lembut, Daniel menggenggam tangan Alice dengan lembut. "Alice, sejak pertama kali aku melihatmu di balik jendela pustaka, aku merasa dunia ini menjadi lebih indah. Aku merasa bahwa aku telah menemukan yang sebenarnya kutemukan dalam setiap cerita yang ku tulis."
Tak percaya dengan kata-kata yang didengarnya, Alice tersenyum malu-malu. "Daniel, aku juga merasakan hal yang sama. Kamu adalah cahaya dalam kehidupanku yang biasa-biasa saja. Aku ingin terus berada di sampingmu, menemani setiap langkahmu."
Malam itu, di bawah cahaya bulan purnama, Alice dan Daniel mengakui perasaan mereka yang tulus satu sama lain. Hati mereka bergetar dengan kebahagiaan, merasakan keajaiban cinta yang muncul dari balik jendela pustaka.
Mereka menjadi sepasang kekasih yang selalu saling mendukung dan melengkapi. Kehadiran satu sama lain memberikan kekuatan untuk menjalani setiap hari dengan bahagia. Di antara buku-buku dan kata-kata indah, cinta mereka tumbuh dengan subur.
Ketika musim gugur tiba, Daniel menerbitkan novelnya yang terinspirasi dari kisah cinta mereka. Novel itu menjadi bestseller, dan nama Alice dan Daniel dikenal di seluruh kota.
Mereka mengenang pertemuan pertama mereka yang tak terduga di balik jendela pustaka. Kisah cinta mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa cinta dapat tumbuh di tempat-tempat yang tak terduga.
Dan ketika hujan turun lagi, Alice dan Daniel akan selalu bersama, berdampingan di antara buku-buku yang tak pernah habis dibaca. Cinta mereka terjaga abadi di balik jendela pustaka, menghadirkan kebahagiaan dan keajaiban bagi mereka yang percaya.
*Catatan: Cerpen ini adalah karya fiksi yang diciptakan oleh Eva Maut. Kemiripan tokoh, tempat, atau peristiwa dengan kehidupan nyata adalah murni kebetulan.*
0
13
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan