Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

donex.donkengAvatar border
TS
donex.donkeng
Alasan Tidak Perlu Takut Melajang Seumur Hidup
Alasan Tidak Perlu Takut Melajang Seumur Hidup.

Lajang atau tidak menikah seumur hidup merupakan suatu tindakan yg kerap dikaitkan dengan asexualitas. bahkan beberapa agama seperti Islam, Yudaisme, Taois mengecam keras praktik lajang, beberapa kebudayaan seperti di Jepang dan Mesoamerika malah menganggapnya suatu hal yg sangat tabu.

Ada beberapa faktor yg menyebabkan seseorang memutuskan untuk melajang, di antaranya:

1. Pertimbangan ekonomi.
2. Terlalu fokus terhadap ilmu pengetahuan, sehingga pernikahan dianggap menganggu, biasanya yg model kayak gini banyak dijumpai dikalangan filsuf, saintis dan pemikir kelas berat.
3. Kaum selibat atau praktik melajang karena fokus terhadap spiritualitas untuk melepaskan diri dr unsur duniawi, kebanyakan dijumpai dikalangan pemuka agama, pastur, romo, kaum sufi, ulama fiqih dan biksu.
4. Anti-Natalis, tak menikah karena alasan menyelamatkan bumi. mereka ini punya pemikiran yg sangat bijak
5. Gak laku-laku.

Banyak dr kita ketika sudah menginjak usia 16 tahun sering kepikiran tentang masalah jodoh, besok aku nikah dengan siapa? calonku besok cantik/enggak?, hubunganku dengan si dia bertahan lama atau enggak? Akhirnya banyak yg memaksakan diri untuk pacaran, lalu menargetkan seseorang untuk kita jadikan objek pelampiasan rasa emosional kita.

Bagi orang yg berfikir secara awam, menikah itu merupakan suatu keharusan dengan alasan bahwa hidup ini harus ada pasangan untuk memberikan semangat bagi hidup kita, lalu kita harus punya anak sebagai aset supaya ada yg meramut kita di usia tua nanti, yg lain malah ada yg beralasan kebelet kentu. Mereka berasumsi kalau Istri, anak dan keluarga merupakan harta paling berharga, tanpa keluarga, hidup serasa tak ada artinya lagi.

Tapi tunggu dulu, benarkah hidup tanpa cinta, pasangan, dan anak itu sesuram seperti apa yg ditakutkan oleh banyak orang? Benarkah anak itu adalah aset? seakan² nikah itu sesuatu yg dianggap garis start dr segala bentuk kehidupan manusia.

Tapi, faktanya tidak demikian, banyak orang sehabis menikah justru menemukan berbagai problematika kehidupan yg amat rumit, mulai dr masalah karir, output yg tak sebanding dg input, himpitan ekonomi, kewajiban membiayai hak anak, akhirnya malah terjadi KDRT, dsb. bagi yg gak mampu bertahan dr seleksi alam ya harus terpaksa bercerai atau minimal hidup kere bersama.

Kemudian tentang anak, banyak dr kita berharap kalau anak kita nanti menjadi harapan kita di usia senja. Nyatanya toh banyak jg anak yg sibuk mengurusi rumah tangganya sendiri, hanya pulang sewaktu hari raya, dan yg paling extrim banyak pula ortu yg diterlantarkan anak²nya. Akhirnya orang tua hidup sendirian lagi deh. Kita berjuang untuk masa depan anak, supaya anak kita suskes. Tapi tahukah Anda kalau sebenarnya kita memperjuangkan sesuatu yg belum pasti, yakni anak² kita. Ada anak yg kita didik sangat baik, tapi saat dewasa ia terkesan acuh dengan kita. atau anak yg di didik lewat belenggu doktrin agama yg sangat ketat, ekh gak taunya dia hamilin anak orang. Jadi, perjuangan membesarkan anak merupakan sesuatu yg sifatnya spekulatif dan sangat tidak bisa dipastikan. anak bisa menjadi anak yg sesuai kita harapkan, tp bisa terjadi pula sebaliknya. Dan jika anak itu tak sesuai dengan eskpektasi kita, maka kita akan sangat kecewa dan tenggelam dalam jurang penderitaan. Lalu, banyak orang tua itu menangis dengan penuh harapan "padahal aku sudah membesarkanmu, memberikan apa pun demi kamu, menyekolahkanmu, tapi beginikah cara kamu membalas jasa orang tuamu?"

Orang tua harus tahu, bahwa tidak ada bayi yg minta dilahirkan ke bumi, bayi lahir karena keegeoisan dr pasangan sejoli yg secara sengaja/tak sengaja memaksakan seorang insan lahir ke dunia. Jadi ketika lahir, jangan gampang menyalahkan anak, karena dia bukanlah asetmu, melainkan hasil dr efek samping kenikmatan sexualitas yg kita rasakan.

Kembali soal jomblo, mereka punya beberapa nilai plus daripada orang yg menikah.
1. Tidak ada yg dinafkahi, kecuali dirinya sendiri, sehingga pikiran lebih fresh.
2. Tidak ada ikatan dengan istri/anak, sehingga para jomblo ini hidup merdeka, karena tidak ada yg memaksa/menuntut dia untuk melakukan ini dan itu, beda jauh dengan orang berpasangan yg apa² harus mempertimbangkan keluarganya.
3. Bisa fokus terhadap sesuatu yg kiranya jauh lebih penting, seperti karir, pendidikan, sains, filsafat, agama atau sibuk ngurusin negara kayak om Rocky Gerung.
4. Tidak punya sesuatu untuk diharapkan, sehingga tak ada yg perlu diperjuangkan, secara psikis hal ini membuat seseorang menjadi mudah menerima keaadaan, merasa cukup (qanaah), dan lebih santuy dalam menanggapi masalah.
5. Kantong irit.

Bagi yg skeptis, lalu kalau tua nanti yg ngurusin siapa, minimalkan ada anak kita gitu? pertanyaanya mengapa musti bingung?. Mau kita punya anak/tidak punya anak, endingnya kita tetep mati dan menjadi fosil tak berguna lalu dilupakan. Sehingga esensinya tetep sama aja, toh kalau udah tua nanti ya tinggal nunggu kematian itu datang, lalu tamat. Justru kita tak punya beban apa pun menjelang ajal tiba, seperti mikirin nasib anak kita.

Toh bumi ini, sama sekali tak peduli manusia itu ada atau enggak.

Adakah orang besar yg tak menikah? Jawabnya tidak hanya ada, melainkan sangat banyak, dan mereka bukan orang sembarangan, di antaranya:

*kaum filsuf & saintis:
Plato, Leonardo da Vinci, Ibnu Sina, Copernicus, Sir Isaac Newton, David Hume, Rene Descartez, Leibniz, Voltaire, Baruch Spinoza, Pascal, Imanuel Kant, Soren Kierkeegard, Schopenhauer, Alfred Bernhard Nobel, Nikola Tesla.

*Seniman & musisi:
Ludwig van Beethoven, Jane Austen, Vincent van Gogh.

*Politikus:
Ratu Elizabeth I, Tan Malaka, Rocky Gerung.

*Ulama:
Abdullah bin Abi Najih, Al Adib An Nahwiyi, Al Imam Az Zahid, Hannad bin As Sariy, Al Imam Al Mujtahid Abu Ja’far, Al Imam Abu Bakr bin Al Anbaari, Al Imam Abu Ali Al Farisi, Abu Nashr As Sajziy, Abu Sa’d As Samaan Ar Rozi, Abul Barokat Abdul Wahab, Rabiah Al Adawiyah, Mahmud bin Umar Az Zamakhsyari, Nashihuddin Al Hanbali, Al Wazir Jamaluddin Abul Hasan Ali, Syaikhul Islam Alamul Auliya Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syarof An-Nawawi Asy Syafi’i, Imam Ibn Taymiyah, dsb.

Tokoh Alkitab:
Paulus, Hana, Marta, Yeremiah, Rut, Yusuf, Nehemia, Yohanes Pembabtis.

Alasan Tidak Perlu Takut Melajang Seumur Hidup
Diubah oleh donex.donkeng 21-07-2023 05:21
0
74
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan