- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer
Tepis Gosip Tak Kebagian Kue, Rheinmetall dari Jerman Produksi 400 Badan Pesawat F-35


TS
si.matamalaikat
Tepis Gosip Tak Kebagian Kue, Rheinmetall dari Jerman Produksi 400 Badan Pesawat F-35
Quote:
Pada thread sebelumnya, kita sudah membahas polemik pembelian F-35 oleh Jerman. Di mana industri pertahanan di Negeri Bavaria sempat menolak pembelian pesawat tempur tersebut akibat "tidak kebagian kue" dalam proses akuisisinya. Meski mendapat penolakan, Jerman tetap membeli F-35 untuk menggantikan peran Panavia Tornado yang sudah uzur.
Dan kabar terbaru menyebutkan bahwa, industri pertahanan Jerman akhirnya mendapatkan "kue" yang dimaksud Gan. Mengutip artikel Breaking Defense, manufaktur Rheinmetall kebagian jatah untuk membuat total 400 fuselage (badan pesawat)untuk F-35A. Dan pada 2025, fasilitas produksi baru akan dibuat untuk memenuhi produksi tersebut.
Tempat produksi fuselage F-35 berada di Weeze, Lower Rhine, berada di bagian barat Jerman. Selain membuat badan pesawat, lokasi ini kelak juga digunakan untuk perawatan F-35 Jerman dan F-35 milik negara Eropa Barat. Fasilitas baru di Jerman sebenarnya menggantikan fasilitas produksi di Turki. Karena pada 2019 Turki ditendang dari program F-35, maka Lockheed Martin harus mencari tempat produksi baru untuk memenuhi pesanan negara Eropa.
Dengan pemindahan fasilitas ke Jerman maka akan meningkatkan biaya produksi, karena sebenarnya biaya tenaga kerja di Turki lebih rendah daripada di Jerman. Tapi, keputusan sudah diambil. Dan tentunya harus dilaksanakan agar proses produksi F-35 tidak terhambat.
Sebagai tambahan informasi bagi Agan, saat ini badan pesawat F-35 diproduksi di Amerika oleh pabrik Northrop Grumman. Tentu, mereka kewalahan memenuhi pesanan F-35 yang terus terhambat. Dan saat ini sedang terjadi keterlambatan pengiriman F-35 akibat tidak ada pabrikan lain yang membantu produksi komponen Si Petir.
Meski diterpa banyak masalah, F-35 sendiri berhasil merajai Eropa, karsna konsisten memenangkan semua tender pengadaan jet tempur baru sesuai standar NATO. F-35 memiliki keunggulan kinerja yang lebih baik dibandingkan rival pesawat generasi keempat seperti Rafale buatan Perancis dan Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa. Ini adalah satu-satunya jet tempur generasi kelima yang diproduksi di Blok Barat, sehingga para anggota aliansi wajib hukumnya untuk memiliki F-35.
Lockheed sendiri menargetkan 156 pesawat bisa dikirim pada tahun 2025, sementara dengan bergabungnya Rheinmetall; 165 pesawat bisa dikirimkan ke pelanggan setiap tahunnya. Kapasitas produksi tambahan itu mungkin akan terus meningkatkan pengiriman F-35 lebih banyak lagi, jika pelanggan internasional mendaftar untuk pengiriman F-35 atau pelanggan saat ini menambah pembelian mereka.
Seminggu lalu, Departemen Luar Negeri AS menyelesaikan kesepakatan F-35 senilai US$5,6 miliar untuk Republik Ceko, sementara Yunani juga menunggu pembelian jet yang disetujui. Dan, pada bulan April, pejabat Rumania mengumumkan bahwa mereka juga berniat untuk membeli pesawat tempur tersebut.
Kilas balik pada 14 Maret 2022, Jerman mengumumkan bakal membeli 35 unit F-35 seharga US$8,4 miliar. Sebelum memilih F-35, Jerman sempat ditawari Super Hornet oleh Boeing. Tapi, F-35 akhirnya dipilih karena pesawat ini twlah disertifikasi untuk membawa bom nuklir B61. Saat ini, Panavia Tornado milik Jerman mendapat tugas untuk membawa bom nuklir tersebut. Tapi, pesawat sudah terlalu tua dan akan pensiun pada 2030-an.
Bom nuklir B61 tersebut kini disimpan di Pangkalan Udara Büchel di Jerman, serta pangkalan udara lain di negara-negara NATO; dan pihak berwenang Amerika dapat mengizinkan bom untuk digunakan oleh awak pesawat Jerman dalam suatu krisis. Sementara Super Hornet yang ditawarkan Boeing ke Jerman, belum disertifikasi untuk membawa bom yang dimaksud.
Referensi Tulisan: Breaking Defense
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Dan kabar terbaru menyebutkan bahwa, industri pertahanan Jerman akhirnya mendapatkan "kue" yang dimaksud Gan. Mengutip artikel Breaking Defense, manufaktur Rheinmetall kebagian jatah untuk membuat total 400 fuselage (badan pesawat)untuk F-35A. Dan pada 2025, fasilitas produksi baru akan dibuat untuk memenuhi produksi tersebut.
Tempat produksi fuselage F-35 berada di Weeze, Lower Rhine, berada di bagian barat Jerman. Selain membuat badan pesawat, lokasi ini kelak juga digunakan untuk perawatan F-35 Jerman dan F-35 milik negara Eropa Barat. Fasilitas baru di Jerman sebenarnya menggantikan fasilitas produksi di Turki. Karena pada 2019 Turki ditendang dari program F-35, maka Lockheed Martin harus mencari tempat produksi baru untuk memenuhi pesanan negara Eropa.
Dengan pemindahan fasilitas ke Jerman maka akan meningkatkan biaya produksi, karena sebenarnya biaya tenaga kerja di Turki lebih rendah daripada di Jerman. Tapi, keputusan sudah diambil. Dan tentunya harus dilaksanakan agar proses produksi F-35 tidak terhambat.
Quote:
Sebagai tambahan informasi bagi Agan, saat ini badan pesawat F-35 diproduksi di Amerika oleh pabrik Northrop Grumman. Tentu, mereka kewalahan memenuhi pesanan F-35 yang terus terhambat. Dan saat ini sedang terjadi keterlambatan pengiriman F-35 akibat tidak ada pabrikan lain yang membantu produksi komponen Si Petir.
Meski diterpa banyak masalah, F-35 sendiri berhasil merajai Eropa, karsna konsisten memenangkan semua tender pengadaan jet tempur baru sesuai standar NATO. F-35 memiliki keunggulan kinerja yang lebih baik dibandingkan rival pesawat generasi keempat seperti Rafale buatan Perancis dan Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa. Ini adalah satu-satunya jet tempur generasi kelima yang diproduksi di Blok Barat, sehingga para anggota aliansi wajib hukumnya untuk memiliki F-35.
Lockheed sendiri menargetkan 156 pesawat bisa dikirim pada tahun 2025, sementara dengan bergabungnya Rheinmetall; 165 pesawat bisa dikirimkan ke pelanggan setiap tahunnya. Kapasitas produksi tambahan itu mungkin akan terus meningkatkan pengiriman F-35 lebih banyak lagi, jika pelanggan internasional mendaftar untuk pengiriman F-35 atau pelanggan saat ini menambah pembelian mereka.
Seminggu lalu, Departemen Luar Negeri AS menyelesaikan kesepakatan F-35 senilai US$5,6 miliar untuk Republik Ceko, sementara Yunani juga menunggu pembelian jet yang disetujui. Dan, pada bulan April, pejabat Rumania mengumumkan bahwa mereka juga berniat untuk membeli pesawat tempur tersebut.
Quote:
Kilas balik pada 14 Maret 2022, Jerman mengumumkan bakal membeli 35 unit F-35 seharga US$8,4 miliar. Sebelum memilih F-35, Jerman sempat ditawari Super Hornet oleh Boeing. Tapi, F-35 akhirnya dipilih karena pesawat ini twlah disertifikasi untuk membawa bom nuklir B61. Saat ini, Panavia Tornado milik Jerman mendapat tugas untuk membawa bom nuklir tersebut. Tapi, pesawat sudah terlalu tua dan akan pensiun pada 2030-an.
Bom nuklir B61 tersebut kini disimpan di Pangkalan Udara Büchel di Jerman, serta pangkalan udara lain di negara-negara NATO; dan pihak berwenang Amerika dapat mengizinkan bom untuk digunakan oleh awak pesawat Jerman dalam suatu krisis. Sementara Super Hornet yang ditawarkan Boeing ke Jerman, belum disertifikasi untuk membawa bom yang dimaksud.
----------------
Referensi Tulisan: Breaking Defense
Sumber Foto: sudah tertera di atas






jlamp dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.4K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan