- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ketua PSHW Bojonegoro Minta Ada Kajian Ulang Pembongkaran Tugu Perguruan Silat


TS
moh.yasin22
Ketua PSHW Bojonegoro Minta Ada Kajian Ulang Pembongkaran Tugu Perguruan Silat
Ketua Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Tunas Muda Cabang Bojonegoro, Sasmito Anggoro, mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk mempertimbangkan ulang rencana pembongkaran tugu perguruan silat di seluruh wilayah Jawa Timur. Permintaan ini disampaikan oleh Sasmito Anggoro karena alasan pembongkaran yang dianggap sebagai penyebab konflik antar perguruan silat dinilai bukanlah alasan yang tepat.
Menurut Sasmito, setiap daerah memiliki karakteristik dan masalah yang berbeda, sehingga tidak hanya tugu perguruan silat yang menjadi penyebab konflik, termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Sasmito menjelaskan bahwa perselisihan antara anggota perguruan silat di Kabupaten Bojonegoro tidak berkaitan dengan tugu tersebut, melainkan lebih kepada perilaku individu yang tidak bertanggung jawab dan melakukan provokasi terhadap anggota perguruan silat lain.
Sasmito menegaskan bahwa tugu perguruan silat yang berdiri di Bojonegoro sebagian besar didirikan melalui sumbangan dari anggota perguruan tersebut. Pendirian tugu ini didasari oleh rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya pencak silat, serta menggunakan dana pribadi secara sukarela.
Di Kabupaten Bojonegoro sendiri, telah ada kesepakatan terkait pendirian tugu perguruan pencak silat. Kesepakatan ini telah ditandatangani oleh seluruh ketua perguruan pencak silat, dengan ketentuan bahwa tidak akan ada pembangunan tugu baru di tanah negara, namun boleh mendirikan tugu di tanah pribadi dengan syarat tertentu. Sasmito menambahkan bahwa kesepakatan ini telah disepakati sebelum Pemprov Jatim mengeluarkan imbauan untuk membongkar tugu.
Dengan demikian, Sasmito Anggoro berharap Pemprov Jatim dapat melakukan peninjauan ulang terhadap rencana pembongkaran tugu perguruan silat di Jawa Timur dengan mempertimbangkan fakta bahwa konflik antar perguruan silat tidak hanya dipicu oleh keberadaan tugu, melainkan faktor perilaku individu yang harus ditangani secara lebih komprehensif.
Aduh jadi penasaran
Info lengkapnya DI SINI
Menurut Sasmito, setiap daerah memiliki karakteristik dan masalah yang berbeda, sehingga tidak hanya tugu perguruan silat yang menjadi penyebab konflik, termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Sasmito menjelaskan bahwa perselisihan antara anggota perguruan silat di Kabupaten Bojonegoro tidak berkaitan dengan tugu tersebut, melainkan lebih kepada perilaku individu yang tidak bertanggung jawab dan melakukan provokasi terhadap anggota perguruan silat lain.
Sasmito menegaskan bahwa tugu perguruan silat yang berdiri di Bojonegoro sebagian besar didirikan melalui sumbangan dari anggota perguruan tersebut. Pendirian tugu ini didasari oleh rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya pencak silat, serta menggunakan dana pribadi secara sukarela.
Di Kabupaten Bojonegoro sendiri, telah ada kesepakatan terkait pendirian tugu perguruan pencak silat. Kesepakatan ini telah ditandatangani oleh seluruh ketua perguruan pencak silat, dengan ketentuan bahwa tidak akan ada pembangunan tugu baru di tanah negara, namun boleh mendirikan tugu di tanah pribadi dengan syarat tertentu. Sasmito menambahkan bahwa kesepakatan ini telah disepakati sebelum Pemprov Jatim mengeluarkan imbauan untuk membongkar tugu.
Dengan demikian, Sasmito Anggoro berharap Pemprov Jatim dapat melakukan peninjauan ulang terhadap rencana pembongkaran tugu perguruan silat di Jawa Timur dengan mempertimbangkan fakta bahwa konflik antar perguruan silat tidak hanya dipicu oleh keberadaan tugu, melainkan faktor perilaku individu yang harus ditangani secara lebih komprehensif.
Aduh jadi penasaran
Info lengkapnya DI SINI




bukan.bomat dan daratmpv memberi reputasi
-2
489
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan