- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
RTLH di Rembang Tak Digarap Sejak Peletakan Batu Pertama oleh Ganjar


TS
bakpas
RTLH di Rembang Tak Digarap Sejak Peletakan Batu Pertama oleh Ganjar
RTLH di Rembang Tak Digarap Sejak Peletakan Batu Pertama oleh Ganjar, Warga: Jangan cuma Janji Manis
Quote:

Kondisi rumah Arif Sunardi penerima bantuan RTLH di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Rembang. (Foto: Dok. solotrust.com/minan)
REMBANG, solotrust.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih memiliki hutang dalam menyelesaikan bantuan rehabilitasi puluhan rumah tidak layak huni (RTLH) di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori saat menjadi tuan rumah peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tingkat Jateng 2019 lalu.
Bagaimana tidak, Ganjar Pranowo mengawali pembangunan dengan peletakan batu pertama di akhir 2019 hingga 2023 ini tak satu pun RTLH dibiayai dari corporate social responsibility (CSR) Bank Jateng itu rampung dikerjakan.
Sebelumnya, Desa Meteseh dipilih sebagai tuan rumah karena merupakan desa binaan dari Dinas Sosial Jateng dan rehabilitasi 50 unit RTLH untuk warga, khususnya Desa Meteseh Kecamatan Kaliori berasal dari dana CSR Bank Jateng.
Rehabilitasi menyasar sebanyak 50 unit rumah warga dengan masing-masing mendapatkan alokasi sebesar Rp15 juta. Artinya, total anggaran dikucurkan dari dana CSR Bank Jateng mencapai Rp750 juta.
Berdasarkan informasi didapat, hanya ada satu dari 50 rumah sudah direhabilitasi. Rumah itu merupakan lokasi peletakan batu pertama dilakukan Ganjar Pranowo. Namun pembangunan rumah itu tidak menggunakan dana CSR Bank Jateng, melainkan dana talangan desa.
Salah seorang warga Desa Meteseh, Arif Sunardi (46) mengungkapkan, dirinya merupakan salah satu warga mendapat bantuan bedah rumah pada Desember 2019 lalu. Namun selama sekira empat tahun tidak ada kejelasan terkait program tersebut.
“Dulu kali pertama peletakan batu pertama oleh Pak Ganjar waktu ke sini. Cuma setelah itu tidak ada tindak lanjut sampai saat ini, belum cair,” terang Arif Sunardi.
Sejauh ini dirinya belum pernah mempertanyakan terkait kelanjutan program bantuan bedah rumah itu. Pasalnya, sebagai rakyat kecil Arif Sunardi merasa tidak memiliki wewenang untuk mempertanyakan bantuan diterimanya.
“Kalau seperti saya gini, orang-orang bawah ya tidak tahu, harusnya dari pemerintah terkait. Kami tahunya hanya didaftar dan mungkin sesuai dengan kriteria rumahnya seperti ini, selebihnya saya tidak tahu,” bebernya.
Arif Sunardi sempat memaklumi tertundanya bantuan bedah rumah karena adanya pandemi Covid-19. Namun setelah wabah menghilang, ternyata tetap tidak ada tindak lanjut dari program tersebut.
“Kalau bisa ya ditepati janjinya, jangan cuma di-PHP (pemberi harapan palsu). Dikasih janji-janji manis habis itu tidak ada kejelasan,” ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Hasim (48), warga Desa Meteseh lainnya yang merasa kecewa karena tidak ada tindak lanjut dari bantuan bedah rumah didapatnya. Padahal sebelumnya, rumah Hasim sudah didatangi tim survei terkait bantuan bedah rumah untuk didata.
“Ya kecewa karena sudah dijanjikan sampai sekarang belum terealisasi. Semoga kalau ada program seperti ini (bedah rumah) bisa dapat lagi,” pungkasnya. (mn)
(and_)
https://solotrust.com/read/50981/50-...ma-Janji-Manis



BALI999 memberi reputasi
1
603
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan