Bismillah

Manusia merupakan satu dari sekian banyak makhluk yang diciptakan Allah subhanahu wa ta’ala. Kita ada di muka bumi ini tidak begitu saja ada dan bukan pula sebuah kebetulan.

Kita diciptakan dengan segenap kesempurnaan dengan ilmu-Nya, ilmu sang maha pencipta. Kita diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk penciptaan.



Begitulah Allah subhanahu wa ta’ala dalam menciptakan manusia. Manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk penciptaan. Manusia dilebihkan kesempurnaannya dibanding makhluk lain.

Kalau pun ada sebagian manusia diciptakan dengan keterbatasan, itu pun tidak dapat dikatakan buruk. Karena Allah subhanahu wa ta’ala dengan ilmunya, lebih tahu apa yang terbaik untuk manusia tersebut. Apa yang buruk menurut manusia, boleh jadi tidak demikian di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

Jika memang ditakdirkan berbeda dengan manusia pada umumnya, boleh jadi juga karena Allah subhanahu wa ta’ala ingin menguji manusia tersebut, lantas ingin mengangkat derajatnya, jika seseorang itu sabar dalam menjalani ujian yang menghampiri kehidupannya.

Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah main-main dalam menciptakan makhluk-Nya. Termasuk di sini dalam menciptakan manusia.



Penciptaan manusia dengan kesungguhan, pasti memiliki tujuan dalam keberadaannya, diantaranya yaitu:


Perlu diketahui, dipahami dan diamalkan apa yang menjadi tujuan penciptaannya.
Allah Ta’ala berfirman:


Dari ayat tersebut sudah begitu jelas bahwa tujuan diciptakannya kita sebagai manusia adalah agar kita senantiasa beribadah hanya kepada-Nya.

Ibadah di sini jangan diartikan secara sempit. Bukan  hanya ibadah yang ada di dalam rukun Islam. Akan tetapi, ibadah di sini yaitu segala hal yang kita lakukan, lalu yang dilakukan adalah kebaikan dan juga hal-hal yang dibenarkan dalam syariat Islam, kemudian dilakukan hanya mengharap keridhaan Allah semata, maka ini pun disebut ibadah.

Jadi, sertakan Allah subhanahu wa ta’ala pada setiap apa yang kita lakukan di dunia, agar semua yang kita lakukan bernilai ibadah.

 

Tujuan Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia selain untuk beribadah, berikutnya Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan manusia sebagai Khalifah. Di mana sebagai Khalifah itu menjadi pemimpin bumi. Artinya manusia itu seharusnya dapat memakmurkan bumi, tidak untuk membuat kerusakan.



Namun, tampaknya tujuan tersebut menjadikan malaikat mempertanyakan. Malaikat mengetahui watak manusia yang suka membuat kerusakan, tetapi Allah subhanahu wa ta’ala dengan maha keilmuannya, lebih tahu bagaimana manusia sejatinya.

 

Pada Qur’an surat Shad pun juga demikian, bagaimana Allah subhanahu wa ta’ala menunjuk nabi Daud as, sebagai Khalifah agar senantiasa berlaku adil.

Setelah kita tahu bahwa minimal dua hal tersebut tujuan Allah subhanahu wa ta'ala saat menciptakan manusia, maka hendaknya kita yang telah paham dan sadar hakikat penciptaan kita di dunia, maka tentu wajib kita melakukan dari apa yang dikehendaki oleh sang penguasa alam semesta.

Jangan sampai kita berlaku tidak adil atau bahkan berkhianat kepada Allah rabbul alamiin.


Tulisan: nibrasulhaq
Narasi : opinipribadi