Kecelakaan yang menimpa pesawat militer kembali terjadi Gan, kali ini melibatkan dua pesawat latih bermesin turboprop AT-27 milik Angkatan Udara Kolombia. Mengutip artikel news18.com, insiden itu terjadi pada hari Sabtu (02/07/2023) sekitar pukul 17.30 di Apiay Air Base. Dua pilot pesawat meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Melalui video yang beredar di media sosial, tampak salah satu AT-27 bertabrakan dengan pesawat lainnya, hingga menyebabkan salah satu pesawat terbakar sampai kehilangan kendali dan jatuh. Salah satu pilot yang meninggal adalah Letnan Kolonel Mario Andrés Espinosa González, tetapi pihak Angkatan Udara Kolombia tidak mempublikasikan nama pilot lainnya yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Mengutip artikel Simple Flyingkecelakaam tersebut terjadi hanya satu hari setelah Angkatan Udara Kolombia mengumumkan bahwa, pesawat AT-27 akan kembali ke Aeronautical Fair tahun ini di Rionegro, Antioquia, untuk menampilkan pertunjukan aerobatik. Aeronautical Fair sendiri akan dimulai pada 12 sampai 16 Juli 2023.

Pada hari Jumat (30/06/2023), Angkatan Udara Kolombia mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 6 pesawat, satu petugas keamanan, 5 pilot dan 5 teknisi untuk mengikuti Aeronautical Fair 2023. AT-27 Tucano yang akan tampil dalam pertunjukan berasal dari pangkalan Komando Tempur Udara No. 2, sementara pertunjukan udara akan dilakukan di Bandara Internasional José María Córdova di Rionegro.



Sementara itu, pesawat AT-27 Tucano rencananya akan tampil pada 14 sampai 16 Juli 2023 dan akan terbang dengan durasi 30 sampai 35 menit. Tidak diketahui apakah pesawat AT-27 akan tetap tampil dalam pertunjukan udara tersebut setelah insiden kecelakaan ini ? Angkatan Udara Kolombia kini masih melakukan penyelidikan dan investigasi terkait kecelakaan pesawat.

AT-27 sebenarnya dilengkapi perangkat kursi lontar Martin Baker MK8L. Dalam kondisi darurat, pilot dapat melontarkan diri dari pesawat yang bermasalah. Tapi, entah mengapa pilot Kolombia tidak sempat menyelamatkan diri dengan kursi lontar tersebut. Di sisi lain AT-27 sendiri diandalkan Angkatan Udara Kolombia sebagai sarana latihan untuk pilot pesawat tetap mereka.

Angkatan Udara Kolombia menyebutkan bahwa pesawat AT-27 telah mengantongi lebih dari 100.000 jam terbang serta bisa diterbangkan dengan aman. Varian AT-27 yang dibuat manufaktur Embraer asal Brasil merupakan pesawat paling laris di Amerika Selatan. Di mana negara-negara di benua ini seperti Venezuela, Peru, Paraguay, Argentina dan Honduras tercatat sebagai penggunanya.

AT-27 Tucano ditenagai 1 mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-25C yang menghasilkan tenaga maksimal 750 shp. Kecepatan maksimumnya adalah 448 km/jam, ketinggian terbang maksimum 9.1 km, serta jarak jelajah 1.844 km.









Referensi Tulisan: news18.com& Simple Flying
Sumber Foto: sudah tertera