Pepatah lama pernah mengatakan bahwa "tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina" rupanya memang benar adanya. Di negara China nampaknya pendidikan sudah sangat maju sehingga ada baiknya bagi seseorang untuk menuntut ilmu di sana jika memang sanggup. Berbagai instansi pendidikan di negara China mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga kuliah semuanya sudah memiliki standarisasi yang baik. Namun tantangan utama bagi pelajar luar adalah memahami bagaimana bahasa China yang sulit dan kompleks.
Pada thread kali ini kita akan mengamati seorang mahasiswa Indonesia bernama Bramasta Hartono yang berkesempatan membagikan pengalaman indahnya saat berkuliah S2 di negara China. Ia membeberkan bagaimana uniknya berkuliah di sana dalam postingan sosial media. Di samping itu ia juga menjelaskan bahwa semua pendidikan ini dan biaya hidup ditanggung oleh pemerintah China 100%. Penasaran seperti apa pemandangannya mari kita amati pada thread kali ini!
Quote:
1. Pemandangannya hijau sekali
Menurut Bramasta, lingkungan sekitar kampus sangat berbeda dengan di Indonesia. Lingkungan kampus dapat terbilang tidak overcrowded dan memiliki banyak pepohonan yang sangat rimbun sehingga menyediakan suplai oksigen yang banyak bagi otak. Dengan belajar di lingkungan seperti ini, suasana hati menjadi tenang dan ilmu pun menjadi mudah masuk.
Quote:
2. Sidewalk kampus yang bersih dan rimbun
Kemanapun kamu ingin pergi, terdapat akses jalanan yang sudah memiliki trotoar dan diisi pepohonan yang rimbun sehingga kamu tidak akan kelelahan untuk pindah dari gedung A ke gedung B. Akses jalanan yang bersih dan rimbun membuat tempat ini sangat menyejukkan untuk jogging di pagi hari. Terdapat petugas kebersihan setiap harinya yang rutin membersihkan sampah-sampah dedaunan yang berserakan.
Quote:
3. Area olahraga yang bagus dan terstandarisasi
Di Yangzhou university terdapat area olahraga serba guna yang sudah bagus dan memiliki tempat duduk penonton. Mungkin area olahraga seperti ini masih jarang terdapat di universitas-universitas Indonesia. Di area olahraga ini gansis dapat jogging, maupun bermain bola. Kebersihan di area olahraga bahkan sangat dijaga dengan tidak adanya sampah-sampah bekas minuman yang berserakan.
Quote:
4. Indahnya lingkungan di sekitar mess mahasiswa luar
Bangunan tiga lantai yang ada pada foto di atas merupakan mess tempat tinggal untuk mahasiswa luar. Pemerintah menyediakan mess sebanyak 120 kamar untuk di isi oleh 2 mahasiswa sekaligus. Namun berdasarkan Bramasta hanya terdapat 80 mahasiswa luar termasuk dirinya yang mengisi mess tersebut sehingga suasana lingkungan mess terlihat agak sunyi.
Quote:
5. Terdapat mess untuk mahasiswa pribumi yang terdiri dari 6 gedung
Universitas membangun 6 gedung untuk dijadikan mess bagi 1000 mahasiwa pribumi. Jadi mess untuk mahasiswa luar dan mahasiswa pribumi dipisahkan. Gedung-gedung tersebut terdiri dari 13 lantai. Selain itu terdapat lapangan olahraga serba guna yang dapat digunakan mahasiswa untuk bermain basket ataupun bermain futsal.
Quote:
6. Pemandangan musim gugur yang indah
Ketika musim gugur dimulai maka pohon-pohon di lingkungan sekitar kampus akan menunjukkan pemandangan yang indah. Saat musim gugur dedaunan yang berserakan langsung dibersihkan dengan cepat oleh petugas kebersihan sehingga seluruh area kampus menjadi bersih dari dedaunan yang berguguran. Pemandangan seperti ini mengingatkan akan pemandangan indah di negara-negara barat saat musim gugur.
Quote:
7. Bersih dan Indahnya mess untuk mahasiswa luar
Inilah pemandangan bagaimana bagian dalam dari kamar mahasiswa luar yang sedang ditempati Bramasta. Kamar ini diisi oleh 2 mahasiswa sekaligus yang mana ia pernah sekamar dengan orang Rusia dan Mongolia. Rupanya fasilitas yang diberikan cukup menarikya, di dalam mess terdapat 1 buah kulkas, 2 kasur multifungsi, meja belajar dan 1 buah kamar mandi.
Quote:
8. Kondusifnya ruangan saat proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar terlihat cukup kondusif dengan ruangan kelas yang nyaman dan bersih. Selain itu fasilitas di dalam kelas juga cukup komplit seperti terdapat papan tulis, layar lcd, speaker, wifi, ac, dll. Menurut pengalaman Bramasta, dosen China berbeda sekali dibanding dosen Indonesia. Menurutnya dosen China tidak killer dan tidak ribet seperti ia bisa meminta izin langsung kepada dosennya secara personal mesage jika tidak bisa hadir. Selain itu ia merasakan kultur yang berbeda pada kampus yakni; 1) bebas berpakaian, mau kaos oblong+celana pendek sekalipun, 2) boleh pakai sendal, 3) boleh pakai rok bahkan sependek-pendeknya juga tidak masalah.
Quote:
9. Beginilah pemandangan saat ramai
Area kampus dan jalanan yang luas membuat lingkungan kampus tidak pernah dirundung situasi macet. Selain itu, lebih banyak orang yang memilih berjalan kaki ketimbang menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai gedung-gedung lain di kampus. Kesadaran inilah yang membuat suasana kampus menjadi segar.
Itu dia bagaimana Indahnya menuntut ilmu di negeri China. Bramasta Haryono selaku mahasiswa membeberkan bahwa gansis bisa kuliah gratis 100% + dapat mess + dapat uang saku Rp5.500.000,-/bulan jika lolos penerimaan beasiswa SISP. Menurut Bramasta, tidak ada kesulitan berarti saat mengapply beasiswa tersebut selain meluangkan waktu untuk belajar Bahasa China. Dengan keteguhan hati dan rasa ingin belajar yang tinggi akhirnya dirinya berhasil lolos kemudian mendapatkan pelatihan intensif bahasa China selama 1 tahun sebelum keberangkatan.
Salah satu drawback yang dihadapinya saat berkuliah di sana adalah biaya hidup yang sangat mahal. Bahkan jika tidak berhemat, uang saku Rp.5,5 juta/bulan bisa ludes begitu saja. Oleh sebab itu ia mensiasatinya dengan memasak makanan sendiri dan bisa menghemat uang hingga sebagian.
Jika gansis mendapatkan kesempatan beasiswa S2 SISP seperti ini? apakah gansis bersedia untuk mengambilnya? Corat-coret di kolom komentar!
Sumber :
Disini