wahyuwirojoyoAvatar border
TS
wahyuwirojoyo
NDAS WEDHUS PART 1
"Terus Piye mbah Solusine"
"Solusine yo koe tebar Jala, ojo Kosi Anak cucuku dadekno tumbal"


Kala itu sebut saja Sunardi (nama samaran) sedang menghisap rokok yang Entah keberapa. Yang jelas Sunardi Sedang memikirkan masalah besar baginya sehingga membuat sunardi Tak tau arah kemana dia bergerak.

Tiap malam sunardi tidak bisa tidur, mata memerah dengan lingkaran Hitam di area matanya, di saat Kepasrahan sunardi.
Sunardi memutuskan untuk Pergi ke suatu tempat diamana dia merupakan salah satu saudaranya.

Sebut saja Mbah Tangil, mbah tangil merupakan saudaranya yang sering mengurus masalah perekonimian Manusia, menurutnya Salah satu jalan kluarnya yaitu mbah tangil.

Sunardi menceritakan Semuanya tentang masalah dirinya, dirinya terlilit hutang karena judi yg telah merusak dirinya sehingga merusak semua bisnis dan usahanya yang di geluti sejak ia muda.

"Punten mbah Aku Jauk Solusi Jenengan, aku kelilit utang gede" (mohon maaf mbah saya minta solusinya, saya sedang terlilit hutang besar) sambat Sunardi pada mb tangil

Mbah tangil Tau maksud Kedatangan saudaraya ini. Sunardi merupakan saudara dekat mbah tangil, mereka masih satu buyut.

"Wis to Aku Paham Maksud mu, mbok yo ra usah aneh-aneh, kerja sing bener ora usah kakean dolanan koe wis tuo" (sudah, aku paham maksud kamu kesini -Tolong jangan aneh-aneh, kerja saja yang benar, jangan kebanyakan main main) cegah mbah Tangil pada sunardi.

"Aku wis mumet mbah, wis ora reti kudu piye" (saya sudah pusing mbah, saya sudah bingung harus bagaimana" pasrah Sunardi pada Mbah tangil.

Singkat cerita, mbah tangil menyarankan untuk tidak melalukan hal tersebut, ia menyuruhnya untuk merantau, namun sunardi bersikeras untuk memohon bantuan mbah tangil, Sunardi bersedia melakukan semua hal yang di perintahkan oleh mbah tangil.

Alhirnya mbah tangil menyanggupi permintaan sunardi. Mbah tangil meminta sunardi datang kembali pada malam jumat kliwon bulan suro, dengan membawa beberapa Persyaratan

"Jumat kliwon Wulan suro koe tekko rene Gowo jadah pasar, kembang kenanga karo 1 kepala kambing hitam". Sebut mbah Tangil

"Ndas Wedhus Mbah? Seketika kaged tidak karuan dengan mata melotot ke mbah tangil Sunardi tau perysaratan terakhir yg di maksud mbah tangil.

Dengan wajah panik kebingungan, sunardi meng iyakan Ucapan mbah Tangil.
Pikiran sunardi semakin kacau karena harus memikiran hutang dan Persyaratan Mbah Tangil.
.......
Hari berhari Berganti Sunardi kurus memikiran tindakan yang akan dia lakukan.

Namun Entah Setan apa yg Merayunya akhirnya sunardi memutuskan untuk kembali ke Mbah tangil.

Tepat di Gubug mbah tangil, sunardi Duduk dengan Hati yang panik tidak karuan.

"Pye di, Siap Tenan To?" (gimana di, Siap beneran kah?) Tanya mbah Tangil pada Sunardi

"Aku wis tak pikirke mateng-mateng mbah, mung yo iku, aku bingung weduse" (Saya sudah memikirkan matang-matang mbah, tapi ya itu saya bingung nyari kambing nya) Jelas Sunardi

"Yo kui moso bodo koe di, seng penting anak cucu ku ojo mok dadeke korban" (ya itu terserah kamu di, yang penting anak cucu ku jangan jadikan tumbal) - ucap mbah tangil memperingatkan Sunardi

"Terus pye mbah, ono solusi ora?" (Solusinya apa mbah, ada Solusi tidak) Tanya sunardi

"Solusine yo awakmu nyebar jolo, neng yo kui susah, bose kadang milih-milih hahaha" (solusinya kamu menyebar jala, cuma ya agak susah, bose kadang suka milih-milih) saran mbah tangil

"Mbah pora melas nek nyebar jolo, wong ora salah kepelu-pelu. (Mbah apa tidak kasihan jika menyebar jala, orang yang tidak salah jadi kena imbasnya) hati prihatin Sunardi akan tindakan yg dia buat.

"Yo kui bali neh neng koe, seng jelas kui hal seng ora apik di, koe kudu memikirkan mateng-mateng" (ya itu kembali lagi ke kamu, yang jelas itu hal tidak baik, kamu harus memikirkan mateng-mateng) jawab mbah Tangil.

"Aku butuh wektu maneh mbah, nggo mikir iki" (aku butuh waktu lagi mbah buat memikirkan ini) ucap sunardi merasa lemas dan takut.

"Jumat kliwon Wulan Suro 5 dino maneh di, seng tak jauk koe ora usah bali neng kene maneh" (jumat kliwon wulan suro 5 hari lagi di, yang saya minta nanti kamu tidak usah kembali lagi kesini) Saran mbah tangil

Sunardi kembali ke rumah dengan Hati gelisah, seolah masalah besar datang ke dirinya, sunardi Mengemudi mobil dengan hati tidak karuan, mereasa bingung dan Entah harus bagaimana

..…..

Malam jumat Kliwon Sudah tinggal 1 hari, tepat malam kamis sunardi kembali ke rumah mbah tangil

"Assalamualaikum mbah, punten nki kulo sunardi" (mohon maaf ini saya sunardi) sunardi mengetok pintu sambil menghisap rokoknnya.

"Waalaikumsalam, Rene-rene Lungguh" (sini-sini Duduk) jawab mbah tangil

"Pye si di, sing tak karep koe ora bli rene maneh" (Gimana Sih di, yang saya harapkan kamu tidak kembali kesini lagi) - sesal mbah tangil pada Saudara nya.

"Aku wis memutuskan mbah, aku Lanjut Anggo coro ne mbah" (saya sudah memutuskan mbah, Saya menggunakan caranya mbah) Jawab Sunardi dengan Perasan gelisah

"Di, koe ki pembisnis, kudune koe ngerti setiap hal kui ono resikone, dan iki ora main-main" (di, kamu itu pembisnis, harusnya kamu sadar setiap hal itu ada resikonya, dan ini tidak main-main) tegas mbah tangil menyadarkan Sunardi

"Aku wis ora kuat mbah, iki wes keputusan ku, opo wae resikone Siap tak tanggung" (saya sudah tidak kuat, ini sudah keputusanku, apapun resikonya saya siap menanggung) jawab sunardi.

"Yo wis nek kui kekarepanmu, sesok wengi koe tak Akad ke karo bose, sesok persyaratane kudu di penuhi" (ya sudah kalo itu maumu, besok malam kamu saya akadkan dengan bosnya, besok persyatan harus kamu siapkan) Ucap mbah tangil

"Nggih mbah, aku wis yakin, matursuwun bantuane" (iya mbah, saya sudah yakin, terimakasih bantuanya) jawab sunardi 
..........

Malam Jumat Bulan syuro telah tiba, tepat jam 18.00 sunardi melesat menuju Gubug mbah Tangil.
Perasaan Takut, Bimbang, stres menggeluti jiwa Sunardi.

"Tok tok tok" Sunardi mengetuk pintu gubug mbah tangil

"Assalamualaikum mbah, niki sunardi" (ini Sunardi) Suara Sunardi terdengar dari dalam Gubug mbah tangil.

"Waalaikumsalam, yo di Mlebu wae" (iya di Masuk saja) sahut mbah tangil

Mbah tangil menuju ruang tamu menemui sunardi.

"Lungguh sek di, tak gweke kopi sek ya" (duduk dulu di, saya bikinin kopi dulu ya) Ucap mbah tangil

"Rausah Repot-repot mbah, aku san wae ngombe" (tidak usah repot-repot mbah, saya barusaja minum - jawab sunardi

"Halah rapopo, nyante wae, nggo anget-anget Awakmu" (halah tidak apa-apa di, buat ngangetin Badan kamu) - sahut mbah tangil.

……….
Mbah tangil keluar membawakan Secangkir kopi dan singkong untuk di suguhkan Ke sunardi

"Dombe sek di, ben tenang" (minum dulu di, biar tenang) tawar mbah tangil

"Nggih mbah matursuwun" (iya mbah terimakasih) jawab sunardi

Sunardi mulai meneguk kopi yang di suguhkan mbah tangil.

"Pye di, siap po?" (Gimana di Siap tidak?) Tanya mbah Tangil

"Siap mbah, aku wes yakin" (siap mbah, saya sudah yakin) jawab sunardi

"Tak welingke pisan neh yo, iki resikone gede, nyowo wong lio sing ora salah taruhane, bahkan iso ugo nyawamu lan keluargamu" (saya peringatan satu lagi ya, ini resikonya besar, nyawa orang lain tidak bersalah taruhane dan bisa juga nyawa kamu dan keluargamu) pesan mbah tangil

"Ora opo2 mbah, bisnisku Rusak, Utang ku rono rene, di tagih tiap dino, aku wis mumet, stres mbah" (tidak apa-apa mbah, bisnis saya sedang hancur, hutang ku dimana - mana, di tagih tiap hari, saya sudah pusing, sudah stress) jawab sunardi

"Yo wis, wengi iki koe tak akadake karo bose, bar iku melu aku ng Kali Semawur" (ya Sudah, malam ini Kamu saya akadkan dengan Bos nya, setelah itu kamu ikut aku ke sungai Semawur) suruh mbah tangil

Mbah tangil masuk ke ruang kamar nya untuk menyiapkan prosesi Akad Dengan Bos yang di sebutkan oleh mbah tangil.
....

Mbah tangil keluar Kamar sambil membawa Carik Dan dupa wangi.

"Di, Getih mu teteske neng mangkuk, sitik wae, di cokot anggo gigimu" (di, darahmu teteskan di mangkuk, sedikit saja, di keluarga dengan cara di gigit) suruh mbah tangkil

Sunardi melakukan perintah mbah tangil, nampak darah kekuar dari Jari sunardi, sunardi meneteskan darahnya di mangkuk yang berisi kain kafan putih,

"Sampun mbah" (sudah mbah) sahut sunardi

"Getih mu iki, dadi lantaran akad karo calon bosmu" (darahmu ini, jadi lantaran akad sama calon bos kamu) Tegas Mbah tangil

Mbah tangil kembali masuk ke ruang kamar nya yang di gunakan sebagai Ritual Hajat Sunardi

Lama sunardi menunggu ritual mbah tangil, akhirnya mbah tangil keluar sambil membawa karung goni yg di ikatkan di tongkat khas seperti seorang pendekar jaman kuno.

"Ayo di, dwe mangkat neng kali semawur" (ayo di, kita berangkat ke sungai semawur) ajak mbah tangil

"Dewe wis tekan di, awakmu wis di nteni bos mu ng Ngisor Curug kui" (kita sudah sampai di, kamu sudah di tunggu bosmu di bawah air terjun" ucap mbah tangil

Sunardi melanjutkan jalan kaki melalui jalan setapak untuk menuju air terjun sungai semawur. Menggunakan Senter Terang Sunardi Berjalan dengan hati yang sangat Panik.

"Mbah Misal nek ono opo-opo, mbah ojo ngomong sopo-sopo yo" (mbah misal terjadi suatu hal, mbah jangan bilang siapa-siapa) Ucap sunardi supaya mbah tangil merahasiakan Ritual nya tersebut

"Yoh, aku bakal Jogo Rahasia iki, ning koe kudu menepati janjine" (iyo saya bakal menjaga rahasia ini, namun kamu haru menepati janjinya) tegas mbah tangil

Setelah berjalan Sekian lama, akhirnya sampai di air Terjun Sungai Semawur, mbah tangil meletakan Karung yang dia tenteng dari tadi.
Semua Media Ritual mbah tangil Keluarkan, kendi, kemenyan, obor, bunga dan Darah Sunardi di letakan di atas batu besar sungai semawur

Mantra - mantra mulai keluar dari mulut mbah tangil, dupa dan kemenyan mulai bersahutan menusuk hidung sunardi, angin dingin mulai Terasa di pundak Sunardi.

"Di, klambi mu copot, koli ndang Nyebur kali" (di, bajumu lepas, setelah itu masuk sungai) pinta mbah Tangil

Mbah tangil Memberikan sesaji di setiap sudut Benatuan Sungai semawur.

"Di, ning buri curug kui ono Guo, awakmu gawanen Getih kro mori iki ng buri Curug iku" (di, di belakang air terjun itu ada goa, kamu bawa darah dan mori ini kesana) perintah mbah tangil

"Nggih mbah" jawab Sunardi

"Aku ora reti sing bakale teko ning goa iku, gegam sing kenceng getih kro mori iki ojo di kekno sopo-sopo, Neng kono ono sing nemoni koe, nek koe berhasil Tandane Getih iki ora luntur, neng nek koe gagal, getih iku ilang. Aku mantau seko kene"(Aku tidak tau yang bakal datang di goa itu, genggam Erat Darah dan kain kafan ini, jangan kasihkan ke siapapun, disana ada yang nemuin kamu, kalo berhasil tandane darah ini tidak luntur, jika gagal darah itu hilang, sayang mantau dari sini) ucap mbah tangil

Sunardi Mulai Berjalan menuju goa di belakang air terjun. Dengan membawa kain putih yang selalu ia lindungi dari cipratan air terjun

"Aku tegaskan maneh neng koe, nek koe yakin mlebu wae ning goa, tapi nek koe ora yakin, sak durunge mlebu goa ndang mundur, Ojo mang mang. nek wis mlebu goa, aku ora reti koe bakal bali maneh po ora, kui tergantung awakmu dewe" (saya tegaskan lagi ke kamu, Kalo kamu yakin kamu langsung masuk ke goa, tapi kalo kamu tidak yakin, seblum masuk goa kamu langsung mundur, jangan ragu.
Kalo sudah masuk goa, Aku tidak tau kamu bakal kembali lagi atau tidak, itu semua tergantung kamu sendiri) teriak mbah tangil kepada sunardi

……

Malam jumat kliwon sudah mendekati tengah malam, sunardi belum juga keluar dari Goa Air terjun sungai semawur.

Lanjut - Part 2

Jangan Lupa Follow buat mantau Part 2. Dan Dukung Akun Kami dengan Like dan Share.



Terimakasih See you
nomoreliesAvatar border
bukhoriganAvatar border
MFriza85Avatar border
MFriza85 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
669
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan