- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
AS Larang Impor Dua Perusahaan Cina yang Diduga Terlibat Pelanggaran HAM Uighur


TS
4574587568
AS Larang Impor Dua Perusahaan Cina yang Diduga Terlibat Pelanggaran HAM Uighur

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan larangan impor dari dua perusahaan Cina yang diduga terlibat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis Uighur di wilayah Xinjiang. Dua perusahaan tersebut adalah Ninestar Corp dan Xingjang Zhongtai Chemical Co Ltd.
Ninestar Corp adalah produsen mesin pencetak atau printer. Di situs webnya, Ninestar mengklaim sebagai produsen printer laser terbesar keempat di dunia. Sementara Xingjang Zhongtai Chemical Co Ltd adalah perusahaan yang bergerak di bidang kimia.
Menurut US Department of Homeland Security (DHS), dua perusahaan itu terlibat dalam praktik bisnis yang menargetkan etnis Uighur dan kelompok tertindas lainnya di Cina. Ninestar Corp dan Xinghang Zhongthai Chemical disebut bekerja sama dengan Pemerintah Xinjiang untuk merekrut, mengangkut, mengirim, menampung atau menerima kerja paksa orang Uighur, Kazakh, Kyrgyz dan anggota kelompok teraniaya lainnya.
Keputusan AS menerapkan larangan impor terhadap dua perusahaan itu didasarkan pada Uyghur Forced Labor Protection Act (UFLPA). UFLPA telah ditandatangani menjadi undang-undang (UU) pada Desember 2021. UU tersebut melarang impor ke AS barang-barang yang diproduksi di Xinjiang atau oleh perusahaan yang diidentifikasi dalam UFLPA Entity List. Perusahaan-perusahaan terkait baru dapat melakukan ekspor ke AS jika dapat membuktikan bahwa barang atau produk yang mereka produksi bukan merupakan hasil kerja paksa.
Sejauh ini sudah ada 22 perusahaan dalam daftar AS. DHS mengatakan telah memeriksa barang senilai lebih dari 1,3 miliar dolar AS yang kemungkinan diproduksi dengan kerja paksa hampir setahun setelah UFLPA diterapkan.
Awal pekan ini Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin mengatakan pada 30 Mei hingga 2 Juni 2023 lalu, sebuah delegasi Liga Arab telah mengunjungi Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Mereka terdiri dari 30 pejabat dari 16 negara Arab, termasuk Mesir, Arab Saudi, Aljazair, dan Sekretariat Jenderal Liga Arab.
Wang mengungkapkan, dalam kunjungannya, delegasi Liga Arab melakukan perjalanan ke Urumqi dan Kashgar. “Mereka mengunjungi masjid, lembaga-lembaga Islam, perusahaan lokal, kota tua, menghadiri pameran kontra-terorisme dan deradikalisasi, melakukan sholat di masjid bersama penduduk setempat serta mendapatkan pengalaman langsung tentang kehidupan bahagia mereka,” ucap Wang dalam pengarahan pers Senin (5/6/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.
Menurut Wang, kunjungan tersebut telah membuka mata para delegasi tentang Xinjiang. “Mereka mencatat bagaimana wilayah tersebut digambarkan secara berbeda di media Barat, yang tidak seperti yang mereka lihat. Mereka melihat Xinjiang yang menikmati keharmonisan sosial dan ekonomi yang berkembang pesat dengan penduduk dari semua kelompok etnis hidup serta bekerja dalam damai dan kepuasan,” ucapnya.
Dia mengatakan, para delegasi Liga Arab juga menyaksikan bagaimana penduduk Muslim di Xinjiang diberikan ruang untuk menjalankan hak-hak etnis serta agamanya dengan bebas sesuai hukum. “Apa yang disebut ‘genosida’ dan ‘penganiayaan agama’ hanyalah kebohongan. Negara-negara Arab telah memuji kepedulian yang telah diterima oleh Muslim di Xinjiang dan orang-orang dari kelompok etnis minoritas lainnya serta menyatakan dukungan kuat mereka untuk upaya Cina mempromosikan pembangunan Xinjiang dan memastikan stabilitasnya,” ujar Wang.
Terdapat laporan yang menyebut bahwa 1 juta warga Uighur, Hui, dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di wilayah Xinjiang sejak 2017. Sejauh ini Cina selalu membantah adanya pelanggaran HAM sistematis, termasuk penahanan sewenang-wenang terhadap masyarakat Uighur di Xinjiang. Namun Beijing tak membantah tentang keberadaan kamp-kamp di wilayah tersebut.
Pemerintah Cina mengklaim, kamp-kamp tersebut merupakan pusat pendidikan vokasi. Mereka didirikan untuk memberi pelatihan keterampilan pada warga Uighur. Dengan demikian mereka dapat bekerja dan angka pengangguran di Xinjiang bisa menurun.
sumber
0
284
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan