Kaskus

News

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan Alkitab
https://nationalgeographic.grid.id/r...kitab?page=all

Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan Alkitab

Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan Alkitab
Greg Girard/National Geographic
Sebuah lukisan menggambarkan kebijaksanaan Sulaiman: Ketika dua wanita mengklaim sebagai pemilik bayi, dia memerintahkan untuk membaginya dengan pedang. Wanita yang memohon ampun untuk mengurungkan niat Sulaiaman untuk membelah bayi itu adalah ibunya yang sejati.

Apakah Kerajaan Daud dan Sulaiman adalah kerajaan yang agung—atau hanya kota sapi kecil? Itu tergantung pada arkeolog mana yang Anda tanyakan.

Nationalgeographic.co.id—Perempuan yang sedang duduk di bangku di Kota Tua Yerusalem, yang berwajah bulat dan berpakaian tebal untuk melawan dinginnya musim gugur itu, mengunyah apel sambil mengamati bangunan yang telah memberinya ketenaran dan cercaan.

Bangunan itu tidak benar-benar tampak seperti bangunan—hanya dinding batu pendek yang berbatasan dengan dinding penopang purba setinggi 20 meter yang ketinggiannya tidak merata. Namun, karena dia ahli arkeologi, dan karena ini temuannya, matanya melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata orang lain. Dia memperhatikan posisi bangunan itu pada lereng curam di utara kota tua, menghadap ke Lembah Kidron Yerusalem, dan dia membayangkan tempat tinggi yang ideal untuk menyigi suatu kerajaan.

Dia membayangkan tukang kayu dan tukang batu Phoenix yang membangunnya pada abad ke-10 SM. Dia juga membayangkan bangsa Babilonia yang menghancurkannya empat abad kemudian. Yang terutama, dia membayangkan orang yang menurutnya memerintahkan pembangunannya dan menghuninya. Namanya Daud.

Bangunan ini, begitu perempuan itu mengabarkannya ke seluruh dunia melalui tulisannya dalam jurnal arkeologi, mungkin sekali bangunan yang dikisahkan dalam Buku Kedua Samuel: "Raja Hiram dari Tyre mengirimkan… tukang kayu dan tukang batu, dan mereka membangun rumah untuk Daud. Dan Daud menyadari bahwa Allah menetapkannya sebagai raja di Israel, dan bahwa Dia memuliakan kerajaan itu demi umatnya, bangsa Israel."

Perempuan itu bernama Eilat Mazar. Sambil terus mengunyah apel dan melayangkan pandangannya, penampilannya begitu damai—sampai muncul seorang pemandu wisata. Pemandu itu seorang pemuda Israel yang memandu beberapa orang wisatawan yang berkumpul di depan bangku agar dapat melihat bangunan tersebut. Begitu pemuda itu membuka mulut, Mazar langsung tahu apa yang akan diucapkannya.

Pemandu wisata itu mantan muridnya dalam bidang arkeologi. Dia mendengar kabar betapa pemuda itu suka membawa rombongan wisatawan ke sini dan mengatakan kepada mereka bahwa tempat itu BUKAN istana Daud dan bahwa semua penelitian arkeologi di Kota Daud merupakan sarana bagi warga Israel sayap-kanan untuk meluaskan klaim teritorial negara itu dan menyingkirkan bangsa Palestina.

Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan AlkitabGreg Girard/National Geographic

Penemuan prasasti dari abad kesembilan SM bertuliskan 'Rumah Daud' pada 1993. Sebelumnya tidak ada bukti non alkitabiah bahwa Daud benar-benar ada. Hanya sedikit yang membantahnya sekarang.

Mazar bangkit dari bangku dan bergegas menghampiri si pemandu. Dengan geram dia berbicara dalam bahasa Ibrani dengan nada suara pendek-pendek, sementara si pemandu menatapnya dengan sikap pasif. Para wisatawan yang tercengang memandang Mazar pergi dengan wajah masih marah.

"Kami benar-benar harus tegas," katanya bersungut-sungut sambil berjalan. "Seakan-akan semua orang ingin menghancurkan hasil penelitian kami." Kemudian, dengan mimik yang tampak lebih sedih: "Mengapa? Apa salah kami?" Ahli arkeologi itu naik ke mobil. Dia tampak terguncang. "Rasanya seperti sakit akibat stres," katanya. "Saya merasa lebih tua daripada usia saya yang sebenarnya."

Hanya di bagian dunia inilah arkeologi sangat melibatkan emosi dan sarat persaingan. Eilat Mazar adalah salah satu penyebabnya. Pengumumannya pada 2005 yang mengemukakan bahwa dia yakin telah berhasil menggali istana Raja Daud menjadi pembelaan lantang tentang teori lama yang mendapat kecaman selama lebih dari seperempat abad—yakni bahwa paparan Alkitab yang menyatakan kerajaan yang didirikan pada masa Daud dan diteruskan oleh putranya Sulaiman memang akurat menurut sejarah.

Klaim Mazar berhasil membesarkan hati umat Kristiani dan Yahudi di seluruh dunia yang bersikukuh bahwa Perjanjian Lama dapat dan semestinyalah ditafsirkan secara harfiah. Temuannya yang diakui itu khususnya diterima dengan penuh gairah di Israel karena di situlah kisah Daud dan Sulaiman berkaitan erat dengan klaim bangsa Yahudi atas Zion menurut Alkitab.

Kisah ini sudah sangat dikenal oleh setiap orang yang mempelajari Alkitab. Seorang penggembala muda bernama Daud dari suku Yudea berhasil menewaskan raksasa Goliath dari suku musuhnya, Filistin. Dia diangkat menjadi Raja Yudea setelah wafatnya Saul menjelang berakhirnya abad ke-11 SM. Dia menaklukkan Yerusalem, mempersatukan penduduk Yudea dengan suku Israel yang terpencar-pencar di utara. Kemudian, dia mulai membangun dinasti bangsawan yang dilanjutkan oleh Sulaiman hingga jauh memasuki abad ke-10 SM.

Alkitab mengisahkan bahwa Daud dan Sulaiman membangun kerajaan Israel yang menjadi kerajaan yang berkuasa dan bergengsi. Merentang dari Mediterania hingga Sungai Yordan, dari Damaskus hingga Negev. Namun demikian, ada masalah kecil. Meskipun telah dicari selama puluhan tahun, para ahli arkeologi tidak berhasil menemukan bukti kuat bahwa Daud ataupun Sulaiman pernah membangun apa pun.

Kemudian, Mazar mengumumkan temuannya. "Mazar tahu akibat pengumumannya itu," kata ahli arkeologi lain, David Ilan dari Hebrew Union College. "Dia secara sadar menceburkan diri ke dalam perdebatan sengit itu, dengan niat menimbulkan kontroversi."

Ilan sendiri meragukan bahwa Mazar telah menemukan istana Raja Daud. "Naluri saya mengatakan bahwa ini bangunan yang berasal dari abad ke-8 atau ke-9 SM," katanya, yang dibangun seratus tahun atau lebih setelah Sulaiman wafat pada 930 SM.

Lebih dari itu, para pengecam mempertanyakan motivasi Mazar. Mereka mengamati bahwa kegiatan penggaliannya disponsori oleh dua organisasi—City of David Foundation dan Shalem Center—yang dimaksudkan untuk meneguhkan klaim Israel atas kawasan itu. Dan para pengecam itu mencemooh Mazar yang menggunakan metode kuno yang dianut leluhurnya yang juga ahli arkeologi, seperti kakeknya, yang tanpa tedeng aling-aling melakukan penggalian dengan mengacu pada Alkitab.

Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan AlkitabGreg Girard/National Geographic

Di Lembah Elah, di mana Alkitab mengatakan David membunuh Goliath. Penggalian di kota berbenteng Khirbet Qeiyafa pada 2008 telah menemukan gerbang berbilik-bilik dan artefak yang berasal dari zaman David, sekitar 1000 SM.

Dulu, para ahli arkeologi terbiasa menggunakan Alkitab sebagai panduan, namun sekarang metode tersebut ditentang secara luas, dianggap sebagai nalar berputar-putar yang tidak ilmiah. Mereka sangat tegas, dianggap demikian oleh biang-penentangnya, yakni Finkelstein yang berkebangsaan Israel dari Tel Aviv University, yang dengan penuh semangat selalu menepiskan anggapan seperti itu.

Dia dan para pendukung lain yang meyakini "pembangunan bukan di zaman Daud" mengatakan bahwa kebanyakan bukti arkeologis di wilayah Israel dan sekitarnya menunjukkan bahwa masa yang dikemukakan oleh para ilmuwan Alkitab lebih tua satu abad. Bangunan "masa Sulaiman" yang digali oleh para arkeologi pengacu Alkitab dalam kurun waktu beberapa dasawarsa terakhir di Hazor, Gezer, dan Megiddo tidak dibangun pada masa Daud dan Sulaiman, katanya. Artinya, pastilah dibangun oleh para raja abad ke-9 SM dari dinasti Omride, puluhan tahun sesudah masa pemerintahan Daud dan Sulaiman.

Pada masa pemerintahan Daud, menurut Finkelstein, Yerusalem tidak lebih dari sekadar "pedesaan di perbukitan." Daud sendiri adalah pemuda miskin bersahaja, namun berambisi, yang bersaudara dengan Pancho Villa. Jumlah pengikutnya mungkin "500" orang bersenjatakan tongkat, suka berteriak-teriak serta memaki-maki dan meludah—bukan anggota pasukan hebat mengendarai kereta kuda seperti yang diceritakan dalam Alkitab.

"Tentu saja kita tidak sedang menyaksikan istana Daud!" Filkenstein bersuara lantang begitu disinggung perihal temuan Mazar. "Maksud saya, yang benar sajalah. Saya menghormati upayanya. Saya menyukainya—dia wanita yang menyenangkan. Tetapi, tafsiran ini—bagaimana mengatakannya ya—agak naif."

Sekarang justru teori Finkelstein-lah yang dipertanyakan. Tidak lama setelah klaim Mazar bahwa dia berhasil menemukan istana Raja Daud, dua ahli arkeologi lain mengemukakan temuan yang menakjubkan.

Tiga puluh kilometer di barat daya Yerusalem di Lembah Elah—tempat yang menurut Alkitab adalah tempat Daud menewaskan Goliath—guru besar Universitas Hebrew Yosef Garfinkel mengaku telah berhasil menggali sekelumit kota Yudea yang tepat berasal dari masa pemerintahan Daud.

Sementara itu, 50 kilometer di selatan Laut Mati di Yordania, guru besar University of California, San Diego yang bernama Thomas Levy menghabiskan delapan tahun terakhir ini menggali tambang tembaga besar di Khirbat en Nahas. Levy menetapkan usia salah satu periode produksi tembaga yang paling produktif di situs itu, yakni abad ke-10 SM. Produksi tembaga itu, menurut kisah dalam Alkitab, ketika musuh Daud, yakni bangsa Edom, bermukim di kawasan itu. (Akan tetapi, ilmuwan seperti Finkelstein meyakini bahwa bangsa Edom baru tumbuh berkembang dua abad kemudian.)

Kenyataan adanya kegiatan pertambangan dua abad sebelum kelompok Finkelstein menyatakan waktu kemunculan bangsa Edom menyiratkan adanya kegiatan perekonomian yang sudah maju pada waktu pemerintahan Daud dan Sulaiman.

Kontroversi Arkeologi Raja Daud dan Sulaiman, Sains dan AlkitabGreg Girard/National Geographic

Turis menjelajahi Megiddo, sebuah kota kuno di utara Yerusalem tempat para arkeolog menemukan reruntuhan istana dan istal—diimajikan oleh patung kuda logam. Mereka pertama kali dikaitkan dengan Sulaiman, tetapi bukti sekarang menunjukkan bahwa istal dibangun setidaknya satu abad setelah Alkitab meng

"Mungkin saja tambang ini milik Daud dan Sulaiman," kata Levy tentang temuannya itu. "Maksud saya, skala besar produksi logam ini menyiratkan besarnya negeri atau kerajaan purba tersebut."

Levy dan Garfinkel—keduanya pernah menerima hibah dari National Geographic Society—mendukung pendirian mereka dengan setumpuk data ilmiah. Data itu berupa pecahan gerabah serta biji buah zaitun dan kurma yang ditemukan di situs tersebut, yang usianya ditentukan dengan metode radiokarbon.

Jika bukti dari hasil penggalian mereka ini cukup dapat dipercaya, para ilmuwan masa lalu yang mengatakan bahwa Alkitab mengandung fakta akurat tentang kisah Daud dan Sulaiman, terbukti benar.

Sebagaimana dikatakan oleh Mazar dengan penuh suka cita, "Ini adalah akhir dari teori Filkenstein."
Diubah oleh Novena.Lizi 06-06-2023 20:19
0
782
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan