Pernahkah Gansist mengamati perihal tiang jaringan (tiang telpon, listrik dsb)? Pertanyaan yang tidak penting untuk dijawab, sebetulnya.

Setiap pulang dan berangkat saya tanpa sengaja sering melihat banyak sekali hampir di tiap titik di pinggir jalan ada tiang jaringan yang selalu dipasang dan ditanam selalu berkerumun atau berdampingan dengan tiang-tiang lain sehingga akan membentuk sebuah rumpun tiang besi yang berdiri menjulang.

Kira-kira Gansist tahu atau tidak mengapa penanaman tiang jaringan tersebut seperti berkerumpun atau membentuk kelompok?

Untuk mengetahui hal tersebut saya mencoba sedikit iseng melakukan survei. Saya mengambil satu foto tiang-tiang telepon listrik tersebut, kemudian aku share foto itu ke sebuah grup WA yang aku ikuti. Ternyata tidak ada respon yang aku dapat. Pada bingung kali ya, jawabannya, sama kayak saya.

Karena percobaan yang pertama gagal, saya kemudian melakukan percobaan survei yang kedua. Saya memasang foto tiang tersebut di story WA. Ternyata ada satu teman yang merespon, dan meresponnya pun bikin jengkel sekaligus geli plus ngakak. Aku skrishot nih.



Memang pertanyaan yang tidak penting banget dan jawabannya pun juga tidak penting. Saya cuma membatin begitu.

Karena belum nemu hasil yang memuaskan, lantas saya pun mengkhayal dan membayangkan kira-kiranya kenapa, ya?

Mungkin jawabannya; jika berdekatan, saat menggali pemasangan tiang akan lebih mudah. Saya kira tidak juga, sekeras apapun tanah jika digali pakai linggis pasti bisa, atau sekarang dengan alat yang lebih modern pun banyak. Jadi, jawabannya kurang tepat.

Kira-kira apa lagi, ya? Cling! Tiba-tiba muncul ide. Oh, mungkin dibikin berkerumun, agar tidak mengganggu pengguna jalan kali, ya. Kalau tidak berkerumun dikira pagar yang terbuat dari tiang besi di sepanjang pinggir jalan. Bayangkan Gansist, bila setiap 2 meter ada tiang besi, wuih bisa repot tuh, seperti menerobos tiang-tiang besi.

Nah, mungkin itulah alasan yang bisa dibilang masuk akal. Barangkali Gansist memiliki pendapat lain yang lebih ilmiah? Bisa banget lho, ditulis di kolom komentar, biar sayanya ikutan pinter.

Terima kasih atas kunjungan pada thread saya yang tak berguna ini. Salam kebajikan. Komentar yang bijak, ya!


Ilustrasi: dokprib narasi: oprib