- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Senja Dibalik Hujan


TS
Dheaafifah
Senja Dibalik Hujan
Aku terdiam di ruangan kosong, membiarkan kesedihan merajai hatiku. Seiring mataku memandang jendela, sinar mentari sore seakan berusaha menawarkan kehangatan untuk mengusir kesedihan yang menggelayut di sekelilingku. Namun, dalam kehampaan yang aku rasakan, sinar matahari itu tak mampu memadamkan rasa kecewa yang tengah menyayat jiwaku.

Aku masih teringat jelas bagaimana semuanya dimulai. Kami, sepasang kekasih yang dulu begitu bahagia. Setiap senyum, setiap pelukan, dan setiap janji kami bersama terasa begitu indah. Namun, semuanya berubah saat aku mengetahui bahwa dia telah melakukan pengkhianatan terbesar: selingkuh.
Aku berusaha keras memahami apa yang telah terjadi, mencoba menenangkan hati yang hancur. Namun, tiap kali wajahnya terlintas di pikiranku, luka itu semakin dalam. Aku merasakan sesak dalam dadaku, seolah diberitahu oleh hatiku sendiri bahwa cinta kami telah runtuh.
Aku merasa seperti pecahan kaca yang tak bisa lagi dipulihkan. Kepercayaanku terkoyak begitu saja, dan aku dibuat bertanya-tanya apakah semua yang telah kami bangun bersama hanyalah sebuah sandiwara belaka. Tangis tak terbendung keluar dari mataku, dan aku membiarkan mereka menjadi saksi bisu atas penderitaan yang aku rasakan.
Aku berharap dia akan menyesali perbuatannya, memohon maaf dengan tulus, dan memohon kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah rusak. Namun, semua yang kudapatkan hanyalah keheningan dan kekosongan. Rasa sakit itu semakin dalam ketika aku menyadari bahwa aku hanya sekadar pengganti dalam hatinya.
Pergi dari hidupnya adalah satu-satunya jalan yang bisa kucari. Aku memilih melangkah pergi, meski langkahku terasa berat. Perasaan itu masih terasa, kesedihan itu masih melingkari hatiku, tapi aku tahu aku harus bangkit. Kehancuran ini bukan akhir dari segalanya, melainkan titik awal bagi diriku yang baru.
Aku belajar untuk mencintai diriku sendiri, mengasihi diriku dengan segenap hati. Aku menemukan kekuatan dalam diriku yang dulu tak pernah kusadari. Aku menghadapi kesedihan itu dengan penuh keberanian, menolak untuk tenggelam dalam rasa sakit yang lama.

Aku masih teringat jelas bagaimana semuanya dimulai. Kami, sepasang kekasih yang dulu begitu bahagia. Setiap senyum, setiap pelukan, dan setiap janji kami bersama terasa begitu indah. Namun, semuanya berubah saat aku mengetahui bahwa dia telah melakukan pengkhianatan terbesar: selingkuh.
Aku berusaha keras memahami apa yang telah terjadi, mencoba menenangkan hati yang hancur. Namun, tiap kali wajahnya terlintas di pikiranku, luka itu semakin dalam. Aku merasakan sesak dalam dadaku, seolah diberitahu oleh hatiku sendiri bahwa cinta kami telah runtuh.
Aku merasa seperti pecahan kaca yang tak bisa lagi dipulihkan. Kepercayaanku terkoyak begitu saja, dan aku dibuat bertanya-tanya apakah semua yang telah kami bangun bersama hanyalah sebuah sandiwara belaka. Tangis tak terbendung keluar dari mataku, dan aku membiarkan mereka menjadi saksi bisu atas penderitaan yang aku rasakan.
Aku berharap dia akan menyesali perbuatannya, memohon maaf dengan tulus, dan memohon kesempatan untuk memperbaiki apa yang telah rusak. Namun, semua yang kudapatkan hanyalah keheningan dan kekosongan. Rasa sakit itu semakin dalam ketika aku menyadari bahwa aku hanya sekadar pengganti dalam hatinya.
Pergi dari hidupnya adalah satu-satunya jalan yang bisa kucari. Aku memilih melangkah pergi, meski langkahku terasa berat. Perasaan itu masih terasa, kesedihan itu masih melingkari hatiku, tapi aku tahu aku harus bangkit. Kehancuran ini bukan akhir dari segalanya, melainkan titik awal bagi diriku yang baru.
Aku belajar untuk mencintai diriku sendiri, mengasihi diriku dengan segenap hati. Aku menemukan kekuatan dalam diriku yang dulu tak pernah kusadari. Aku menghadapi kesedihan itu dengan penuh keberanian, menolak untuk tenggelam dalam rasa sakit yang lama.


bukhorigan memberi reputasi
1
4.1K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan