Seperti kita melihat sebuah rumah yang bocor. Kita hanya fokus pada titik kebocoran dan juga membersihkan air dari kebocoran itu. Tanpa memperhatikan lebih jauh, apa yang menyebabkan atap rumah tersebut bocor. Dan kita hanya bertanya-tanya “Kenapa atap itu bisa bocor, ya?”

Begitupun sebagai pemimpin tim, sudah seharusnya dapat mengarahkan tim untuk menjalankan semua pengerjaan sesuai dengan aturan. Jika ditemukan masalah, buatlah sebuah tim dapat mencari solusi dengan tetap dalam pengawasan. Dan jika diperlukan, bantu tim dalam mencari solusi tersebut. Membangun budaya tim yang saling bekerjasama, fokus pada tujuan, tidak menyalahkan diri jika ada sebuah kesalahan, itu memang tidak mudah. Perlu waktu dan perlu untuk terus konsisten dalam melakukannya. Terlebih jika sudah mendapati sebuah masalah, sering kali dalam sebuah tim menjadi panik dan saling menyalahkan. Namun jika seorang pemimpin, menerapkan pada timnya untuk dapat bersikap dengan positif. Menilai sudut padang sebuah permasalahan itu tidak hanya dari masalahnya saja, tapi fokus pada solusinya.

Menjadi seorang pemimpin itu bagaikan coach sepak bola di lapangan.Jika tim menemui sebuah permasalahan, coach tidak turun serta pada pertandingan di lapangan begitu saja. Namun coach itu memperhatikan/mengobservasi para pemainnya, bagaimana cara tim menghadapinya. jika dirasa salah. Coach akan membantu mengarahkan solusi terbaiknya.

Kunci menghadapi sebuah masalah itu adalah data. Kumpulkan hasil pengamatan yang kita lihat disetiap ada masalah. Selain itu, saling bertukar pendapat dengan tim. Agar pandangan kita tidak hanya sekedar pemahaman diri sendiri saja.