Kaskus

Hobby

irwantoasepAvatar border
TS
irwantoasep
FALSAFAH STOA SALAH SATU PEDOMAN DALAM DUNIA KERJA DAN KEHIDUPAN
Sebagian besar kaum urban,yang tinggal di kota - kota besar,seperti di bandung yang notabene warganya adalah perantauan dari berbagai daerah,yang mencoba mengadu nasib,untuk step by step nya pastilah akan ada yang merasa kesulitan akan adaptasi lingkungan yang mungkin di daerah tempat asalnya penuh keharmonisan dan penuh akan ketentraman dan kenyaman,sekarang tinggal di kota besar,penuh dengan hiruk pikuk yang mungkin nonstop 24 jam yang menuntut kita untuk memiliki effort ektra,karna kita harus bergelut dengan kebiasaan yang ada,termasuk bekerja yang kaya akan peraturan,tuntutan dan pressure dari atasan.

Dari sini awal mula saya berfikir keterkaitan filsafat stoa di dalam dunia kerja yang saya geluti,yang kita ketahui bersama kata stoa berasal dari Bahasa yunani yang berarti beranda rumah, sedangkan Stoik merujuk pada orang-orang yang belajar di beranda-beranda rumah.

Filsafat Stoa sendiri yakni mempelajari tentang falsafah hidup untuk lebih tenang, kecukupan hidup, kedamaian hati, pikiran, tidak takut akan kemiskinan, kesengsaraan, dan kematian.

Berbeda dengan Filsafat Yunani lainnya filsafat Stoa lebih meyakini keberadaan Logos (Ilahi) yang menyertai dan menguasai alam semesta. Artinya semua yang terjadi di dunia ini sudah ada garisnya yaitu kuasa Allah maka sudah seharusnya kita sebagai manusia adalah bertawakal menyerahkan diri semua kepada semesta (illahi) dan bersikap realistis dalam merespon segala sesuatu.

Penerapan falsafah Stoa sangat bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk masyarakat urban atau perkotaan. Sikap kompetitif kerja di kantor yang tinggi antar rekan kerja sering membuat lingkungan kerja tidak sehat. Rekan kerja yang cari muka ke atasan atau menjatuhkan kita di tempat kerja, di tambah kemacetan di jalan dan berkejaran dengan waktu seperti berangkat petang pulang petang dan besuk yang harus berangkat lagi dengan tugas yang menumpuk, rutinitas-rutinitas yang absurb seperti ini yang perlu dilakukan adalah dengan mengabaikan segala sesuatu diluar kendali kit dan berfokus atas apa yang bisa kita kendalikan yaitu perasaan kita sendiri. Apakah kita menerimanya dengan emosi, marah, atau menyerahkan semuanya kepada Allah.Selain, itu membatasi ekspektasi kita akan keinginan juga merupakan hal penting bagi kaum Stoa. Misalnya Jika kita sudah ditakdirkan hidup di perkotaan dengan keruwetanya maka terima saja. Sebagai orang yang dulunya hidup di perkampungan yang tidak ada kemacetan, tidak dikejar oleh waktu dan gangguan-gangguan emosional dari orang lain di jalan raya misalnya maka yang perlu dilakukan adalah mengurangi keinginan hidup di kota seperti hidup di tempat asal kita.

Segala hal yang terjadi dalam hidup kita adalah perspektif dari pikiran kita sendiri. Lihat perspektif dari pikiran yang lebih luas. Semua penderitaan yang kita alami saat ini jangan lihat itu semua sebagai penderitaan melainkan proses perjalanan hidup. Hidup tidak mungkin datar-datar saja pasti ada lika-liku kehidupan seperti senang-sedih, kehadiran-kehilangan, kelahiran-kematian yang pasti akan mewarnai dalam hidup kita. Maka berfokuslah pada yang bisa kita kendalikan dan abaikan segala hal di luar kontrol yang tidak bisa kita kendalikan . Jangan membuang waktu atas hal-hal yang tidak berguna karena hidup itu sementara maka nikmatilah hidup itu.


heyliarAvatar border
terbitcomytAvatar border
terbitcomyt dan heyliar memberi reputasi
2
530
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan