Yang paling terkenal dari Tegal mungkin warteg, makanan khasnya seperti Tahu Aci maupun pariwisatanya ada Guci dan pemandangan pantai Purwahamba Indah yang cukup mudah disinggahi karena dekat dengan jalan pantura, namun jangan salah lho Gansist orang Tegal juga terkenal akan toleransinya serta yang paling gampang bergaul dengan orang dari suku lain di perantauan.
Pengalaman saya sendiri malah enggan lho bergaul gerombolan satu perkumpulan orang Tegal semua, lebih suka ikut nimbrung dengan orang Sunda, Batak, Bugis, Madura dan yang lainnya hingga sekalipun misalnya dalam suatu perkumpulan itu ada 4 orang Madura sedang ngobrol pun tidak minder bagi seorang perantau dari Tegal untuk menggabungkan diri, memang sudah menjadi tradisi di daerah sana penerapan toleransi dengan berbagai macam etnis, suku, agama dan adat istiadat budayanya.
Menurut saya yang orang asli sana, dari Tegal yang unik itu bukan wartegnya atau pariwisatanya maupun yang lain tapi toleransi mereka (menganggap orang lain itu wonge dewek/orang sendiri/saudara) mungkin cukup jarang ada yang seperti di Tegal, hampir tiap desa walau yang terpencil sekalipun tetap ada warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang tinggal disitu walau mungkin cuma satu keluarga.
Menurut penilaian saya orang Tegal adalah yang paling toleran di Indonesia namun jika mengambil dari sumber pemberitaan yang didapat menuturkan dalam perayaan bersama tahun 2020 Walikota Dedy Yon Supriyono di SD PIUS mengatakan bahwa tingkat toleransi di kota Tegal itu nomer 2 se Jawa Tengah setelah Salatiga, pertikaian diantara warga mungkin tetap ada dan di Tegal pun tak luput dari itu namun yang pasti kalau di Tegal segala permusuhan dan pertikaian akan cepat diatasi dengan modal kekeluargaan (wonge dewek)
Toleransi atau lebih tepatnya kebaikan orang Tegal ini kembali dibuktikan di saat rombongan biksu yang tengah viral melakukan perjalanan dari Thailand menuju Candi Borobudur ini melewati objek wisata Purwahamba Indah (Purin) Suradadi, kabupaten tegal pada rabu pagi 24 Mei 2023.
Para biksu tersebut sampai menangis terharu dengan sambutan yang sangat baik dari warga Tegal yang sampai dituturkan oleh salah satu rombongan Bante Wawan,
Spoiler for :
Ada pernah baca komentar netizen tentang kebaikan yang didapat oleh rombongan tersebut wajar karena terus terpantau kamera, itu tidak bisa dialamatkan ke orang Tegal karena pada dasarnya orang baik tetaplah orang baik sekalipun berada di hutan yang tak terliput oleh kamera dan juga bukan sikap orang Tegal pamer dengan kebaikan diri sendiri.
Semoga lancar sampai tujuan para rombongan biksu tersebut, kejadian semacam ini sebenarnya perlu sering terjadi agar memupuk para warga Indonesia tentang bagaimana cara bersikap dengan orang yang berbeda dengan kita, jika berjalan dari Cirebon (Bante Wawan asli Cirebon) itu berarti melewati dua daerah Tegal yaitu Kabupaten Tegal dan Kotamadya tegal.
Patut ditiru Gansist, orang Tegal itu jarang geng-gengan di perantauan kayak yang lain, yang bikin keributan antar suku itu biasanya perkumpulan yang terdiri hanya di isi oleh satu suku, memang sih tidak ada larangan tentang itu namun lebih baik bergaul itu membaur!
"Narasi dan Opini Sendiri"
Tulisan Sendiri:
@amekachi
Sumber Tulisan dan Gambar:
1
2
