Bismillah

Dalam kehidupan di dunia yang sementara, kehidupan yang fana, maka tentu kita memiliki tujuan hidup yang sesungguhnya. Kehidupan yang kekal, harusnya kita tahu dan senantiasa meyakininya dalam hati.

Hidup yang pasti dan utama adalah hidup di kehidupan kekekalan yaitu kampung akhirat. Dengan sebab itulah sepatutnya kita mempersiapkan diri sejak dini bekal hidup kekal nan abadi tersebut.

Beberapa hal yang perlu kita ingat saat masih berkesempatan berada di dunia, jangan sampai kelak menjadi manusia bingung dan menyesal saat berada di akhirat:


Sering kita dengar bahwa janji adalah hutang. Jika kita tahu bahwa janji itu hutang, maka konsekwensinya hutang-hutang harus terselesaikan sebelum saat berpulang tiba.

Sementara sebagai muslim, kita tahu bahwa ajal itu tidak menunggu manusia tua, setiap saat, setiap detik ajal mengintai kehidupan manusia.

Menurut Islam, bahwa dari sebuah janji, kita dapat mengetahui sebesar apa seseorang itu menunaikan atau mengingkari, maka dapat diketahui tergolong munafik ataukah bukan.

Ketika seseorang senantiasa menunaikan janji-janjinya, itu artinya ia tergolong orang amanah.





Ketika memiliki hutang, jangan sampai terlupakan, karena hutang itu akan dimintai pertanggungan hingga akhirat.

Bahkan dikisahkan Rasulullah Al Amin tidak mau menyolatkan jenazah sahabat yang masih memiliki tanggungan hutang, hingga hutang itu diselesaikan oleh ahli warisnya. Artinya di sini, jangan sampai kita bermudah-mudahan dengan hutang.

Ketika berada di akhirat, tentu saja kita tidak mungkin dapat membayarnya, maka hutang-hutang itu akan dibayar dengan amal-amal kita semasa di dunia, jika demikian maka itu cukup menyakitkan.

Bagaimana tidak menyakitkan, kita yang beramal semasa di dunia, lantas kita jadi orang merugi karena tidak memperoleh apa-apa, lantaran pahala amal sholeh kita ditransfer sebagai bayaran atas hutang-hutang saat berada di dunia.

Quote:

Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,

من مات وعليه دَينٌ ، فليس ثم دينارٌ ولا درهمٌ ، ولكنها الحسناتُ والسيئاتُ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya hutang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya)” (HR. Ibnu Majah no. 2414, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 437).

As Sindi Rahimahullah menjelaskan, “Maksudnya, akan diambil kebaikan-kebaikannya, dan akan diberikan kepada si pemberi hutang sebagai ganti dari hutang yang belum terbayar” (Hasyiah As Sindi ‘ala Sunan Ibnu Majah, 2: 77).

Yang perlu kita ingat juga adalah terkait dengan dosa-dosa. Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari dosa, khilaf dan lupa.

Sehingga patut bagi kita senantiasa mengingat dosa-dosa, memperbanyak istighfar.



Memiliki anak adalah sebuah anugerah, tetapi penting bagi kita pula selaku orang tua, supaya mendidik anak pada aqidah yang benar dan lurus.

Sehingga kita tidak meninggalkan generasi yang ringkih hati dan lemah iman, karena iman adalah pondasi kehidupan.

5. Tempat Pulang

Dunia adalah hanya tempat singgah, maka tempat pulang kita adalah akhirat. Surgalah tempat pulang dan kembali kita sesungguhnya.

Tempat pulanglah yang harus kita ingat dan kita perjuangkan keselamatannya





Semoga kita senantiasa dapat mengingat hal-hal penting tersebut, serta mampu mengupayakan diri agar selamat di kampung akhirat kelak.

Lebih penting lagi kita tidak terpedaya oleh gemerlap dan tipu daya dunia fana, sehingga senantiasa berhati-hati dalam menapaki hidup.

Tulisan : nibrasulhaq
Narasi : oppri