Aceng itulah namaku ia bercita-cita ingin hidup seribu tahun lagi, yah namanya juga manusia yang nggak masuk akal pun dimasuk masukkan dan suatu kebetulan atau kebetulan sekali Aceng tuh pandai membuat puisi, setidaknya dirinya sendiri mengakui pintar buat puisi kalaupun orang lain menganggap puisi yang acak kadut ya Aceng mana peduli, emang aceng pikirun?


Sore hari dan itulah saat terbaik Aceng tuk membuat puisi, sepertinya puisi tentang perpolitikan negeri Wakanda sih bukan tentang perpolitikan di negeri Aceng sendiri, begini puisi eh sajak Aceng....







Sambil menyeruput kopi dan rokok sebatang Aceng terus sibuk dengan aktivitas kesehariannya setelah lelah bekerja, karena kadang walaupun Aceng dulu gemar bermain sepakbola waktu kecil namun sekarang sudah malas, sudah capek ditambah capek pula

Akhirnya melimpahkan diri untuk
Menjalankan hiburan lainnya semacam membuat puisi
Menulis maupun melukis
Aktifitas yang tak begitu membutuhkan tenaga yang banyak, kadang sampai malam jua karena Aceng sebenarnya tidak suka terlalu dekat dengan tetangga

Pikir Aceng, kalau dekat dengan tetangga memang dirinya akan lebih akrab dan bisa saling membantu namun karena hubungan yang sangat dekat itu bisa pula menjerumuskan Aceng pada pertengkaran dengan tetangganya sendiri, jadi menurut Aceng sih lebih baik sama tetangga hanya sekedar say hello aja.

Itu prinsip luhur Aceng, walau sebenarnya nggak luhur luhur amat sih



Kopi buatan istri Aceng sangat nikmat, itu kepandaian Aceng mencari istri.... istri kedua setelah bercerai dengan istri pertamanya, memang strata masih dibawah istri pertama, namun Eulis istri kedua Aceng itu yang paling mengerti isi hati dirinya

Lemah lembut, tutur kata yang manis semanis rupa dan mana Eulis, khas wanita dari dataran Sunda.


SELESAI.