Telepon itu masuk, seperti biasa dirinyalah yang selalu ingin berhubungan.
 
Sudah hampir kami 5 tahun pacaran, namun tidak pernah sekalipun aku yang memulai jika sedang ingin melakukan dengannya. Bagaimana tidak, dalam seminggu kami dapat melakukannya lebih dari 6 kali, itu berarti hanya ada libur satu hari. Dan tidak jarang dalam satu hari kami bisa bertemu lebih dari sekali.
 
Semua biaya tentu saja dibayarkan oleh pacarku, bagaimana tidak, dirinya adalah istri simpanan dari seorang yang sangat kaya raya.
 
Entah apa aku ini, simpanan dari seorang simpanan. Mungkin aku adalah kasta terendah dari manusia dengan label sebuah hubungan.
 
Aku tidak pernah cemburu dengan wanita ini, jika dia memang ingin berpisah denganku, atau sudah bosan denganku aku sama sekali tidak merasa keberatan dengan semua itu.
 
Sudah beberapa hari ini aku merasakan kecurigaan bahwa dirinya baru saja menemukan pria baru yang masih segar untuk menemaninya.
 
Dan berkecamuk dalam pikiranku, kenapa aku masih ada disini diatas dirinya yang sedang keenakan mendesah merasakan gesekan dari pinggangku.
 
Lamunanku itu membuat hubungan seksual kami menjadi semakin lama, aku terus berfikir apa yang wanita ini inginkan kedepannya. Bukankah dengan memiliki satu selingkuhan saja sudah berbahaya, kenapa sekarang menjadi dua.
 
Saat aku sudah akan menyelesaikan permainan ini tiba-tiba saja pintu hotel dibuka dengan paksa, aku tidak dapat berhenti karena rasa nafsu yang sudah diujung.
 
Seorang pria dengan geramnya dari belakang memukul kepalaku dengan benda tumpul.
 
Aku terbujur jatuh, pandanganku mulai buram, dan kulihat wanita itu hanya tersenyum melihat kepadaku.