- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Carl Icahn Mendadak 'Miskin', Hartanya Amblas Rp 150 T Dalam Sehari


TS
kepala.plontos
Carl Icahn Mendadak 'Miskin', Hartanya Amblas Rp 150 T Dalam Sehari
Quote:
Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2023 12:47 WIB

Foto: REUTERS/Brendan McDermid.
Jakarta- Harta kekayaan salah satu aktivis sekaligus investor paling sukses di Wall Street, Carl Icahn anjlok hingga US$ 10 miliar atau setara Rp 150 triliun (kurs Rp 15.000/US$) dalam sehari. Kondisi ini disebabkan oleh perusahaannya, Icahn Enterprises, yang dituduh menggunakan skema ponzi.
Dilansir dari Fortune, Rabu (3/5/2023), tuduhan tersebut dilayangkan oleh Hindenburg Research. Akibatnya, pada perdagangan Selasa, saham Icahn Enterprises turun hingga 20%. Angka ini merupakan rekor tertingginya, hingga memangkas US$ 3,1 miliar atau setara Rp 46,5 triliun dari kekayaannya.
Tidak hanya itu, Hindenburg juga merinci margin pinjaman investor yang dijaminkan oleh saham Icahn di perusahaannya, yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh Bloomberg Billionaires Index. Besaran tersebut pun kembali memangkas kekayaan bersih Icahn hingga US$ 7,3 miliar atau setara Rp 109,5 triliun. Sehingga kalau ditotal, jumlah pemangkasannya melebihi US$ 10 miliar atau setara Rp 150 triliun.
Sementara itu, menurut indeks kekayaan, secara keseluruhan kekayaan Icahn anjlok 41% menjadi US$ 14,6 miliar atau setara Rp 219 triliun. Kondisi ini membuatnya terjun bebas dari posisi orang terkaya ke-58 di dunia, menjadi peringkat ke-119.
Icahn Enterprises sendiri merupakan perusahaan yang mengendalikan saham bisnis di sektor energi, otomotif, makanan, hingga real estate. Hindenburg menyebut, perusahaan memiliki leverage yang berlebihan dan diperdagangkan dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan nilai aset bersihnya.
Tidak hanya itu, Hindenburg juga menilai, perusahaan menarik bagi pada investor ritel lantaran para pemegang unit lainnya menerima dividen tunai. Padahal, Hindenburg meyakini hasil dividen yang tinggi itu tidak didukung oleh arus kas dan kinerja investasi perusahaan.
Hindenburg mengkritik Icahn karena gagal mengungkapkan berapa banyak yang dia pinjam, suku bunga atau rasio pemeliharaan pinjaman terhadap nilai yang terkait dengan pinjaman margin. Mereka juga mempertanyakan bagaimana perusahaan menilai investasi-investasinya itu.
Menanggapi tuduhan tersebut, dalam sebuah pernyataan Icahn mengatakan, laporan yang disampaikan Hindenburg dimaksudkan semata-mata untuk menghasilkan keuntungan dengan mengorbankan pemangku kepentingan jangka panjang Icahn Enterprises.
Icahn sendiri mulai melaporkan pinjaman margin yang dijaminkan dengan sahamnya di perusahaan pada tahun 2021, pada saat dia memiliki sekitar 65% saham yang dijaminkan. Menurut laporan tahunan perusahaan di 2022, ia meningkatkan jumlahnya tahun lalu, dan per Februari memiliki lebih dari 181 juta saham senilai US$ 9,2 miliar atau setara Rp 138 triliun yang mendukung pinjaman tersebut.
Adapun sebelum penurunan nilai saham ini, besaran saham Carl Icahn pada Icahn Enterprises bernilai US$ 15,7 miliar atau setara Rp 235,5 triliun. Bahkan, sebelumnya Icahn telah sempat meningkatkan kepemilikannya di perusahaan tersebut dengan mengambil dividen berupa tambahan unit.
Sebagai tambahan informasi, Icahn adalah miliarder terbaru yang menjadi sasaran Hindenburg tahun ini, setelah mengejar Gautam Adani dari India dan Jack Dorsey dari Block Inc. Dia memiliki lebih dari 85% unit Icahn Enterprises melalui berbagai entitas, yang merupakan bagian terbesar dari kekayaannya. (eds/eds)
Jakarta- Harta kekayaan salah satu aktivis sekaligus investor paling sukses di Wall Street, Carl Icahn anjlok hingga US$ 10 miliar atau setara Rp 150 triliun (kurs Rp 15.000/US$) dalam sehari. Kondisi ini disebabkan oleh perusahaannya, Icahn Enterprises, yang dituduh menggunakan skema ponzi.
Dilansir dari Fortune, Rabu (3/5/2023), tuduhan tersebut dilayangkan oleh Hindenburg Research. Akibatnya, pada perdagangan Selasa, saham Icahn Enterprises turun hingga 20%. Angka ini merupakan rekor tertingginya, hingga memangkas US$ 3,1 miliar atau setara Rp 46,5 triliun dari kekayaannya.
Tidak hanya itu, Hindenburg juga merinci margin pinjaman investor yang dijaminkan oleh saham Icahn di perusahaannya, yang sebelumnya tidak diperhitungkan oleh Bloomberg Billionaires Index. Besaran tersebut pun kembali memangkas kekayaan bersih Icahn hingga US$ 7,3 miliar atau setara Rp 109,5 triliun. Sehingga kalau ditotal, jumlah pemangkasannya melebihi US$ 10 miliar atau setara Rp 150 triliun.
Sementara itu, menurut indeks kekayaan, secara keseluruhan kekayaan Icahn anjlok 41% menjadi US$ 14,6 miliar atau setara Rp 219 triliun. Kondisi ini membuatnya terjun bebas dari posisi orang terkaya ke-58 di dunia, menjadi peringkat ke-119.
Icahn Enterprises sendiri merupakan perusahaan yang mengendalikan saham bisnis di sektor energi, otomotif, makanan, hingga real estate. Hindenburg menyebut, perusahaan memiliki leverage yang berlebihan dan diperdagangkan dengan harga yang sangat tinggi dibandingkan dengan nilai aset bersihnya.
Tidak hanya itu, Hindenburg juga menilai, perusahaan menarik bagi pada investor ritel lantaran para pemegang unit lainnya menerima dividen tunai. Padahal, Hindenburg meyakini hasil dividen yang tinggi itu tidak didukung oleh arus kas dan kinerja investasi perusahaan.
Hindenburg mengkritik Icahn karena gagal mengungkapkan berapa banyak yang dia pinjam, suku bunga atau rasio pemeliharaan pinjaman terhadap nilai yang terkait dengan pinjaman margin. Mereka juga mempertanyakan bagaimana perusahaan menilai investasi-investasinya itu.
Menanggapi tuduhan tersebut, dalam sebuah pernyataan Icahn mengatakan, laporan yang disampaikan Hindenburg dimaksudkan semata-mata untuk menghasilkan keuntungan dengan mengorbankan pemangku kepentingan jangka panjang Icahn Enterprises.
Icahn sendiri mulai melaporkan pinjaman margin yang dijaminkan dengan sahamnya di perusahaan pada tahun 2021, pada saat dia memiliki sekitar 65% saham yang dijaminkan. Menurut laporan tahunan perusahaan di 2022, ia meningkatkan jumlahnya tahun lalu, dan per Februari memiliki lebih dari 181 juta saham senilai US$ 9,2 miliar atau setara Rp 138 triliun yang mendukung pinjaman tersebut.
Adapun sebelum penurunan nilai saham ini, besaran saham Carl Icahn pada Icahn Enterprises bernilai US$ 15,7 miliar atau setara Rp 235,5 triliun. Bahkan, sebelumnya Icahn telah sempat meningkatkan kepemilikannya di perusahaan tersebut dengan mengambil dividen berupa tambahan unit.
Sebagai tambahan informasi, Icahn adalah miliarder terbaru yang menjadi sasaran Hindenburg tahun ini, setelah mengejar Gautam Adani dari India dan Jack Dorsey dari Block Inc. Dia memiliki lebih dari 85% unit Icahn Enterprises melalui berbagai entitas, yang merupakan bagian terbesar dari kekayaannya. (eds/eds)


bukan.bomat memberi reputasi
-1
709
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan