kaze27Avatar border
TS
kaze27
I Want to Die [ PROLOG]

      Menurutmu, apa itu kehidupan? Banyak orang mendambakan umur yang panjang dan bahkan keabadian. Kalau memang kehidupan itu sangat berarti, lantas mengapa aku sangat membencinya. Alih-alih mendambakannya, aku bahkan berharap bisa mengakhiri ini secepatnya. Rasanya melelahkan dan jujur saja aku muak. Bukan aku tak bersyukur telah diberikan hidup, akan tetapi jujur saja ini melelahkan. Aku tak tahu harus apa dan bagaimana caraku menghadapinya. Aku seakan hilang arah. Aku tak punya tujuan. Aku tak tahu akan kemana aku harus melangkah. Haruskah aku terus berjalan atau berhenti saja? Apa yang harus kulakukan? Apa ada seseorang yang bisa menunjukan jalan padaku? Kapan ini semua berakhir? Aku lelah terus berjalan tanpa tahu akan kemana. Aku ingin berhenti. Ini menyesakkan. Aku tak bisa bernafas dengan lega. Aku terus-menerus mengkhawatirkan langkah yang kuambil.
       Aku takut  kalau langkah yang selama ini aku ambil ternyata salah dan berakhir berantakan. Aku takut memikirkan pandangan orang-orang padaku. Mungkin dari luar aku tampak tak peduli akan pendapat orang lain padaku. Namun jujur saja aku selalu memikirkannya dan  itu membuatku gelisah. Aku selalu bertanya-tanya pada diriku, bagaimana jika langkah yang kuambil ini salah. Sanggupkah aku bertahan nantinya. Bagaimana jika nanti aku kecewa. Aku takut membayangkannya. Aku takut jika itu semua terjadi nantinya aku akan ditinggalkan.
         “Sya, gimana kalau gue mati?” ucapku sepontan. Entah kenapa tiba-tiba saja kata itu terlontar keluar dari mulutku.

     Rasya yang sedari duduk santai di sebelahku langsung bangkit dari tempat duduknya dan beralih menatapku dengan mata bulatnya. “Lo gila? Jangan, bego! Lo ada masalah apa?”
      “Gue nggak papa, cuma mau nanya aja. Ya lagian umur kan nggak ada yang tahu.” jawabku enteng.
      “Serius deh, lo nggak papa kan? Jangan nekat deh. Istighfar lo.” ucapnya dengan mencondongkan wajahnya kearahku dengan tatapan mengintimidasi miliknya.

       “Ah apaan sih. Gue nggak papa.” ucapku, mendorong pelan wajahnya.
      “Ya lagian lagak lo kayak orang mau bunuh diri aja.”

      Aku tersenyum tipis mendengarnya.

     Jika saja bunuh diri tak dosa mungkin sudah dari dulu aku lakukan.

      Rasya masih menatapku dengan tatapan penuh mengintimidasi miliknya.

      "Berhenti natap gue. Gue nggak bakalan bunuh diri. Gue tahu bunuh diri itu dosa dan gue nggak mau masuk neraka gitu aja. Kalau mau mah udah dari dulu kali gue lakuin."

      "Gue nggak tahu lo punya masalah apa, tapi gue tahu apapun itu masalahnya gue yakin lo pasti bisa ngelewatin itu semua. Gue tahu lo bisa, jangan pernah nyerah Ra. Lo nggak sendirian kok."

      Entah karena air hujan yang mulai turun atau kata-kata Rasya yang membuat pipiku mulai basah. Rasanya sedikit melegakan saat tahu kalau ternyata masih ada seseorang yang peduli padaku.

      Hari itu aku tersadar kalau ternyata aku ini masih menyukai sesuatu seperti kebersamaan.

     

Diubah oleh kaze27 29-05-2023 08:17
bukhoriganAvatar border
findra32Avatar border
findra32 dan bukhorigan memberi reputasi
2
659
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan