hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Buka Suara Soal Shaf Wanita Akui Bermazhab Bung Karno


Pondok pesantren Al-Zaytun merupakan sebuah lembaga pendidikan berbasis Islami yang berada di kawasan Indramayu. Menerapkan sistem boarding school menjadikan pondok ini menjadi salah satu pusat pendidikan terbesar yang ada di Indonesia sengan menawarkan mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi.

Ketenaran itulah yang membuat Pondok Pesantren Al-Zaytun kini tengah menjadi perbincangan publik karena sikapnya dianggap kontroversial saat pelaksanaan shalat idul fitri beberapa waktu lalu.

Diketahui bahwa Pondok Pesantren Al-Zaytun saat itu tengah menggelar pelaksanaan shalat idul fitri. Namun, menjadi perdebatan ialah ketika ada seorang wanita yang posisi shalatnya berada di baris paling depan atau sejajar dengan shaf laki-laki.



Video yang beredar menampakkan suasana shalat idul fitri di Ponpes Al-Zaytun itu sontak menjadi perbincangan warganet. Pasalnya ibadah yang dilakukan oleh pihak pondok tidak selaras dengan ketentuan dalam shalat berjama'ah.

Setelah permasalahan tersebut mengudara, pihak pondok pesantren pun akhirnya buka suara guna menjawab berita yang telah terlanjur jadi perbincangan.

Syekh AS Panji Gumilang sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun coba menjelaskan perihal permasalahan tersebut. Lewat wawancaranya ia mengatakan bahwa selama ini dirinya mengaku menggunakan mazhab Bung Karno.



Adapun alasan Syekh AS Panji Gumilang bermazhab Bung Karno dikarenakan dulu ia pernah langsung berjabat tangan saat dirinya berada di kelas 3 SD, kemudian ia pun telah mempelajari pemikiran presiden pertama Republik Indonesia tersebut.

Menyinggung soal mazhab yang diyakini oleh sang kiai tentu itu haknya sendiri. Namun, ketika sudah berurusan dengan ritual ibadah setidaknya kita mengikuti mazhab yang ada karena keempat imam mujtahid tersebut telah diakui keilmuannya.

Jika melihat profil dari Bung Karno sendiri, beliau bukan sosok tokoh agamis melainkan lebih dominan kepada tokoh nasionalis. Tentu jika Ir. Soekarno dijadikan mazhab untuk melaksanakan ritual ibadah maka bukan sesuatu yang bisa dibenarkan.

Jika menjadikan Ir. Soekarno sebagai panutan untuk membangun bangsa, menjalankan tatanan negara maka bisa saja pemikirannya diikuti mengingat kapabilitas Bung Karno sebagai sosok proklamator sangat diakui.

Sumber :

Opini pribadi

1


0
620
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan