Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang Eni Yati angkat bicara perihal belum dibayarnya insentif penanganan pasien COVID-19 bagi tenaga kesehatan (nakes). Eni menyebut saat ini Pemkab Pandeglang tidak punya anggaran untuk membayar para nakes.

"Nggak ada dari sananya (APBD), nggak ada, daerahnya belum menganggarkan, anggaran APBD-nya belum cukup, tapi sudah kita ajukan," kata Eni saat dimintai konfirmasi, Sabtu (8/4/23).

Eni menjelaskan, sebelumnya, insentif para nakes yang masuk pada tim gugus COVID-19 bersumber dari APBN.

Namun saat ini, ia mengatakan pembayaran insentif tersebut dilimpahkan ke daerah masing-masing.

"Pusat sudah nggak anggarkan lagi, dilimpahkan ke daerah, dan daerahnya karena memang aturannya mendadak di pertengahan anggaran, ya nggak bisalah, anggaran APBD harus direncanakan setahun sebelumnya," terangnya.

Eni mengaku sudah mengajukan kepada Pemkab untuk segera mengalokasikan anggaran untuk melunasi insentif. Ia berjanji akan segera mengalokasikan anggaran tersebut jika sudah dianggarkan oleh Pemkab.

"Sudah kita ajukan, itu sudah tanggung jawab pemerintah daerah. Insyaallah anggarannya ada, kita langsung bayarkan," imbuhnya.

Sebelumnya, dua tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Berkah Pandeglang mengaku belum mendapatkan bayaran atas insentif penanganan pasien COVID-19. Nakes yang tak ingin identitasnya diungkap ini mengatakan insentif yang belum dibayarkan adalah periode Januari hingga Desember 2022.

"Belum dibayarkan satu tahun lebih, dari Januari ke Desember 2022," katanya kepada wartawan di RSUD Berkah Pandeglang, Sabtu (8/4/23).

Dia menuturkan perawat rumah sakit di sejumlah daerah lainnya yang terlibat penanganan pasien COVID-19 sudah mendapatkan insentif. Namun dirinya dan teman-temannya yang bekerja di RS Berkah Pandeglang belum mendapatkan hak atas pekerjaan mereka.

"Tangerang Kota sudah, (tingkat) provinsi udah. Kalau Pandeglang nggak jelas mandeknya di mana," ucap nakes tersebut.

https://news.detik.com/berita/d-6662...ini-kata-dirut