- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Biografi Dr. Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma Dan Dokter Terkaya Di Indonesia


TS
peteradis
Biografi Dr. Boenjamin Setiawan, Pendiri Kalbe Farma Dan Dokter Terkaya Di Indonesia
Dunia bisnis dan kesehatan Indonesia baru saja kehilangan salah satu sosok yang sangat berjasa dan berpengaruh dalam perkembangan industri farmasi dan kesehatan di Indonesia. Salah satu pendiri Kalbe Farma, dr. Boenjamin Setiawan telah meninggal dunia pada Selasa, 4 April 2023 sekitar pukul 07.00 WIB di Rumah Sakit Umum Medistra, Jakarta.
Untuk mengenang sosoknya, kali ini aku akan menuliskan biografi beliau sebaik dan selengkap mungkin. Semoga menginspirasi dan bermanfaat. Selamat membaca.
dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D. yang memiliki nama Tionghoa, Khow Lip Boen lahir pada 23 September 1933 di Tegal, Jawa Tengah. Sosok yang juga dikenal sebagai Dokter Boen tersebut merupakan seorang pengusaha Indonesia yang turut mendirikan PT. Kalbe Farma Tbk yang awalnya adalah sebuah perusahaan farmasi kecil yang bertujuan memproduksi obat-obatan generik dan bahan-bahan farmasi lain.
Tidak banyak informasi detail mengenai latar belakang pendidikan dr. Boen yang dapat ditemukan. Beliau menjalani pendidikan sekolah dasar di Tegal dan kemudian melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Jakarta. Ia lalu mengambil pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1951 dan berhasil lulus pada 1958.
Mendekati akhir masa kuliah, Ia sempat menjadi dosen muda di Jurusan Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dijalaninya pada rentang 1955 – 1986. Selain itu, Boenjamin juga sempat bekerja sebagai dokter umum di berbagai rumah sakit di Indonesia sebelum akhirnya terjun ke industri farmasi.
Tidak lama setelah lulus dari Universitas Indonesia, Boenjamin melanjutkan pendidikan ke luar negeri, tepatnya di Universitas California, San Fransisco, Amerika Serikat. Dari universitas tersebut, Ia memperoleh gelar Ph.D. di bidang farmakologi pada 1961.
Sebelum mendirikan Kalbe Farma, pada 1963, dr. Boen bersama beberapa rekannya sempat mendirikan PT. Farmindo. Namun karena kurangnya kemampuan dan pengalaman di bidang pemasaran, perusahaan yang mereka dirikan hanya mampu bertahan selama tiga tahun saja. Boenjamin dan rekan-rekan berhasil memproduksi produk obat-obatan, namun gagal dalam hal distribusi.
Pada 10 September 1966, bersama dengan lima saudaranya yaitu Khow Lip Tjoen, Theresia Harsini Setiady, Khow Lip Swan, Maria Karmila, dan Fransiscus Bing Aryantoi (Khow Lip Bing), ia mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dari sebuah garasi rumah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta. Nama perusahaan tersebut, Kalbe, diambil dari singkatan nama Boenjamin dan saudaranya Bing, KLB yang dibaca Kalbe.
Pada masa awal, Kalbe hanya memproduksi dan menjual obat-obat etikal (obat dengan resep dokter) dengan produk paling awal adalah Bioplacenton dan Kalpanax. Di kemudian hari, Kalbe juga menjual obat-obatan generik dan nutrisi (suplemen).
Pada masa-masa awal, PT Kalbe Farma hanya memiliki dua pabrik kecil yang terletak di Jakarta, namun perusahaan ini terus berkembang dan memperluas operasinya. Pada tahun 1980, PT Kalbe Farma meluncurkan salah satu produknya yang masih dikenal dan beredar hingga saat ini, Promag yang merupakan obat sakit maag.
Sejak saat itu, dibawah pimpinan dr. Boen sebagai CEO, PT. Kalbe Farma terus melahirkan aneka produk baru hingga akhirnya menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Beberapa produk lain yang kita kenal diantaranya Enervon-C, Extra Joss, Fatigon, Komix, Mixagrip, Neuralgin, Prenagen, dan Wood’s.
Pada tahun 1994, PT Kalbe Farma menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Hal ini membuat PT Kalbe Farma menjadi salah satu perusahaan publik terbesar di Indonesia dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri farmasi nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, PT Kalbe Farma terus mengembangkan produk-produk baru dan memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Perusahaan ini juga terus memperkuat program-program CSR-nya untuk membantu masyarakat Indonesia yang membutuhkan.
Saat ini, PT Kalbe Farma telah berkembang menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar dan terkemuka di Indonesia. Kalbe Farma memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan afiliasi yang beroperasi di seluruh Indonesia. PT Kalbe Farma juga memiliki kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan farmasi dan bioteknologi terkemuka di dunia, dan terus berupaya untuk menjadi pemimpin di industri farmasi nasional dan internasional.
Beberapa perusahaan yang berada di bawah naungan Kalbe Group antara lain toko buku Kalman, PT. Tatas Mulia (produsen makanan anak-anak), PT. Igar Jaya (produsen gelas), dan PT. Enseval (perusahaan distribusi).
Selain inovasi produk, kunci lain kesuksesan Boenjamin dan Kalbe Farma terletak pada pemilihan waktu yang tepat. Kala itu, Orde Baru pimpinan Soeharto memberikan kemudahan izin pada pabrik-pabrik farmasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Harga produk yang ditawarkan oleh pabrik farmasi asing cenderung mahal, sementara harga produk pabrik farmasi lokal cenderung murah. Kalbe mencoba memanfaatkan kondisi tersebut dengan masuk di posisi harga diantara pabrik farmasi asing dan pabrik farmasi lokal.
Selain itu, Kalbe juga dengan cerdik menjalin kemitraan dengan dokter dalam memasarkan produknya, salah satunya Kalpanax yang ampuh membasmi penyakit panu yang banyak diderita oleh orang Indonesia pada masa itu.
Berkat kesuksesannya bersama Kalbe Farma, Dokter Boen mendapat predikat sebagai dokter terkaya di Indonesia. Hartanya diperkirakan berjumlah USD 4,8 Miliar yang menempatkannya sebagai orang terkaya kedelapan di Indonesia berdasarkan pada Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia 2022.
Selain itu, sejumlah penghargaan individual juga diraihnya sebagai pengakuan atas prestasinya, diantaranya Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh dari majalah Warta Indonesia pada 2005, Lifetime Achievement Award dari Ernst & Young pada 2006, dan Lifetime Achievement Award dari Tahir Foundation pada 2014. Ia juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada 2013.
Itulah biografi dan kiprah dr. Boenjamin Setiawan.
Spoiler for Referensi:
Diubah oleh peteradis 05-04-2023 22:20






abadke8 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan